Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin menguat ke 3,31 persen dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan data dari Coinmarketcap, pada Selasa (13/12/2022) harga aset kripto wahid itu naik menguji US$18.000. Sejumlah pengamat pasar kripto menyampaikan analisis mengapa harga BTC naik. Namun demikian, akumulasi oleh whale belum terbentuk.
Melansir Cointelegraph, Bitcoin mencapai level tertinggi baru dalam satu bulan pada Selasa (13/12/2022) karena data inflasi Amerika Serikat mengirimkan gelombang optimisme melalui pasar.
“Indeks Harga Konsumen yang menunjukkan penurunan energi sebesar 1,6 persen adalah alasan mengapa harga BTC naik. Ini juga menjadi berita baik bagi para penambang Bitcoin yang tengah dirundung kesulitan,” tulis Cointelegraph dalam laporannya.
Namun berdasarkan data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan BTC/USD mencapai US$18.105 di crypto exchange Bitstamp setelah pengumuman Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan November berada di bawah ekspektasi.
Setelah dua tahun inflasi berkelanjutan sebagai akibat dari stimulus COVID-19 Federal Reserve, Bank Sentral AS terpaksa menaikkan suku bunga secara agresif untuk mencegah inflasi yang tidak terkendali.
“Bitcoin, aset yang sering dianggap berisiko di pasar tradisional, mendapat manfaat dari lingkungan dengan tarif rendah,” tulis Bitcoinmagazine dalam laporannya, Selasa (13/12/2022).
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 17.726 per koin atau setara Rp 275,8 juta (asumsi kurs Rp 15.560 per dolar AS). Namun, Bitcoin masih turun 74 persen dari rekor puncaknya yang dicapai November lalu.
Ethereum (ETH) turut menguat pagi ini. ETH naik 3,39 persen dan 4,89 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level US$1.316 per koin.
Bitcoin mulai turun dari kisaran pertengahan US$40.000 pada April 2022 dan telah melorot di bawah US$20.000 sejak Juni tahun ini.
Efek domino dari kegagalan dana lindung nilai Three Arrows Capital yang menjadi penyebab mengapa harga BTC jatuh, yang kemudian diperparah oleh runtuhnya platform FTX.
Short Selling & Data Jangka Panjang Alasan Juga Penyebab Mengapa Harga BTC Naik
Alasan lain mengapa harga BTC naik, menurut analis pasar kripto, Kyle White menulis di Cointelegraph bahwa trader lebih condong untuk short selling aset Bitcoin.
“Likuidasi pendek secara langsung membantu mendorong harga Bitcoin lebih tinggi dengan memaksa tekanan beli otomatis. Pada 12 Desember, posisi short US$93 juta dilikuidasi yang dapat membantu meningkatkan harga Bitcoin,” terang White.
Analis pasar tersebut menambahkan, data jangka panjang juga telah menunjukkan mengapa harga BTC tetap di zona hijau.
Namun, snalis di Firma Riset Kripto Reflexivity Research, Fejau memperingatkan adanya kepanikan deflasi di masa mendatang, menyusul kenaikan harga BTC.
“Kita sekarang memasuki fase inflasi Goldilocks yang berpuas diri,” ujar Fejau, dikutip Cointelegraph.
Pergerakan harga yang tajam dalam harga Bitcoin dapat memicu peristiwa likuidasi lainnya, namun sulit untuk menentukan apakah pergerakan tersebut akan naik atau turun.
Jika inflasi telah memuncak, ada kemungkinan Federal Reserve berputar balik dari kenaikan suku bunga.
Banyak pedagang setuju bahwa jika Federal Reserve melakukan pivot pada kebijakan pengetatan kuantitatif dan kenaikan suku bunga saat ini, harga BTC dapat melonjak ke atas dan melikuidasi sebagian besar minat jangka pendek dalam kontrak berjangka.
“CPI turun lebih cepat dari yang diharapkan adalah bullish up sampai berubah menjadi kepanikan deflasi di Kuartal 1 2023. Terendah terakhir sekitar kemudian bullish hingga 2024. Nikmati keuntungan panjang Anda, tetapi jangan kelewat gembira dengan harga BTC saat ini,” kata Fejau.
Seperti yang dilaporkan Cointelegraph, minggu ini akan berisi lebih dari sekadar angka CPI, dengan Federal Reserve AS akan memutuskan kenaikan suku bunga bulan Desember dan Ketua Jerome Powell akan akan menyampaikannya pada Kamis (15/12/2022).
Di sisi lain, kekuatiran bos Binance, Changpeng Zhao akan adanya FUD telah memudar.
BTC/USD sementara itu telah berkinerja baik bahkan sebelum rilis CPI, tidak menunjukkan tanda-tanda kedinginan dalam menghadapi kepanikan baru atas peristiwa yang melibatkan pertukaran crypto terbesar Binance.
Kecemasan Zhao sebagaimana pernah dimuat di Reuters dan di media sosial tetap memicu eksodus dana pengguna, yang berjumlah lebih dari US$500 juta dalam BTC saja selama 24 jam
Perkembangan terkini perihal kasus skandal FTX, adalah mantan CEO Sam Bankman-Fried, telah ditangkap di Bahama semalam, dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS menuduhnya menipu pengguna FTX.
Suku Bunga Acuan Desember Mungkin Hanya 50 Basis Point, Tahun Depan Hanya 25
Mengapa harga BTC melonjak kemarin dan hari-hari berikutnya dapat disandarkan pada sentimen pasar terhadap besaran suku bunga The Fed berikutnya dalam relasinya dengan perlambatan ekonomi AS.
Pada 14 Desember 2022 waktu setempat di AS, FOMC The Fed akan mengumumkan besaran suku bunga acuan berikutnya. Sejumlah pelaku pasar, dilansir dari Reuters, Rabu (14/12/2022), memprakirakan The Fed hanya menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (0,5 persen) menjadi 4,25 persen hingga 4,5 persen. Ini cukup kecil daripada 4 kali berturut-turut sebelumnya, yakni 75 basis point sejak Juni 2022.
Bahkan pada dua rapat FOMC pada tahun 2023, diperkirakan hanya 25 basis point saja, dengan kenaikan terakhir terjadi pada Maret atau Mei 2023.
Proyeksi kebijakan ini mencerminkan sikap antisipasi adanya potensi resesi pada tahun 2023, karena pertumbuhan ekonomi mulai melambat dan banyak perusahaan melakukan PHK.
Laporan pada Selasa menunjukkan indeks harga konsumen AS naik 0,1 persen pada November dari bulan sebelumnya, turun dari laju 0,4 persen dibandingkan Oktober.
Perlambatan itu menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga Fed yang paling agresif dalam 40 tahun akhirnya mungkin mulai memperlambat permintaan dan mengurangi tekanan harga secara lebih luas.
“Secara umum, ini adalah berita yang sangat bagus untuk The Fed bahwa dua bulan berurutan data yang menunjukkan pelunakan inflasi,” kata Subadra Rajappa, Kepala Strategi di Societe Generale kepada Reuters.
Namun, katanya, dengan kondisi keuangan yang mereda, saham melonjak setelah laporan itu, dan tingkat pengangguran 3,7 persen menandakan pasar tenaga kerja yang masih kuat. The Fed mungkin akhirnya perlu menaikkan suku bunga sedikit lebih tinggi dari harga pasar saat ini.
Mengapa harga BTC melonjak selalu bereaksi terhadap perubahan ekonomi makro, khususnya kebijakan suku bunga acuan The Fed. Jika proyeksi pelaku pasar benar jadi kenyataan, bahwa Desember hanya 50 basis point dan tahun depan hanya 25 basis point, maka dapat ditafsirkan itu akan menjadi titik balik pasar saham dan pasar kripto, hingga ketika inflasi AS bisa ditekan menjadi di bawah 2 persen.
Akumulasi oleh whale BTC Belum Terbentuk
Mengapa harga Bitcoin tiba-tiba menguji US$18 ribu perlu dievaluasi berdasarkan permintaan dari sisi whale BTC untuk menentukan keselarasan momentum yang sama.
Kepemilikan ETF Bitcoin terus terpangkas sejak beberapa pekan terakhir dan belum mulai terakumulasi. Ini terlepas dari peningkatan prospek BTC dalam 24 jam terakhir. Metrik mewakili permintaan institusional yang saat ini menunjukkan akumulasi belum selaras dengan pasar spot.
Selain itu, address dengan saldo lebih besar dari 1.000 BTC juga belum mulai terakumulasi. Ini mungkin merupakan tanda bahwa kenaikan terbaru akan terbatas, karena permintaan dari whale tidak ada. Namun demikian geliat BTC dalam 24 jam ke depan seharusnya cukup menarik karena suku bunga The Fed mungkin akan lebih kecil daripada sebelumnya. [ab]