IKLAN

Mengapa Solana Belum Melejit? Faktor-Faktor yang Menahan Harga SOL

Koin asli Solana, SOL, menghadapi tantangan besar untuk menembus level resistensi US$150 sejak 12 Agustus. Meskipun demikian, beberapa metrik jaringan menunjukkan adanya kekuatan yang mendasarinya dalam ekosistem Solana.

Salah satu metrik tersebut adalah total simpanan di aplikasi terdesentralisasi (dApps) miliknya, yang telah melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2022.

Perkembangan ini membuat para trader bertanya-tanya apakah peningkatan fundamental jaringan ini dapat menjadi katalis untuk mendorong harga SOL kembali ke US$190, atau apakah ada faktor lain yang menghambat kinerjanya.

Dampak Menurunnya Prospek ETF Solana Spot 

Berdasarkan laporan Cointelegraph, salah satu alasan utama kurangnya antusiasme di kalangan investor berasal dari perkembangan terbaru terkait peluncuran potensi ETF Solana spot di AS.

Pada 16 Agustus, Cboe Global Markets menghapus formulir 19b-4 terkait ETF Solana spot dari situsnya, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.

Langkah ini membuat banyak pihak, termasuk pengacara keuangan Scott Johnsson, berspekulasi bahwa SEC AS secara informal telah menolak proposal ETF Solana. Ini sejalan dengan penolakan sebelumnya yang dinyatakan oleh Ketua SEC, Gary Gensler.

BACA JUGA  Solana Bakal Melejit? Analisis Baru Ini Bikin Penasaran!

Eric Balchunas, seorang analis senior ETF di Bloomberg, memiliki pandangan serupa. Dia mencatat bahwa meskipun pengajuan S-1 dari penerbit ETF tetap aktif, peluang untuk disetujuinya sangat tipis, kecuali ada perubahan signifikan dalam administrasi SEC, yang mungkin terjadi jika Donald Trump memenangkan pemilihan Presiden AS 2024.

Akibatnya, optimisme investor terhadap potensi peluncuran ETF SOL spot telah berkurang, meredam dampak langsung dari metrik jaringan yang menjanjikan.

Pasar kripto yang lebih luas juga menghadirkan tantangan bagi Solana. Yang paling mencolok, biaya transaksi rata-rata Ethereum telah turun menjadi sekitar US$1, yang terendah sejak Juli 2020, membuat Ethereum lebih menarik bagi pengguna.

Selain itu, jaringan blockchain lain mulai menarik perhatian, terutama dengan peluncuran memecoin, yang mengalihkan permintaan dari SOL.

Trader kripto dan investor CoinMamba menyoroti bahwa daya tarik Solana telah berkurang, menunjukkan bahwa jaringan tersebut perlu menemukan narasi baru untuk mendapatkan kembali momentumnya.

BACA JUGA  Deretan Kripto Murah di Bawah 1 Dolar Selain yang Berbasis Solana

Namun, analisis ini mengabaikan perkembangan berkelanjutan Solana, seperti penerbitan stablecoin PayPal USD (PYUSD) di jaringannya, yang telah mencapai US$620 juta sejak diluncurkan pada Mei 2024.

Selain itu, berbagai proyek terus dikembangkan di Solana, banyak di antaranya telah mendapatkan pendanaan yang signifikan.

Misalnya, Colosseum, yang mengelola program hackathon Solana, mendapatkan US$60 juta untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem, sementara Decentralized Autonomous Wireless Network (DAWN), sebuah inisiatif broadband terdesentralisasi, baru-baru ini mengumpulkan US$18 juta.

Terlepas dari perkembangan positif, pertumbuhan Total Value Locked (TVL) Solana menunjukkan gambaran yang kompleks. Pada 22 Agustus, dApps Solana secara kolektif memegang 34,9 juta SOL, yang merupakan level tertinggi sejak Oktober 2022 dan peningkatan sebesar 13,7 persen dari bulan sebelumnya.

Sorotan penting termasuk pertukaran terdesentralisasi Jupiter, dengan TVL sebesar US$1,06 milyar, dan Kamino, platform pinjaman dan leverage dengan simpanan sebesar US$1,48 milyar.

BACA JUGA  Harga SOL Jatuh di Bawah US$100, Ini Penyebabnya

Dalam nilai dolar AS, TVL Solana mencapai US$5 milyar, melampaui BNB Chain yang memegang US$4,5 milyar.

Namun, pertumbuhan TVL tidak selalu berarti peningkatan aktivitas pengguna. Banyak dApps tidak memerlukan basis simpanan yang besar, dan jumlah alamat aktif unik yang berinteraksi dengan aplikasi-aplikasi ini menjadi indikator yang lebih akurat untuk mengukur keterlibatan pengguna.

Dalam 30 hari terakhir, setengah dari dApps teratas Solana mengalami penurunan jumlah pengguna, dengan sebagian besar pertumbuhan terkonsentrasi di Raydium dan platform keuangan terdesentralisasi berisiko tinggi yang baru diluncurkan.

Di sisi lain, proyek-proyek seperti Helio, Solend dan Marginfi tengah berjuang untuk mempertahankan pengguna aktif, dengan kurang dari 50.000 alamat aktif pada masing-masingnya. [st]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait