Mengapa Harga Bitcoin (BTC) Terus Terkoreksi?

Jika berbicara soal mata uang kripto, Bitcoin (BTC) tidak pernah bisa lewat dari pembicaraan. Mata uang kripto pertama di dunia ini tidak pernah gagal menarik perhatian para investor. Selama beberapa tahun terakhir, Bitcoin konsisten bertengger pada peringkat pertama mata uang kripto dengan harga dan kapitalisasi pasar tertinggi. Nilainya meningkat jutaan kali lipat jika dibandingkan dengan 13 tahun lalu ketika pertama kali diluncurkan.

Namun, di balik nilainya yang terus meningkat, harga Bitcoin juga terus-terusan mengalami koreksi selama beberapa bulan terakhir. Sebelum mengetahui penyebab terkoreksinya harga Bitcoin, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu apa itu koreksi dalam mata uang kripto.

Apa Itu Koreksi dalam Mata Uang Kripto?

Dilansir dari Investopedia, koreksi merujuk pada sebuah penurunan 10 persen atau lebih pada harga sekuritas dari harga puncak terakhir. Investor cenderung menilai terlalu tinggi harga mata uang kripto. Jika hal ini terjadi, pasar akan mengoreksi dirinya sendiri ketika bullish habis dan dibutuhkan sedikit waktu untuk pulih. 

Pola triangle BTC di time frame 12 jam telah terbentuk, sehingga saat ini berada di jalur US$40.000 untuk kali pertama sejak September 2021.

Ketika sebagian besar pembeli membeli aset dan jumlah pembeli baru yang mendukung tren naik sangat sedikit, kelelahan pun terjadi. Maka, harga akan turun ketika pesanan penjualan menumpuk dan buku pesanan tidak mendapatkan entri pembelian yang cukup.

Penyebab Harga Bitcoin (BTC) Terus Terkoreksi

Koreksi sering terjadi sebagai akibat dari peristiwa kecil dan faktor teknis. Misalnya seperti pembeli di pasar yang menghadapi tingkat resistensi secara intens, volume perdagangan yang rendah, dan lain sebagainya. Dalam kasus Bitcoin, setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat harganya terus terkoreksi. Berikut ini beberapa penyebabnya.

  • Perusahaan Tiongkok Evergrande gagal membayar utang

Pada September 2021, harga Bitcoin (BTC) meluncur tajam hingga kurang dari US$1,9 triliun. Hal serupa kembali terjadi pada penghujung tahun 2021, di mana Bitcoin kembali terkoreksi 3,75 persen, menyebabkan harganya turun ke level US$48.395 per BTC pada 10 Desember 2021. 

Mengapa Krisis Evergrande Hantui Pasar Kripto?

Salah satu penyebab koreksi harga BitBTC ini adalah kasus perusahaan properti Tiongkok, Evergrande, yang gagal membayar utangnya. Peringkat perusahaan properti raksasa Tiongkok ini dipangkas oleh Fitch Ratings (lembaga pemeringkat internasional) menjadi gagal bayar atau default.

Kasus ini memberikan sentimen negatif pada pasar Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Kendati faktor ini terdampak sebelumnya terhadap penurunan nilai kripto nomor ini, namun koreksi terbaru beberapa hari lalu, juga masih terkait ini.

Salah satu yang tersangkut di sini adalah perusahaan Tether, penerbit stablecoin USDT disinyalir punya aset berupa surat utang (obligasi) Evergrande. Belakangan Tether menolak spekulasi itu.

  • Kebijakan bank sentral Amerika Serikat kian kuatkan dolar AS

Penyebab koreksi harga Bitcoin lainnya adalah fokus investor yang sedang teralih pada arah kebijakan Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat. Berdasarkan rapat yang sudah dilaksanakan pada Desember 2021 lalu, The Fed memutuskan untuk mempercepat tapering hingga Maret 2022, lalu menaikkan suku bunga untuk menghambat kenaikan inflasi. Hal ini dianggap berpotensi menurunkan tekanan beli aset seperti saham dan kripto, karena pada muaranya, nilai dolar AS terdongkrak berikut imbal hasil obligasi pemerintah AS.

DXY berpotensi terus menguat jika golden cross terbentuk dalam hitungan pekan.

Keputusan tersebut akhirnya memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertimbangan investor dalam mengalirkan dananya di Bitcoin. Kebanyakan investor mengambil sikap untuk menunggu dan mengamati respons pasar terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertransaksi.

Analisis mendalam perihal faktor kebijakan The Fed terhadap kripto dan pasar saham, telah kami ulas di artikel ini.

Harga Bitcoin Terus Tertekan: Pasar Kripto Kian Mencekam?

  • Ketidakpastian regulasi stablecoin

Regulasi stablecoin yang tidak pasti juga menjadi salah satu penyebab koreksi harga Bitcoin. Mata uang digital yang sengaja dirancang dengan pergerakan lebih stabil dari mata uang kripto lainnya ini dinilai memiliki risiko secara sistemik oleh Financial Stability Oversight Council atau otoritas pengawasan stabilitas keuangan Amerika Serikat. Pengamatan ini berujung pada kemungkinan dibentuknya regulasi ketat terkait stablecoin.

Di balik harganya yang terus terkoreksi, nyatanya tren bullish Bitcoin diprediksi akan terus berlanjut dalam jangka panjang. Setelah terkoreksi, harga Bitcoin akan kembali meningkat, seperti yang terjadi pada November 2021 ketika harga Bitcoin menembus rekor tertingginya, yakni di atas US$68.500. 

Imbal hasil Bitcoin jauh lebih tinggi dibandingkan kelas aset lain sepanjang tahun 2021. Sumber: NYIDG.

Dengan harga saat ini, Jumat (7/1/2021) pukul 20:19 WIB berada di kisaran US$42.255, nisbah dengan harga tertingginya sekitar 38,49 persen. Namun apresiasi positif terhadap kripto ini masih apik, mengingat sejumlah pengamat memproyeksikanya bisa mencapai US$100 ribu per BTC pada tahun 2022 ini. Proyeksi lebih mendalam baru saja diterbitkan oleh Bloomberg Intelligence. Salah satunya adalah prakiraan bahwa harga BTC dan ETH akan terus turun.

Meski demikian, masih banyak hal yang merintangi Bitcoin. Meski digadang-gadang sebagai mata uang kripto “teraman”, Bitcoin memiliki volatilitas yang tinggi. Bagi Anda yang berinvestasi pada mata uang kripto nomor satu di dunia ini, tetaplah berhati-hati dan perhatikan sentimen pasar. Untuk lebih memahami penurunan atau peningkatan nilai Bitcoin, Anda bisa mempelajari analisis teknikal.

Tren koreksi Bitcoin ini bisa diprediksi lewat analisis teknikal dengan indikator RSI (Relative Strength Index) atau Fear and Greed Index.

harga bitcoin btc
Bitcoin terus tertekan, karena death cross berpotensi muncul di time frame harian.

Saat ini, berdasarkan indikator Moving Average 50 dan 200, harga Bitcoin (BTC) cenderung akan membentuk Death Cross di time frame harian. Oleh sebab itu, untuk entry kembali agar raihan lebih optimal, disarankan ketika kelak Golden Cross terbentuk [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait