Kondisi ekonomi global saat ini tampak cocok dengan penggambaran “Teori Dollar Milkshake,” yang bisa menggambarkan dampak ke pasar kripto.
Berdasarkan laporan Tech in Asia, Teori Dollar Milkshake adalah teori yang diciptakan oleh CEO dari Santiago Capital Brent Johnson.
Teori tersebut menggambarkan skenario di mana dolar AS menyedot semua likuiditas dari mata uang fiat lain di seluruh dunia. Menjadi kuat dan mendominasi.
Teori Dollar Milkshake di Saat IniÂ
Seperti teori tersebut, dolar AS saat ini menjadi mata uang yang sangat kuat terhadap mayoritas fiat lain. Melihat indeks dolar AS (DXY), itu telah mencetak tertinggi baru sejak Juni 2002, dua dekade lalu.
terangkatnya nilai DXY disebabkan oleh aksi bank sentral AS, The Fed, yang terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi, serta menghentikan pembelian obligasi treasuri AS.
Hal tersebut mendongkrak imbal hasil (yield) dari obligasi AS, yang imbasnya turut menaikkan nilai dari mata uang AS. Banyak investor pun mengalihkan dana mereka ke dolar dan obligasi AS dalam jumlah besar.
Bank sentral negara lain, seperti Jepang dan Eropa, justru melakukan sebaliknya, membeli obligasi pemerintah, yang membuat nilai mata uang mereka melemah dan terhantam inflasi.
Inflasi parah pun telah melanda beberapa negara, salah satunya Inggris, yang membuat rakyatnya begitu sengsara, seiring melemahnya nilai poundsterling. Nasib euro pun lebih memilukan.
Dominasi dolar AS secara global mempengaruhi pasar negara berkembang, karena hutang mereka yang berbentuk dolar AS, semakin mempersulit mereka untuk membayar hutang. Default menjadi risiko utama.
Saat perusahaan, bahkan pemerintah, mengalami gagal bayar, maka sisa modal akan dilarikan ke aset paling aman. Itu adalah dolar AS.
Dari situlah, dolar AS berjalan dalam Teori Dollar Milkshake, menyedot semua likuiditas global layaknya putaran minuman milkshake, tanpa menyisakan satu pun tempat untuk menyainginya.
Dampaknya ke Pasar KriptoÂ
Saat dolar AS menyedot semua likuiditas, itu termasuk likuiditas dari pasar saham dan pasar kripto. Ini lebih cenderung mengarah pada penurunan kapitalisasi pasar di kedua pasar tersebut.
Pasar crypto akan terus dilanda gelombang jual, kondisi crypto winter, selama dolar AS masih mendominasi seperti saat ini.
Untuk peluang pemulihan pasar, The Fed perlu menjeda, atau menghentikan kenaikan suku bunga. Penurunan angka inflasi adalah tanda utama dari peluang tersebut. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.