IKLAN
Banner IUX

Novogratz: Ketua The Fed Berikutnya Bisa Jadi Pemicu Rally Bitcoin

Banner IUX

Pergerakan harga Bitcoin kini tidak lagi ditentukan hanya oleh analisis teknikal atau faktor internal pasar. Arah kebijakan ekonomi, terutama yang lahir dari keputusan lembaga keuangan besar, semakin memberi pengaruh langsung terhadap sentimen investor.

Beberapa tahun terakhir, kebijakan moneter hingga pergantian pimpinan bank sentral terbukti mampu mengguncang pasar crypto. Kini, sorotan tertuju pada siapa yang akan menggantikan ketua The Fed, karena keputusan ini dinilai bisa memicu babak baru dalam perjalanan BTC.

Pandangan Novogratz tentang The Fed dan Bitcoin

CEO Galaxy Digital, Mike Novogratz dalam sebuah podcast bersama Kyle Chasse di YouTube pada Jumat (26/09/2025), menilai bahwa calon pengganti Jerome Powell sebagai Ketua Federal Reserve bisa membawa dampak signifikan bagi Bitcoin. 

Menurutnya, jika kursi tertinggi bank sentral itu diisi oleh sosok yang sangat dovish, Bitcoin dan juga keseluruhan pasar kripto berpotensi mengalami reli besar-besaran.

“Saya rasa itu (pergantian ketua The Fed) adalah katalisator bullish terbesar untuk Bitcoin dan juga seluruh ekosistem kripto.,” ujar Novogratz dalam wawancara tersebut.

BACA JUGA:  Stripe dan Paradigm Bangun Blockchain Khusus Pembayaran Stablecoin

Ia menambahkan, kebijakan pemotongan suku bunga yang agresif bisa menjadi “blow-off top” bagi Bitcoin. Harga yang saat ini berada di kisaran US$109.000 hingga US$110.000 bahkan disebut berpeluang melonjak hingga US$200.000.

3 Alasan Kenapa Harga Bitcoin Bisa Tembus US$200.000 di 2025!

Meski begitu, Novogratz menekankan bahwa skenario tersebut tidak serta-merta baik bagi perekonomian Amerika Serikat. Ia menyoroti risiko hilangnya independensi The Fed dan kemungkinan pelemahan dolar AS, yang dapat membawa dampak negatif bagi stabilitas ekonomi.

Momentum Emas Kripto di Tengah Melemahnya Dolar AS

Secara historis, sikap dovish dari Federal Reserve dipandang sebagai katalis positif bagi Bitcoin dan aset berisiko. Ketika suku bunga dipangkas terlalu jauh, aset tradisional seperti obligasi dan deposito menjadi kurang menarik, sementara kripto dan emas justru mendapat momentum.

Pandangan serupa disampaikan Daleep Singh, wakil ketua sekaligus kepala ekonom global di PGIM Fixed Income. Dikutip dari Yahoo Finance, Singh menjelaskan bahwa siklus ekonomi saat ini menunjukkan tren turun.

BACA JUGA:  Indonesia Turun ke Peringkat ke-7 dalam Adopsi Kripto Global 2025

“Dari sisi siklus ekonomi, saya pikir risiko terhadap dolar AS cenderung mengarah ke arah penurunan,” ujarnya, menandakan potensi pelemahan dolar AS di masa mendatang.

Singh menambahkan bahwa struktur dan perilaku FOMC kemungkinan akan berubah setelah masa jabatan Jerome Powell berakhir pada Mei 2026. Perubahan ini diperkirakan dapat mempengaruhi kebijakan moneter serta arah pasar global.

Melemahnya dolar AS membuka jalan bagi Bitcoin untuk semakin memperkuat posisinya sebagai alternatif lindung nilai dan instrumen spekulatif. Investor pun melihat momentum ini sebagai peluang untuk memindahkan sebagian portofolio ke aset kripto dan emas.

Faktor Politik dan Kandidat Ketua The Fed

Selain faktor ekonomi, dinamika politik juga menjadi penentu arah kebijakan The Fed. Dilaporkan Bloomberg pada awal September, Trump mempersempit daftar kandidat Ketua Federal Reserve menjadi tiga nama: Kevin Hassett, Christopher Waller, dan Kevin Warsh.

BACA JUGA:  Pasar Modal 24/7? SEC & CFTC Dorong Trading Nonstop ala Kripto

Mike Novogratz memperingatkan bahwa jika Trump benar-benar menunjuk sosok dovish, emas dan Bitcoin berpotensi sama-sama melonjak drastis. 

“Dia sudah memberi tahu kami bahwa dia ingin menunjuk sosok dovish di The Fed. Jika dia benar-benar memilih orang yang cukup dovish, akan terjadi momen ‘oh sht moment’,” tegasnya.

Dolar AS Goyang, Dunia Pilih Emas dan Bitcoin Sebagai Pelindung

Meski demikian, Novogratz menekankan bahwa pandangan tersebut adalah opini pribadinya. Reaksi nyata pasar kemungkinan baru akan terlihat setelah keputusan resmi diumumkan.

Sementara itu, The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada September lalu, langkah yang sejatinya sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, perdebatan mengenai arah kebijakan berikutnya tetap menjadi sorotan utama investor. 

Dalam kondisi ini, Bitcoin berada di persimpangan menarik, menghadapi potensi reli historis sekaligus risiko ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat, dengan pergerakan yang dipengaruhi kombinasi faktor ekonomi dan politik yang kompleks. [dp]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait