Sultan Gustaf Al Ghozali, atau yang lebih dikenal dengan karyanya NFT Ghozali Everyday, adalah pemuda asal Indonesia yang sempat menggemparkan dunia dengan kontroversi unik.
Bagaimana tidak? Foto selfie Ghozali Everyday pernah dijual seharga 0,89 ETH, setara Rp45 juta pada harga Ethereum saat itu.
Lalu, bagaimana kabar NFT yang ia buat sekarang? Apakah masih laku, atau mungkin sudah “mati” seperti koleksi digital lainnya?
Bagaimana Kabar NFT Ghozali Ghozalu?
Sifat dasar blockchain yang permanen membuat foto selfie Ghozali Ghozalu tetap terpampang jelas dan dapat diakses siapa pun. Sayangnya, kabar NFT Ghozali Everyday saat ini tidak terlalu menggembirakan.
Saat pertama kali viral, harga rata-rata setiap foto selfie Ghozali Everyday sempat mencapai nominal fantastis, yaitu sekitar 0,4 ETH atau sekitar Rp15 hingga Rp16 juta. Kini, nilainya turun drastis, harga terakhir NFT Ghozali Ghozalu hanya sekitar Rp1,5 juta .
Tak hanya itu, frekuensi transaksinya juga berkurang drastis, 2 bulan terakhir hanya terjadi sekitar 6 transaksi, itupun dibeli oleh pembeli yang sama.
Harga dasarnya di OpenSea saat ini berada di 0,042 ETH, namun harga pembelian hanya sekitar 0,0079 ETH, menunjukkan penurunan yang cukup tajam.
Kenapa Foto Selfie Ghozali Everyday Tidak Laku Lagi?
Alasan utama di balik turunnya nilai NFT koleksi digital seperti Ghozali adalah kurangnya utilitas nyata. Berbeda dengan koleksi digital yang memang dirancang untuk memiliki kegunaan tertentu, foto selfie Ghozali Everyday awalnya tidak dibuat dengan tujuan spesifik atau fungsi khusus.
Ghozali mengunggahnya hanya untuk iseng, namun akhirnya malah viral. Fenomena ini tidak hanya dialami NFT Ghozali Everyday, tetapi juga berbagai koleksi digital lain yang tidak memiliki kegunaan jelas.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa sekitar 96 persen NFT “mati” atau kehilangan nilai. Bahkan NFT yang dibeli oleh selebriti seperti Justin Bieber mengalami penurunan hingga 95 persen dari nilai awal.
Hal ini menyoroti banyaknya pemegang NFT yang saat ini berinvestasi dalam aset tanpa nilai nyata.
Ketidakmampuan koleksi digital ini untuk menawarkan manfaat konkret membuat pasar NFT mengalami penurunan drastis. Sebagian besar proyek gagal memberikan narasi menarik atau manfaat jelas bagi pengguna.
Saat jumlah koleksi digital tidak sebanding dengan permintaan yang memiliki nilai praktis, banyak NFT yang akhirnya tidak terjual dan kehilangan nilai.
Kontroversi “Rug Pull” Token Ghozali
Selain terkenal dengan koleksi NFT Ghozali Everyday, dirinya juga sempat kembali jadi sorotan saat merilis token GHZLI. Menurut laporan Coinvestasi, token Ghozali sempat melonjak hingga mendekati US$10.000 per token pada peluncurannya. Namun, tak lama setelah itu, harganya turun drastis hingga US$7,4.
Penurunan ini memicu tuduhan “rug pull” di kalangan komunitas kripto, namun Ghozali membantahnya. Dirinya menyebut likuiditas tetap utuh tanpa ada penarikan dana mendadak.
“Kami tidak melakukan rugpull, token aku juga di-vesting dan belum dapat dijual. Bahkan saya sendiri tidak bisa menjual token sama sekali,” ungkap Ghozali, Rabu (24/4/24).
Menurut data terakhir platform Dexscreener, token GHZLI saat ini diperdagangkan pada harga US$14,79 dengan likuiditas hanya sekitar US$14.000.
Gimana Nasib NFT Ghozali Selanjutnya?
Tanpa utilitas nyata, koleksi foto selfie Ghozali Everyday tampaknya akan tetap “mati suri.” Menurut para ahli, hal ini bukan hanya dialami NFT Ghozali Ghozalu, tetapi terjadi pada seluruh pasar koleksi digital saat ini.
Tanpa kegunaan yang jelas, sulit bagi NFT semacam ini untuk memiliki fundamental kuat yang dapat mendorong kenaikan harga dan permintaannya. Pasar biasanya hanya merespons pada saat hype, tetapi tanpa manfaat atau fungsi yang relevan, koleksi ini tidak punya daya tarik untuk investor jangka panjang.
Pada akhirnya, NFT Ghozali Everyday mungkin akan lebih dilihat sebagai memorabilia digital, menjadi bagian dari fenomena unik yang sempat viral dan dikenang sebagai salah satu cerita menarik di dunia kripto. [dp]