Langkah mengejutkan datang dari OpenAI. Perusahaan yang dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan teknologi artificial intelligence ini resmi mengakuisisi io, perusahaan yang didirikan oleh Jony Ive—otak di balik desain ikonik iPhone, iMac, hingga Apple Park.
Kolaborasi ini menjadi sinyal kuat bahwa OpenAI tidak hanya ingin mendominasi perangkat kecerdasan buatan, tetapi juga berambisi meredefinisi perangkat keras masa depan dengan sentuhan desain visioner.
Kolaborasi Dua Tokoh Berpengaruh di Dunia Teknologi
Pengumuman ini datang langsung dari Jony Ive dan Sam Altman, yang dipublikasikan pada Rabu, 21 Mei lalu. Dalam video itu, keduanya menyampaikan bahwa akuisisi perusahaan io merupakan langkah strategis menuju pengembangan perangkat AI yang benar-benar revolusioner.
Nilai kesepakatan ini dilaporkan mencapai sekitar US$6,5 miliar, menurut laporan dari Bloomberg. Sebelumnya, OpenAI juga diketahui telah memiliki 23 persen saham di io, seperti diberitakan oleh The New York Times.
Lebih dari sekadar akuisisi, kemitraan ini juga mencakup keterlibatan firma desain milik Ive, LoveFrom, yang bertanggung jawab atas rancangan perangkat OpenAI dan io. Meski detail produkmasih dirahasiakan, proyek ini dijadwalkan akan diumumkan pada tahun depan.
Kenalan dengan Sam Altman, Sosok Pendiri Worldcoin dan OpenAI
Sam Altman, yang juga dikenal sebagai pendiri Worldcoin, mengungkapkan kekagumannya terhadap purwarupa perangkat kecerdasan buatan tersebut. Ia menyebut bahwa teknologi ini memiliki potensi untuk merevolusi cara manusia berinteraksi dengan komputer.
“Jony baru-baru ini memberikan saya salah satu prototipe perangkat AI tersebut untuk pertama kalinya agar bisa saya bawa pulang, dan sejak saat itu saya menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut saya, ini adalah teknologi paling keren yang pernah ada di dunia,” ujar Altman dengan penuh antusiasme.
Mendorong Batasan Inovasi Perangkat AI
Kolaborasi antara OpenAI dan juga Jony Ive hadir di tengah persaingan sengit industri teknologi global dalam menghadirkan perangkat kecerdasan buatan yang semakin canggih.
Google, misalnya, baru saja mengumumkan peluncuran Android XR, sebuah kacamata pintar berbasis artificial intelligence yang digadang-gadang sebagai evolusi berikutnya dari komputer pribadi.
Di sisi lain, Meta juga mencatat keberhasilan lewat kacamata pintar Ray-Ban yang diluncurkan pada Oktober 2023. Produk ini cukup diminati pasar, dengan penjualan mencapai dua juta unit, seperti dilaporkan oleh The Verge.
Meski tren perkembangan perangkat kecerdasan buatan tampak menjanjikan, Jony Ive menyatakan keprihatinannya terhadap stagnasi yang masih terlihat pada sebagian besar perangkat AI saat ini.
“Produk yang kita gunakan untuk menghubungkan diri dengan teknologi luar biasa saat ini sebenarnya sudah berusia puluhan tahun. Sangat masuk akal jika kita mulai memikirkan sesuatu yang melampaui produk warisan ini,” ujar Ive dalam video pengumuman kerja sama tersebut.
Pernyataan Ive menegaskan bahwa tujuan mereka bukan sekadar menciptakan perangkat AI, tetapi mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi. Ia ingin meninggalkan pendekatan lama, dan menghadirkan sesuatu yang lebih relevan dengan kebutuhan masa kini.
Laporan The New York Times pada September lalu menyebut bahwa Ive dan Altman sudah menjalin kerja sama selama dua tahun. Mereka tengah mengembangkan perangkat AI yang dirancang agar lebih natural, manusiawi, dan tidak mengganggu interaksi sosial.
Menuju Masa Depan AI yang Lebih Terintegrasi
Langkah ini semakin menegaskan posisi OpenAI sebagai pemain utama dalam lanskap teknologi AI. Setelah sukses besar dengan ChatGPT yang meledak sejak 2022, OpenAI kini bahkan menggandeng Apple untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam Siri.
Dengan bergabungnya Jony Ive dan tim desainnya, OpenAI tampaknya tengah bersiap melangkah lebih jauh. Fokusnya kini bukan lagi hanya pada perangkat lunak, tapi juga perangkat kecerdasan buatan.
Pertanyaannya sekarang bukan lagi apakah OpenAI akan masuk ke dunia hardware, melainkan kapan dan seberapa besar pengaruhnya. Kolaborasi antara Altman dan Ive membawa potensi lahirnya era baru teknologi AI. [dp]