Untuk kali ketiga Ripple Labs ‘merasa’ menang di pengadilan melawan Komisi Sekuritas dan Perdagangan (SEC) Amerika Serikat (AS) dalam kasus apakah XRP termasuk sekuritas (efek) ilegal. Kali ini SEC mencabut gugatannya terhadap dua bos dan pendiri Ripple Labs, yakni Brad Garlinghouse dan Christian Larsen. Ini berefek positif terhadap harga XRP, lebih dari 7 persen dalam 24 jam terakhir. Namun SEC masih mengincar perusahaan, karena sebelumnya hakim berpendapat bahwa penjualan XRP kepada institusi melanggar peraturan sekuritas.
Pada Kamis (19/10/2023) SEC melayangkan surat resmi kepada Analisa Torres, hakim di Pengadilan Distrik New York yang ‘jadi wasit’ kasus ini sejak hampir 3 tahun lalu. SEC mengatakan bahwa pihaknya mencabut ‘beberapa’ gugatan terhadap dua pendiri Ripple Labs itu (individu).
“Plaintiff Securities and Exchange Commission (SEC) respectfully notifies the court of the stipulated dismissal of the SEC’s pending claims against defendants Christian Larsen and Bradley Garlinghouse,” bunyi surat itu.
Namun demikian, SEC memastikan tetap akan melanjutkan tuntutan mereka terhadap Ripple Labs (perusahaan), karena pada Juli 2023 hakim berpendapat bahwa penawaran XRP kepada klien institusi melanggar aturan sekuritas. Dalam hal itu XRP dianggap bukan termasuk sekuritas.
Ketika itu hakim memenangkan secara parsial kedua belah pihak yang “berseteru” sejak tahun 2020 itu. Intinya, hakim menilai bahwa penjualan XRP secara elektronik di sejumlah platform di Internet (programmatic sales) tidak dapat dianggap sekuritas ilegal, karena tidak melibatkan Ripple Labs secara langsung sebagai perusahaan dalam proses perdagangan, acuan sentimen pasar dan lain sebagainya.
Ripple Labs dalam keterangan pers resminya yang diwakili oleh pengacara, mengklaim dinamika teranyar ini sebagai kemenangan telak pihak melawan Pemerintah Amerika Serikat.
“Selama hampir tiga tahun, Chris dan saya telah menjadi sasaran tuduhan tak berdasar dari regulator nakal yang memiliki agenda politik,” kata CEO Ripple Brad Garlinghouse.
Lanjutnya, alih-alih mencari penjahat yang mencuri dana pengguna di bursa luar negeri yang mencari keuntungan politik, Brad menuding SEC justru mengejar orang-orang baik, termasuk seluruh perusahaan inovator dan para pebisnis yang patuh terhadap peraturan.
Sementara itu Christian Larsen berpendapat bahwa keputusan SEC itu membuktikan dirinya dan Brad dalam posisi yang benar dalam melawan upaya penyalahgunaan aturan yang meresahkan.
“Ada banyak kecacatan sejak hari pertama gugatan itu dilayangkan, sehingga memunculkan beragam pertanyaan apa motif sesungguhnya,” ujar Larsen.
Dalam surat SEC tersebut, terkait sidang gugatan lanjutan terhadap Ripple Labs akan dijadwalkan kembali. Batas maksimal penjadwalan yang diminta adalah hingga 9 November 2023. [ps]