Menyoal Noorcoin di Situs Presiden RI: Bukan Inovasi, Ini Alasannya

Dimaz Ankaa Wijaya
Peneliti pada Blockchain Research Joint Lab Universitas Monash, Australia


Beberapa hari yang lalu beredar sebuah berita, yang tautannya berasal dari laman website resmi Presiden Republik Indonesia (RI) tentang bagaimana menghadapi Revolusi Industri 4.0. Sebagai anggota dari komunitas blockchain (dan mata uang kripto) di Indonesia, saya amat tertarik dengan pokok bahasan kedua dalam berita itu, yakni Noorcoin. Sebagai akademisi, menjadi tugas saya untuk memberikan pemahaman yang benar, apalagi bila terkait bidang keahlian yang saya miliki.

Amat mudah mencari tautan laman Noorcoin karena gencarnya promosi yang dilakukan Noorcoin, dengan artikel terkait Noorcoin muncul di berbagai media, termasuk juga Reuters dan Cointelegraph. Namun perlu diingat, Reuters dan media arus utama juga menerima artikel berbayar (advertorial), sehingga kebenaran isinya tidak dapat ditelan mentah-mentah dan perlu dipelajari lebih lanjut.

Noorcoin sendiri digambarkan sebagai sebuah “inovasi sistem koin syariah blockchain”. Saya tidak akan mengomentari klaim sharia-compliant oleh Noorcoin, karena di luar kompetensi saya, namun menyebut Noorcoin sebagai sebuah inovasi patut dipertanyakan.

Pertama, penggunaan Zilliqa. Zilliqa dikenal sebagai sebuah smart contract platform yang sedang dikembangkan untuk menyaingi Ethereum. Zilliqa juga berjuluk “Ethereum killer” karena berbagai fitur yang ditawarkan memang bertujuan untuk membuat superioritas Zilliqa atas Ethereum. Salah satunya adalah skalabilitas Ethereum yang dipermasalahkan, di mana Ethereum hanya mampu memuat 15 transaksi perdetik, sementara sistem Zilliqa mampu melayani jumlah transaksi yang jauh lebih banyak ketimbang angka tersebut, yakni sebesar 2.500 transaksi per detik sebagaimana yang diklaim dalam whitepaper Noorcoin.

Bicara tentang peningkatan kapasitas, tentu saja ada hal lain yang harus dikorbankan oleh Zilliqa, dalam hal ini desentralisasi. Alih-alih menggunakan sistem voting paling terkenal sedunia, Proof-of-Work (PoW), yang memungkinkan siapapun berpartisipasi dalam voting. Sementara Zilliqa mengadopsi sistem yang berbeda, yakni Practical Byzantine Fault Tolerance (PBFT) yang hanya mengizinkan pihak-pihak tertentu saja untuk ikut serta dalam sistem demokrasi mereka. Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa semakin sedikit pihak yang terlibat, maka semakin cepat pula sistem yang dibangun. Namun tentu saja, tingkat kepercayaan sistem tertutup milik Zilliqa selalu dapat dipertanyakan.

Barangkali memang Zilliqa adalah inovasi teknologi (oleh salah satu universitas di Singapura), namun Noorcoin sama sekali bukanlah Zilliqa. Jika Noorcoin dianggap sebagai inovasi teknologi milik anak bangsa, maka Nullcoin buatan kami, yang jauh mendahului munculnya Noorcoin, juga wajib diakui sebagai inovasi teknologi buatan merah putih!

Kedua, penggunaan token sebagai utilitas untuk mengakses berbagai fasilitas, seperti hotel, restoran, dan kafe, sebagaimana yang dipaparkan dalam whitepaper Noorcoin, sama sekali bukanlah hal yang baru. Anda bisa menemukan ratusan token lain yang telah lebih dahulu diluncurkan yang memiliki fasilitas serupa (bahkan mungkin lebih).

Ketiga, penggunaan ERC-20. Dalam situs Noorcoin disebutkan, bahwa mereka akan melakukan penggalangan dana melalui ICO (Initial Coin Offering). Dalam situs tersebut juga disebutkan bahwa mereka bakal menggunakan token ERC-20 untuk ICO. Barangkali tidak akan menjadi soal jika Noorcoin memang berencana untuk menjalankan sistemnya dengan menggunakan smart contract platform Ethereum. Namun, sedari awal Noorcoin menyebut Zilliqa sebagai platform yang akan memuat smart contract mereka.

Perlu diketahui bahwa token ERC-20 dalam Ethereum tidak kompatibel dengan platform Zilliqa. Token yang telah dirilis dalam Ethereum secara otomatis tidak dapat berjalan dalam platform Zilliqa. Lebih lanjut lagi, platform Zilliqa hingga saat artikel ini ditulis, belum merilis sistem utama mereka, sehingga sistem buatan mereka belum teruji. Saya bukanlah investor Ethereum, tetapi tatkala harus menilai tingkat kepercayaan antara Zilliqa dan Ethereum, maka Ethereum akan selalu jadi juaranya.

Keempat, saya penasaran bagaimana caranya agar dapat dipromosikan oleh situs Presiden RI. []

Terkini

Warta Korporat

Terkait