Optimisme kenaikan Bitcoin pada September 2024 bergema dari analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur, dari sudut pandang historis.
Harga Bitcoin secara historis menghadapi tantangan terberat pada September, dengan catatan penurunan yang terjadi hampir setiap tahun sejak 2013 hingga 2022. Rata-rata penurunan bulanan Bitcoin di periode ini berkisar antara 6 hingga 8 persen, bahkan pada September 2022 terjadi penurunan lebih dari 10 persen.
Namun, tren ini berubah pada September 2023 ketika Bitcoin justru naik sekitar 5 persen. Hal ini menandakan bahwa meskipun sejarah cenderung bearish, ada potensi Bitcoin untuk melanjutkan tren positif di September 2024.
Optimisme kenaikan Bitcoin itu disampaikan oleh Fyqieh Fachrur, seorang trader di Tokocrypto. Ia menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan ini. Salah satunya adalah peningkatan adopsi institusional yang terlihat semakin kuat.
Menurut Fyqieh, optimisme kenaikan Bitcoin lain adalah akibat ketertarikan investor institusional terhadap kripto nomor satu ini, terutama akibat lahirnya ETF Spot Bitcoin di Amerika Serikat sejak Januari 2024.
“Semakin banyak perusahaan besar dan investor institusional yang mulai melihat Bitcoin sebagai aset investasi yang potensial. Ini memberikan dukungan terhadap kenaikan harga,” kata Fyqieh.
Ia juga menekankan bahwa inovasi di sektor kripto, seperti perkembangan DeFi dan teknologi blockchain yang lebih canggih, turut memperkuat sentimen bullish di kalangan investor yang secara parsial mencerminkan optimisme kenaikan Bitcoin berikutnya.
Optimisme Kenaikan Bitcoin, Keputusan Suku Bunga The Fed Bisa Picu US$65 Ribu per BTC
Fyqieh juga menjelaskan bahwa kebijakan moneter dari The Fed dapat menjadi katalisator penting bagi pergerakan harga Bitcoin di masa depan.
Spekulasi mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed menciptakan harapan baru bagi para investor.
“Jika The Fed memutuskan untuk memotong suku bunga, hal ini dapat memicu kenaikan harga Bitcoin. Penurunan suku bunga biasanya membuat investor beralih ke aset berisiko yang lebih tinggi, seperti Bitcoin, dalam upaya untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik,” jelas Fyqieh.
Menurutnya, jika skenario pemotongan suku bunga benar-benar terjadi, Bitcoin bisa mendekati resistance level penting di sekitar US$65.000.
Namun demikian, lanjutnya volatilitas pasar tetap menjadi perhatian utama bagi para investor. Ketidakpastian kondisi ekonomi global, terutama yang berkaitan dengan kebijakan moneter dan kejadian-kejadian seperti skandal Ponzi kripto yang baru-baru ini terungkap, dapat menekan harga Bitcoin secara signifikan.
Fyqieh menyoroti volatilitas pasar masih tinggi, dan tekanan jual bisa mendorong harga turun kembali ke support level yang lebih rendah, mungkin mendekati US$55.000 atau bahkan US$53.000 jika sentimen pasar memburuk.
Meskipun risiko volatilitas pasar terus menghantui, Fyqieh menyebutkan bahwa optimisme kenaikan Bitcoin masih kuat, terutama jika adopsi institusional dan kebijakan pemotongan suku bunga terus berkembang.
Ia menekankan bahwa perubahan narasi mengenai kinerja Bitcoin di September bisa saja terjadi.
“Meskipun September biasanya dianggap sebagai bulan yang lemah untuk Bitcoin, peningkatan minat dari kalangan institusional bisa mengubah hal tersebut. Jika Bitcoin berhasil menembus resistance di sekitar US$65.000, kita bisa melihat kenaikan lebih lanjut menjelang akhir tahun,” tambah Fyqieh.
Selain itu, Fyqieh juga mengungkapkan bahwa Bitcoin Halving yang telah jatuh pada April 2024, di mana block reward telah berkurang dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per block, dapat mulai menunjukkan dampaknya pada September ini.
Sejarah menunjukkan bahwa efek halving biasanya baru terasa beberapa bulan setelah peristiwa tersebut terjadi. Dengan berkurangnya jumlah Bitcoin yang dihasilkan melalui proses mining, jika permintaan tetap atau bahkan meningkat, maka tekanan beli bisa memicu kenaikan harga.
“Bitcoin Halving selalu menjadi momen penting dalam siklus pasar kripto. Dengan pasokan Bitcoin yang semakin terbatas, harga cenderung bergerak naik jika permintaan terus meningkat,” katanya menyiratkan optimisme kenaikan Bitcoin.
Meskipun pola historis memberikan peringatan akan potensi penurunan, September 2024 tetap membuka peluang bagi Bitcoin untuk kembali mencatatkan tren positif seperti yang terjadi pada September 2023.
Namun, investor harus tetap waspada terhadap berbagai faktor eksternal, seperti kebijakan moneter global dan volatilitas pasar. Fyqieh mengingatkan bahwa strategi manajemen risiko yang matang sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian ini.
Ia menutup dengan mengatakan bahwa arah pergerakan dan optimisme kenaikan Bitcoin di September 2024 akan sangat bergantung pada bagaimana pasar merespons kondisi ekonomi global dan sentimen investor terhadap kripto. [ps]