Mengenal BTFS Besutan BitTorrent

Kemarin, perusahaan BitTorrent memperkenalkan sistem baru penyimpanan file secara desentralistik yang disebut BTFS (BitTorrent File System). Justin Sun, Pendiri Tron Foundation yang mengakuisisi perusahaan BitTorrent pada Juni 2018 lalu, menyebutkan BTFS secara langsung bersaing dengan IPFS (Inter-Planetary File System), yang terlebih dahulu diterapkan pada blockchain.

IPFS adalah besutan ProtocolLabs yang sudah duluan menyematkannya ke dalam sistem blockchain sejak tahun 2016. ProtocolLabs juga dikenal sebagai perancang FileCoin pada Desember 2017, lalu menggabungkannya ke dalam protokol IPFS tersebut.

Tujuan dibuatnya IPFS dan BTFS adalah sama, yakni sistem penyimpanan file di jaringan komputer yang desentralistik. Manfaatnya adalah, ketika sebuah atau beberapa komputer peladen (server) website lumpuh, maka server lainnya akan secara cepat menanganinya. Sehingga website berjalan normal kembali.

Ini adalah kebalikan dari sistem penyimpanan file yang sentralistik yang kita gunakan saat ini, di mana kendali terhadap komputer dan jaringan berada di satu entitas saja. Alhasil, kendati cadangan data disimpan di banyak server, tetapi ketika sejumlah server terganggu, proses pemulihannya akan berlangsung lama. Ini terjadi karena kendali sistem dipegang oleh satu pihak saja, misalnya perusahaan tertentu.

Contoh paling fatal kelemahan sistem sentralistik terjadi pada tahun 2017. Kala itu sistem komputasi awan Amazon wilayah Amerika Serikat bagian Timur mengalami gangguan. Akibatnya sejumlah website, seperti Github, Slack, Adobe dan Expedia padam ataupun melambat selama beberapa jam. Hal serupa bisa terjadi, jikalau peretas mencoba membobol data penting dalam sebuah website.

BACA JUGA  TRON Spot ETF Akan Hadir? Canary Capital Resmi Ajukan ke SEC

Asal tahu saja, sebagian sistem BitTorrent juga masih menerapkan sistem sentralistik. Itulah sebabnya sejumlah computer node (simpul) jaringannya kerap diganggu peretas.

Sistem penyimpan file desentralistik mencoba menjawab itu dengan memadukannya dengan keandalan teknologi blockchain. Singkat kata, IPFS sudah membuktikan itu dan banyak digunakan oleh pengembang proyek berbasis blockchain. Kelak, jikalau BTFS sukses berkembang bisa jadi semakin meningkatkan performa dApp (Decentralized Application), khususnya yang dikembangkan pada blockchain Tron.

Hanya saja IPFS menyimpan sejumlah kelemahan dalam hal adopsinya yang lebih luas. Yang terutama tentu saja jumlah basis penggunanya. Saat ini jumlah pengguna IPFS baru ribuan saja. Bandingkan dengan basis pengguna protokol BitTorrent yang kini mencapai 100 juta di seluruh dunia.

Hal kedua adalah token digital yang digunakan. IPFS yang menggunakan aset kripto FIL diperdagangkan hanya di empat bursa kripto kecil saja. Itu bisa ditafsirkan bahwa FIL kurang diminati. Bandingkan dengan token BTT yang digunakan oleh BitTorrent diperdagangkan 90 bursa kripto, termasuk di antaranya adalah Binance, UpBit, OKEx, Houbi dan lain sebagainya. Dan tentu saja itu dibarengi dengan volume perdagangan yang sangat besar. Besarnya sebaran pasar BTT adalah pula cerminan keberhasilan strategi pemasaran Tron Foundation dan tim BitTorrent, termasuk mempermudah banyak pengguna membeli BTT.

BACA JUGA  Tron Siap Go Public, Trump Ikut Bermain di Balik Layar?

Namun, mengingat BTFS ini masih dalam tahap sangat awal, belum ada informasi terperinci soal teknisnya, sehingga kita dapat menyimpulkan secara bulat bahwa BTFS unggul besar terhadap IPFS. Merujuk informasi dari BitTorrent, peluncuran BTFS ini masih tahapan testnet. Sedangkan mainnet diluncurkan pada kuartal ke-3 tahun ini. Lalu, pada kuartal ke-1 tahun 2020 barulah direncanakan adanya integrasi penuh terhadap BitTorrent dan token BTT. Itupun jikalau komunitas pengguna BTFS sangatlah banyak sesuai yang direncanakan pada kuartal ke-4 tahun ini.

Jadi, bagi Anda yang para holder token BTT, sangat sulit berharap kenaikan harga BTT yang besar-besaran dalam waktu dekat. Sebab, token BTT sebagai aspek insentif pada BTFS masih berlangsung lama lagi.

Namun, sebagai bentuk “penghibur hati yang mulia”, tentu saja BTT saat ini sudah digunakan pada peranti lunak BitTorrent sebagai imbalan bagi seeder. Semakin banyak pengguna BitTorrent yang tak menghapus seed file , maka semakin besar imbalan token BTT yang didapatkannya. Sebab, hanya dengan mempertahankan seed-lah, file berukuran besar dan penting selalu tersedia ada dan unduhan pun semakin cepat. [red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait