Menyusul pengakuan perusahaan MicroStrategy membeli Bitcoin senilai Rp3,6 triliun, Anthony “Pomp” Pompliano, Pendiri Morgan Creek Capital mengatakan bahwa akan banyak perusahaan lain mengikuti langkah MicroStrategy.
“MicroStrategy bukanlah satu-satunya perusahaan yang melakukan ini. Akhirnya, sebagian besar perusahaan akan menambahkan Bitcoin ke keuangan mereka. Mereka mungkin akan membeli dengan jumlah kecil dan terus menambahnya. Tren seperti itu mungkin akan memakan waktu, tetapi akan jadi sangat lazim, termasuk oleh bank sentral” kata Pomp melalui blog-nya, 11 Agustus 2020.
Menurut Pomp, alasan di balik mengapa individu, perusahaan dan bank sentral akan pindah ke Bitcoin sebagai aset cadangan itu sederhana.
“Bitcoin jenis uang baru yang diciptakan untuk dunia digital. Kelangkaan Bitcoin yang dapat dibuktikan, akan menyebabkan nilai dolar AS lebih tinggi. Lihatlah sekarang kapitalisasi pasar Bitcoin sudah lebih dari US$200 miliar hanya gara-gara investor kelas ritel,” jelas Pomp membandingkan jikalau perusahaan besar masuk lebih banyak lagi ke Bitcoin.
Beberapa jam lalu, MicroStrategy mengumumkan bahwa mereka telah mengalokasi dana perusahaan mereka dengan membeli 21.454 Bitcoin senilai US$250 juta atau setara dengan Rp3,6 triliun.
Kata Saylor sang CEO, investasi ini mencerminkan keyakinan perusahaannya bahwa Bitcoin sebagai aset kripto yang paling banyak diadopsi di dunia, adalah penyimpan nilai yang dapat diandalkan dan aset investasi yang menarik dengan potensi apresiasi jangka panjang yang lebih banyak daripada menyimpan uang tunai.
“MicroStrategy mengakui Bitcoin sebagai aset investasi sah yang bisa lebih unggul daripada uang tunai dan karenanya menjadikan Bitcoin sebagai strategi keuangan kami,” tegas Saylor. [red]