Mengapa JP Morgan Tiba-tiba Semakin Mendukung Bitcoin?

Pendapat bank raksasa multinasional seperti JP Morgan memang terkadang ampuh untuk memengaruhi pasar modal dan valas. Namun, reputasi bank itu terhadap Bitcoin kian berbalik arah, setidaknya setelah pernyataan ketus sang CEO, Jamie Dimon pada September 2017 silam.

Anda penikmat Bitcoin pasti kenal baik dengan Jamie Dimon, petinggi bank besar JP Morgan. Jelang akhir 2017 dan seterusnya setelah saat itu, dia kerap kali membuat pernyataan ketus, bahwa Bitcoin ada aset yang sarat penipuan dan manipulatif.

Lalu tahun berikutnya dia akhirnya meminta maaf dan perusahaan dipimpinnya itu justru beralih membela Bitcoin, membandingkannya dengan keunggulan emas dan peran kalangan Milenial yang bisa melejitkan harga Bitcoin di masa depan.

Pada 23 Oktober 2020, JP Morgan menerbitkan kajian terbarunya: “Global Markets Strategy”. Dalam kajian itu tertera sejumlah pandangan mereka terkait geliat harga Bitcoin terkini.

Max Keizer: Jamie Dimon dan Peter Schiff Sudah Terpapar Virus Bitcoin

“Pekan ini, ada dukungan kuat PayPal terhadap Bitcoin. Bagi kami langkah itu akan mendorong pembelian dan penggunaan Bitcoin oleh kalangan generasi Milenial sebagai alternatif mata uang,” katanya.

Gambar

JP Morgan juga menyebutkan bahwa penguatan itu akan disusul oleh tekanan aksi jual dalam waktu dekat, karena sejumlah indikator menunjukkan adanya tren “overbought”.

“Dalam jangka panjang, kapitalisasi pasar Bitcoin bisa naik lebih tinggi, bersaing dengan emas, setidaknya sebanyak 10 kali dari level saat ini,” sebut JP Morgan.

Beralihnya JP Morgan sebagai pembela Bitcoin, lengkap dengan analisis itu, bisa ditafsirkan sebagai gerakan masif kaum Wall Street yang memandang baik pasar aset kripto, khususnya Bitcoin yang berkapitalisasi besar.

Analis JP Morgan: Square Mungkin Akan Beli Bitcoin Lagi, Diikuti Perusahaan Lain

Bank sekelas JP Morgan, kendati ada sejumlah sisi gelap mereka, pandangan mereka terhadap Bitcoin seperti itu adalah tolak ukur yang baik untuk mengakumulasi Bitcoin tanpa henti, karena perusahaan mungkin mendahuluinya lewat penelitian. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait