Pada Senin (13/09/2021), reksadana Brevan Howard berkata akan memperluas bisnis kripto. Hal ini menjadi pertanda terbaru bahwa minat institusi di kelas aset kripto semakin menguat.
Minat Institusi Mengangkat Valuasi Kripto
Brevan, yang dikenal atas investasi tren makroekonomi, menjadi reksadana besar tersohor yang menanamkan modal ke dunia perdagangan kripto kendati kripto dikenal dengan pasar yang bergejolak serta peluang cuan besar.
Pengelola aset tersebut berkata akan meluncurkan unit baru, BH Digital, untuk mengelola aset kripto dan digital. Brevan akan merekrut Colleen Sullivan, CEO divisi digital perusahaan trading CMT, untuk memimpin investasi dan usaha swasta di kripto.
Perluasan Brevan menyusul sejumlah pengelola aset tersohor lain yang memasuki sektor kripto selama beberapa bulan terakhir. Manajer reksadana Paul Tudor Jones telah menanam modal ke Bitcoin, sementara Man Group memperdagangkan kontrak berjangka Bitcoin.
Laporan tahunan yang diterbitkan PriceWaterHouseCoopers, Alternative Investment Management Association dan Elwood Asset Management menemukan total aset dikelola oleh reksadana kripto secara global berlipat ganda menjadi US$3,8 milyar di tahun 2020 dari US$2 milyar di tahun sebelumnya.
Menguatnya minat institusi disertai dengan semakin banyak aset kripto yang dapat diakses investor besar dan juga di saat harga Bitcoin dan Ethereum diperjualbelikan di bawah harga tertinggi.
“Sesuatu yang awalnya dipandang sebagai tren sementara kini menjadi struktur permanen dari industri keuangan. Instrumen keuangan yang dulunya berada di pinggiran kini menjadi semakin mainstream dan mendorong minat institusi yang kita lihat sekarang,” jelas Stuart Cole, kepala makroekonomi di Equiti Capital asal London.
Bursa kripo Coinbase melaporkan minat institusi terhadap perdagangan aset kripto telah meroket tahun ini. Dalam laporan kuartal kedua, Coinbase mengungkap volume perdagangan kripto mencapai rekor US$462 milyar selama tiga bulan sebelum Juni. US$317 milyar volume itu diperdagangan investor institusi.
Rasio tersebut naik drastis dibanding kuartal pertama 2018 ketika investor ritel menguasai pangsa pasar perdagangan aset kripto.
Saat beragam reksadana berusaha mengais cuan di sektor kripto, perbankan global tampak pelan mengadopsi tren tersebut sampai-sampai nasabah mereka harus mendesak bank untuk mulai menawarkan perdagangan kripto. [reuters.com/ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.