Mengapa Satoshi Tetapkan Jumlah Maksimal Bitcoin Hanya 21 Juta?

Seperti yang kita ketahui, pasokan maksimal Bitcoin sudah ditetapkan sejak awal oleh penciptanya, Satoshi Nakamoto, yaitu di 21 juta koin.

Lalu, sebenarnya ada alasan apa yang membuat Satoshi memilih angka 21 juta? Apakah itu berdasarkan perhitungan matematis atau sekadar ingin saja?

Satoshi dan Pasokan Maksimal Bitcoin 

Diketahui, pada dokumen awal-awal kehadiran Bitcoin, ada suatu gambaran yang mungkin dapat menjawab alasan di balik pemilihan angka 21 juta ini.

Sebagai permulaan, jumlah total satoshi (satuan kecil dari BTC) yang beredar (21 juta BTC x 100.000.000) adalah angka floating-point IEEE. Ini membuat perhitungan jauh lebih mudah, sehingga angka-angka ini biasa digunakan dalam sistem operasi komputer.

Pada dasarnya, 21 juta dipilih karena membuat komputasi lebih sederhana. 21 juga merupakan bilangan segitiga yang membuatnya sangat menarik.

Misalnya, jika Anda menumpuk 6 balok pada 5 balok pada 4 balok, dan seterusnya, Anda dapat membuat segitiga sama sisi dengan total 21 balok. Ini dasar matematis yang menarik.

Perhitungan Desimal 

Namun, ada juga alasan lain di balik angka tersebut yang juga keluar langsung dari pernyataan Satoshi Nakamoto.

Dalam pesan yang diarsipkan dari sang pencipta Bitcoin, ia menyebutnya sebagai “pilihan sulit karena begitu jaringan berjalan, jaringan terkunci dan kita terjebak dengannya.”

“Jika Anda membayangkan itu digunakan untuk sebagian kecil dari perdagangan dunia, maka hanya akan ada 21 juta koin untuk seluruh dunia, jadi itu akan bernilai jauh lebih banyak per unit. Nilainya adalah bilangan bulat 64-bit dengan 8 tempat desimal, jadi 1 koin direpresentasikan secara internal sebagai 100000000. Ada banyak perincian jika harga tipikal menjadi kecil. Misalnya, jika 0,001 bernilai 1 Euro, maka mungkin lebih mudah untuk mengubah di mana titik desimal ditampilkan, jadi jika Anda memiliki 1 Bitcoin, sekarang ditampilkan sebagai 1000, dan 0,001 ditampilkan sebagai 1,” ujar Satoshi dalam arsip tersebut.

Selain pemilihan angka untuk pasokan maksimal, kemampuan Bitcoin untuk menjadi aset deflasi juga hadir dari mekanisme halving yang rutin dilakukan (biasanya 4 tahun sekali).

Sekadar informasi, halving adalah momen berkurangnya jumlah BTC yang didapat oleh penambang sebanyak setengahnya.

Pada halving pertama, ada pesan menarik yang tersematkan di blok ke-629.999, satu blok menjelang blok halving (630.000). Pesan itu mengingatkan publik pada pesan tersembunyi di blok perdana (genesis block), blok ke-0 Bitcoin pada 3 Januari 2009 silam.

Pesan yang disematkan di blok ke-629.999 itu adalah, “NYTimes 09/Apr/2020 With $2.3T Injection, Fed’s Plan Far Exceeds 2008 Rescue”.

Pesan itu mengacu pada berita di The New York Times pada 9 April 2020, soal rencana pengguliran dana tambahan oleh The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) untuk menyelamatkan ekonomi, yang besarannya melebihi pada krisis tahun 2008 lalu.

Pesan ini seolah menjadi pengingat akan potensi bahaya inflasi akibat penerbitan uang dalam jumlah yang banyak ke dalam sistem ekonomi.

Dilihat dari dokumen-dokumen awalnya, Satoshi jelas punya pandangan yang futuristik menyoal kemungkinan Bitcoin menjadi mata uang dunia.

Dan terkuak sudah, bahwa 21 juta kemungkinan besar ditetapkan berdasarkan perhitungan matematis yang ramah dengan sistem operasi komputer. Ini memang dirancang dengan cermat dan untuk menghindari terjadinya inflasi nilai koin. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait