Banyak cara yang dapat dilakukan seorang trader untuk mendapatkan potensi keuntungan. Salah satunya adalah scalping. Istilah ini memang terasa familiar didengar, tetapi banyak orang yang belum mengenal scalping secara mendalam.
Untuk bisa melakukan scalping, maka langkah awal yang harus kamu lakukan adalah memilih aplikasi crypto futures trading terbaik. Crypto platform tersebut biasanya memiliki fitur yang lengkap, banyak aset crypto yang diperdagangkan.
Terdapat beberapa platform yang telah mendukung trading futures crypto di Indonesia yang menyediakan fitur leverage dan fitur chatting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional salah satunya Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain.
Sementara itu, scalping merupakan istilah yang sering muncul dalam dunia crypto trading, dan telah menjadi pilihan yang banyak digunakan oleh trader yang mencari kesempatan singkat untuk memperoleh untung.
Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan scalping dalam konteks perdagangan crypto? Apakah ini teknik yang sesuai? Kamu akan memahami cara scalping berfungsi, elemen-elemen penting yang harus dipertimbangkan, serta keuntungan dan risiko yang terkait.
Dengan pemahaman yang lebih jelas mengenai scalping, kamu bisa menentukan apakah cara ini cocok dengan tujuan dan pendekatan trading.
Apa Itu Scalping?
Scalping adalah strategi perdagangan jangka pendek yang sering diterapkan oleh banyak trader, bahkan ini merupakan salah satu teknik perdagangan harian yang paling popular.
Scalping melibatkan penggunaan periode waktu yang lebih pendek, pengambilan keputusan secara cepat, serta analisis teknis dengan menggunakan alat grafik yang terpercaya. Banyak trader harian yang berpengalaman mengalokasikan sebagian dari akun perdagangan mereka untuk scalping.
Scalping, yang juga dikenal dengan istilah scalp trading, adalah cara bertransaksi yang sesuai untuk kamu yang menyukai adrenalin. Apakah kamu ingin cepat masuk dan keluar dari transaksi lebih cepat dibandingkan investor biasa saat mereka membaca laporan keuangan?
Jika jawaban kamu iya, maka scalping bisa menjadi metode yang menarik bagi kamu. Sasaran dari scalping trader adalah untuk mendapatkan potensi dari pergerakan harga kecil. Mereka tidak berfokus untuk meraih potensi besar dalam setiap transaksi, melainkan berharap mendapatkan keuntungan kecil secara berulang.
Jika dilakukan dengan baik, potensi yang didapat dari trading kecil tersebut dapat dengan signifikan menambah saldo akun trading kamu. Scalping trader sering memanfaatkan leverage dan menerapkan stop-loss yang sangat ketat.
Tidak hanya berlaku dalam crypto trading, strategi scalping juga dapat diterapkan pada berbagai jenis pasar keuangan, seperti saham, forex dan aset crypto.
Bagaimana Trader Scalping Mencetak Potensi Keuntungan?
Faktor teknis apa yang diperhatikan oleh scalping trader? Biasanya, risiko trading, pergerakan harga, titik support dan resistance, serta pola grafik candlestick dipakai untuk menemukan peluang trading.
Beberapa indikator teknikal yang sering digunakan meliputi Moving Average, Relative Strength Index (RSI), Bollinger Bands, VWAP, dan alat Fibonaci Retracement. Banyak scalping trader juga menganalisis order book, profil volume, open interest (minat terbuka), dan berbagai indikator canggih lainnya.
Selain itu, sejumlah trader membuat indikator kustom sendiri untuk mendapatkan keunggulan di pasar. Seperti strategi trading lainnya, menemukan keunikan di pasar adalah kunci keberhasilan.
Scalping fokus pada mencari peluang kecil di pasar dan memanfaatkannya. Karena strategi ini bisa jadi tidak menguntungkan apabila diketahui banyak orang, scalping trader cenderung merahasiakan rangkaian trading mereka.
Oleh karena itu, sangat penting untuk merancang dan menguji strategi yang kamu buat sendiri. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, scalper biasanya melakukan trading dalam rentang waktu yang pendek.
Mereka memanfaatkan chart intraday, yang bisa berupa chart satu jam, 15 menit, 5 menit, atau bahkan satu menit. Beberapa trader mungkin juga memeriksa rentang waktu yang kurang dari satu menit.
Namun, ketika menggunakan rentang waktu yang sangat singkat ini, kita memasuki ranah trading frekuensi tinggi yang mungkin tidak dapat diikuti dengan baik oleh manusia. Sementara mesin dapat memproses data dengan cepat, banyak tidak mampu menganalisis chart 15 detik dengan efisien.
Ada beberapa hal lain yang perlu diingat. Kita tahu bahwa sinyal dan level dalam rentang waktu yang lebih panjang umumnya lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan yang ada dalam rentang waktu yang lebih pendek.
Strategi Scalping dalam Trading
Scalping trader dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni scalping trader diskresioner dan trader scalping sistematis.
Trader scalping diskresioner mengambil keputusan trading secara langsung saat pasar sedang aktif. Mereka mungkin memiliki kriteria tertentu atau tidak saat memasuki atau meninggalkan sebuah trade, namun keputusan mereka dipandu oleh kondisi pasar yang ada.
Artinya, trader diskresioner mempertimbangkan berbagai faktor yang berbeda, tetapi aturan tidak terlalu ketat. Mereka lebih mengandalkan insting dan intuitif dalam pengambilan keputusan.
Scalping trader sistematis menggunakan pendekatan yang berbeda. Mereka memiliki sistem trading yang jelas yang secara otomatis menentukan kapan harus masuk atau keluar. Jika syarat tertentu dalam aturan mereka terpenuhi, mereka akan melakukan trade.
Trading sistematis lebih berdasarkan pada data daripada hanya mengandalkan insting, berbeda dengan trading diskresioner. Klasifikasi ini sebenarnya bisa diterapkan kepada berbagai jenis trader lainnya. Namun, perbedaannya lebih terlihat pada strategi jangka pendek.
Trading diskresioner mungkin tidak selalu efektif dalam jangka waktu yang lebih lama. Beberapa scalper menerapkan strategi yang dinamakan trading range. Mereka menunggu hingga range harga terbentuk dan melakukan trading di dalam range itu.
Ide pokoknya adalah bahwa selama range tidak dilanggar, batas bawah range berfungsi sebagai support, sedangkan batas atas range berfungsi sebagai resistance.
Meskipun ini bukan jaminan keberhasilan, strategi ini masih bisa menjadi metode scalping yang efektif. Scalping trader yang kompeten akan bersiap menghadapi kemungkinan breakout dari range dengan menentukan stop-loss.
Teknik scalping lainnya melibatkan memanfaatkan perbedaan antara harga bid dan ask. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara harga tawaran tertinggi dan harga permintaan terendah, scalper dapat mengambil keuntungan dari situasi ini.
Karena itu, strategi ini lebih cocok untuk trading menggunakan algoritma atau sistem kuantitatif. Alasannya adalah, berbeda dengan mesin, manusia tidak bisa secara konsisten menemukan celah kecil dalam pasar.
Oleh karena itu, banyak trader dalam bidang ini menggunakan bot trading. Mereka yang ingin menerapkan strategi ini biasanya harus bersaing dengan algoritma. Scalping juga sering kali memanfaatkan leverage.
Karena sasaran potensi yang dicari biasanya kecil, scalper cenderung ingin meningkatkan ukuran posisi mereka. Oleh karena itu, trader jenis ini sering menggunakan margin trading platform, kontrak futures, dan jenis produk keuangan lainnya yang memungkinkan penggunaan leverage.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.