Menjenguk Ransverse, Metaverse Raffi Ahmad yang Terbengkalai

Seiring narasi bull run yang mulai diharapkan di bulan November ini, memori lama tentang hype seputar kripto di antara selebriti papan atas tanah air pun kembali terbuka, salah satunya adalah proyek metaverse, Ransverse, besutan Raffi Ahmad bersama mitranya yang dikebut pada 2022 lalu.

RansVerse adalah proyek metaverse pertama di Indonesia yang dikembangkan oleh RANS Entertainment, perusahaan milik pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dengan beberapa perusahaan teknologi lokal, termasuk VCGamers, Shinta VR (website resmi tampak kosong), dan UpBanx.

Dalam RansVerse, pengguna dapat membeli dan memiliki aset digital seperti tanah virtual (Land), bangunan, dan item lainnya dalam bentuk Non-Fungible Token (NFT). Platform ini memungkinkan interaksi sosial, penyelenggaraan konser musik, pembuatan konten, serta aktivitas lainnya di dunia virtual.

Proyek ini diluncurkan pada April 2022 dan telah membuka penjualan tanah virtual melalui Initial Land Offering (ILO). Penjualan ini mendapat respons positif, diklaim oleh pihak pengelola di grup Telegram VCGamers, bahwa ada ratusan lahan terjual habis dalam waktu singkat.

Dan setelah dua tahun berlalu, bagaimana perkembangan dari proyek yang sempat menuai banyak pujian dan antusiasme orang-orang ini, apakah semakin maju atau justru mangkrak?

Mengintip Proyek Metaverse Raffi Ahmad, Ransverse

Setelah kemarin Redaksi Blockchainmedia.id mengulik proyek metaverse besutan Anang Hermansyah, kali ini kita akan melihat proyek di sektor yang serupa, yang dikembangkan oleh perusahaan milik Raffi Ahmad, Rans Entertainment.

Saat kami kali pertama memasuki situs resminya, mata kami langsung tertuju pada button “Dapatkan Land”, yang dulunya begitu digandrungi oleh para investor karena tema land saat itu begitu laris, yang dicetus oleh penjualan land oleh proyek metaverse besar dan memang masih berlanjut sampai sekarang, seperti Decentraland dan The Sandbox.

Namun, button tersebut malah membawa kami ke tampilan laman seperti yang terlihat di atas, kosong melompong. Ini menyiratkan bahwa proyek ini mungkin sudah mangkrak, tidak diurus dan mungkin sudah ditinggalkan. Secara tidak langsung, ini dapat diartikan bahwa, nilai land yang telah diborong oleh investor sudah tidak memiliki nilai lagi.

Di bagian di laman beranda, ada terdapat tombol unduh yang sebelumnya mengarah pada metaverse versi “Open Alpha Test”. Versi software seperti ini adalah tahap awal pengujian publik, di mana pengguna mencoba versi awal untuk memberikan umpan balik dan membantu mengenali dan memperbaiki jika ada bug sebelum rilis resmi atau fase Beta, sehingga produk dapat dioptimalkan menjadi lebih stabil. Terkait versi itu, tim pengembang mengumumkannya pada 4 Januari 2023 silam.

Berdasarkan penelusuran lebih lanjut, versi lain, yakni “Pre-Alpha Test” yang sempat dijajal oleh mitra lain Ransverse, yakni Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB). Tiga gambar di bawah menunjukkan hasil ujicoba metaverse itu.

“Ini event pertama kami, kami excited sekali dan ini merupakan event uji coba untuk salah satu pengembangan metaverse project ‘SBMVerse’, yang baru dirintis tahun ini di ekosistem RansVerse. Kami berharap agar event ini dapat meningkatkan experience dan engagement dari setiap event yang akan diadakan nantinya,” kata Direktur Thegreaterhub SBM ITB, Dr Dina Dellyana, dikutip dari situs resmi itb.ac.id.

Di laman serupa, Co-Founder & Chairman VCGamers, Wafa Taftazani (juga pendiri UpBanx), menyampaikan, Pre-Alpha Test ini juga dilakukan untuk memperkenalkan kegunaan Ransverse dalam bidang pendidikan kepada publik.

“Setelah membuka akses Ransverse ke publik untuk pertama kalinya di ajang BUMN Startup Day lalu, kini dengan bangga kami memperkenalkan salah satu bentuk use case RansVerse dalam bidang pendidikan, bekerjasama dengan SBM ITB dan Alpha JWC,” katanya.

Metaverse Raffi Ahmad Metaverse Raffi Ahmad Metaverse Raffi Ahmad

Netizen Bertanya: Apakah Dev-nya Masih Hidup?

Redaksi pun mencoba memantau grup komunitasnya di Telegram ($VCG Global Community) berdasarkan tautan yang tersedia di situs resminya. Namun tidak ada aktivitas penting dari pengembang, tidak ada informasi yang menandakan kalau proyek masih akan dilanjutkan.

Bahkan, usai Redaksi ikut mengomentari sejumlah pernyataan pengguna lain di grup itu, mempertanyakan mengapa proyek ini tidak berlanjut, tidak ada tanggapan dari mimin.

Salah satu pengguna dengan nick name Fnu Andre pun sempat berkomentar pada tanggal 28 Desember 2023, menanyakan perkembangan dari proyek metaverse ini setelah dirinya tidak aktif di grup selama setahun.

“Apa kabar, Ransverse? Tak terasa sudah setahun saya balik lagi. Gimana perubahan dan kemajuannya? Apakah dev-nya masih hidup apa udah bubar?” tanyanya.

Namun, sampai detik ini, pertanyaan tersebut masih belum ditanggapi oleh admin atau tim dari Ransverse.

Nasib Token VCG, Nilai Pasarnya US$0

Dalam ekosistem metaverse Raffi Ahmad tersebut, semua transaksi memang menggunakan aset native crypto yang disebut VCG, yang dikembangkan oleh salah satu mitranya, VCGamers. RANS Entertainmet milik Raffi Ahmad, (yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo) disebutkan di situs resmi memang memiliki “kontribusi” ke startup VCGamers itu.

Token ini telah resmi dilegalkan oleh Babbepti pada 8 Agustus 2022 dan telah terdaftar di platform jual beli aset kripto seperti Indodax dalam pair VCGIDR dan digunakan sebagai mata uang resmi dalam ekosistem RansVerse.

token vcg

Namun, nasib token VCG pun saat ini tampak begitu “memprihatinkan”. Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga token ini telah merosot ke titik terendah sepanjang masa (ATL), dan hanya mengalami kenaikan kuat di awal-awal peluncurannya saja.

Pada saat penulisan, tidak ada nilai kapitalisasi pasar yang tercantum di situs, alias US$0, serupa dengan volume transaksi hariannya. Dapat diartikan bahwa, token ini benar-benar telah ditinggalkan para investornya.

Setelah masuknya sang pendiri, Raffi Ahmad, ke dalam pemerintahan Presiden RI yang baru, proyek ini menarik untuk disorot, karena tentu ada banyak pihak yang kecewa karena proyek ini.

Lepas fase bearish yang kuat di pasar kripto dan harapan bull run kembali menguat, proyek kripto di tanah air seperti Ransverse Raffi Ahmad, justru masih belum ada kejelasan, memperkuat pesimisme para pendukungnya, berkelindan dengan harapan pihak lain, bahwa metaverse Sultan Andara ini akan bangkit kembali. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait