Mengapa Transaksi Blockchain Lebih Efisien daripada Sistem Perbankan, Western Union dan Paypal?

Dibandingkan dengan sistem perbankan tradisional, PayPal, dan Western Union, ternyata blockchain menawarkan transaksi moneter yang lebih efisien. Berikut penjelasannya.

Perusahaan infrastruktur blockchain, Fuze mencatat dalam beberapa tahun terakhir, stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) muncul sebagai cara baru untuk mengirim uang di tengah warga Filipina.

“Filipina adalah salah satu negara penerima terbesar dari pengiriman uang di dunia, dengan lebih dari 10 juta warga Filipina yang bekerja di luar negeri dan mengirim uang pulang ke tanah air,” tulis Fuze di akun LinkedIn, belum lama ini.

Fuze melansir data dari Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), pengiriman uang dari warga Filipina di luar negeri mencapai US$36,1 miliar pada tahun 2022, yang merupakan sekitar 9,4 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

Platform tersebut mendapati, secara tradisional, sebagian besar pengiriman uang ke Filipina dikirim melalui bank atau operator transfer uang, seperti Western Union.

“Metode-metode ini bisa mahal, lambat, dan dikenakan biaya tinggi serta kurs mata uang yang tidak menguntungkan.”

5 Efisiensi Blockchain dalam Transaksi Moneter

Patut diketahui, salah satu inovasi yang paling mengganggu ketiga sistem di atas dari teknologi blockchain, adalah sistem buku besar digital yang terdesentralisasi dan tidak dapat diubah.

Di intinya, blockchain adalah teknologi buku besar terdistribusi dan terdesentralisasi yang mencatat transaksi dengan aman di berbagai komputer.

Prinsip utama efisiensi blockchain terletak pada desain intinya: tidak dapat diubah, transparan, dan tidak memiliki otoritas pusat.

Fuze memberi contoh, stablecoin yang didasarkan pada teknologi blockchain, mereka dapat dikirim dengan cepat dan aman lintas batas, dan dapat dikonversi ke mata uang lain dengan biaya minimal dan kurs pertukaran yang lebih menguntungkan.

Karakteristik-karakteristik ini mendorong kepercayaan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kecepatan transaksi, semua manfaat signifikan atas perbankan tradisional dan sistem pembayaran lainnya seperti PayPal dan Western Union.

1. Desentralisasi

Blockchain beroperasi pada platform terdesentralisasi, yang berarti tidak memerlukan perantara seperti bank atau lembaga keuangan untuk mengautentikasi atau memproses transaksi.

Ketidakhadiran perantara secara dramatis mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan transaksi, seringkali hanya dalam hitungan menit.

Sebaliknya, perbankan tradisional, PayPal, dan Western Union bisa memakan waktu dari beberapa jam hingga beberapa hari untuk memproses transaksi, terutama yang internasional.

2. Pengurangan Biaya

Ketidakhadiran perantara juga berarti penghematan biaya. Perbankan tradisional, PayPal, dan Western Union seringkali memungut biaya transaksi atau biaya untuk pemeliharaan akun.

Dengan blockchain, biayanya jauh lebih rendah karena sifat peer-to-peer-nya. Selain itu, blockchain menghilangkan kebutuhan akan infrastruktur yang mahal, seperti cabang fisik, yang dibutuhkan oleh bank tradisional untuk beroperasi secara efektif.

3. Keamanan

Sifat kriptografis blockchain membuatnya menjadi platform yang lebih aman untuk transaksi. Setelah transaksi ditambahkan ke blockchain, itu menjadi tidak dapat diubah, yang berarti tidak bisa diubah atau dihapus.

Tingkat keamanan ini hampir mustahil dicapai dengan perbankan tradisional, PayPal, atau Western Union, karena sistem-sistem ini rentan terhadap penipuan, peretasan, dan bahkan manipulasi internal.

4. Transparansi

Dalam blockchain, setiap transaksi terlihat oleh semua peserta jaringan, yang mendorong transparansi dan akuntabilitas.

Tingkat keterbukaan ini dapat meminimalkan aktivitas penipuan dan membangun kepercayaan di antara pengguna.

Sementara sistem perbankan, PayPal, dan Western Union juga berusaha untuk transparan, upaya mereka dibatasi oleh undang-undang privasi dan kebijakan perusahaan, membatasi transparansi penuh yang ditawarkan blockchain.

5. Inklusi Keuangan

Blockchain menawarkan solusi efisien untuk inklusi keuangan, tantangan menyediakan layanan perbankan kepada populasi yang kurang memiliki akses atau tidak memiliki akses ke perbankan.

Tidak seperti bank, PayPal, atau Western Union, blockchain tidak memerlukan kehadiran fisik atau prosedur pengaturan akun yang kompleks.

Siapa pun dengan koneksi internet dapat melakukan transaksi, menjadikannya alat yang kuat untuk mendorong inklusi keuangan secara global.

Tantangan dan Prospek Blockchain

Meskipun efisiennya, teknologi blockchain tidak tanpa tantangannya. Ini termasuk masalah skalabilitas, kekhawatiran konsumsi energi, dan ketidakpastian regulasi.

Namun, pengembangan cepat teknologi ini menjanjikan solusi untuk rintangan-rintangan ini, menjadikannya sistem yang lebih kuat dan efisien di masa depan.

Misalnya, mekanisme konsensus baru seperti Proof of Stake (PoS) sedang dikembangkan untuk mengatasi masalah skalabilitas dan energi. Di sisi regulasi, negara-negara sekarang mengenali potensi blockchain dan sedang berusaha menciptakan kerangka hukum yang komprehensif untuk adopsinya.

Di tengah revolusi digital, teknologi blockchain, dengan transparansinya, keamanannya, dan sifat desentralisasinya, terbukti menjadi permainan yang mengubah aturan.

Seiring berlanjutnya evolusi dan pematangan, ini menjanjikan pergeseran paradigma dalam cara kita melakukan transaksi keuangan, menawarkan alternatif yang lebih efisien untuk sistem perbankan tradisional, PayPal, dan Western Union.

Masa depan keuangan, tidak diragukan lagi, menjanjikan dan penuh dengan prospek yang menarik. Sebagai konsumen, sangat penting bagi kita untuk memahami tren ini, beradaptasi dengan mereka, dan memanfaatkan manfaat yang mereka tawarkan.

Jika perkembangan terbaru dalam blockchain adalah sesuatu yang harus dijadikan patokan, kita dapat dengan yakin mengatakan bahwa kita berada di ambang era baru dalam industri keuangan, era yang didefinisikan oleh teknologi blockchain. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait