Masuknya sejumlah bursa kripto asing ke Indonesia di awal tahun 2019 ini, tak membuat pemain-pemain lama jadi gerah. Oscar Darmawan, Pendiri & CEO Indodax, pelopor bursa kripto di Indonesia berpendapat, masuknya bursa kripto asing di Indonesia, sebagai hal yang positif.
“Itu menandakan Indonesia adalah salah satu pasar yang cukup besar yang membuat perusahaan asing mau membuka cabangnya di Indonesia. Tentunya kalau dibuat aturan yang bagus, itu akan menjadi salah satu sumbangan devisa sendiri bagi Indonesia,” ujarnya melalui telepon, Rabu (6/2).
Dari sisi pasar, menurutnya, semakin banyak pemain, maka semakin baik, sebab edukasi juga semakin lebih meningkat.
“Diharapkan, pemain-pemain asing ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Soal strategi Indodax bersaing dengan banyaknya pemain, Oscar mengatakan, akan tetap mengedepankan kepuasan pengguna.
“Kami selalu percaya bahwa pengguna adalah raja. Jadi, kami harus selalu mengutamakan layanan dan keamanan demi kepuasan pengguna kami,” ujarnya.
Indodax yang berdiri pada tahun 2014 adalah salah satu bursa besar, tak hanya di Indonesia tetapi juga di tingkat global. Di Coinmarketcap, Indodax masuk di 100 besar bursa kripto bervolume transaksi jumbo, dengan volume transaksi harian per Rabu (6/2) sekitar US$3,5 juta. Dalam sebulan terakhir, volume transaksi di Indodax mencapai sekitar US$93,8 juta.
Dengan semakin banyaknya pemain bursa kripto, menurut Oscar, diharapkan peraturan industri ini juga semakin jelas.
“Yang kami harapkan ada peraturan yang semakin jelas, agar semua perusahaan yang bergerak di bidang ini dapat diatur dengan baik,” ujarnya.
“Dengan adanya peraturan pemerintah, kita bisa memiliki data yang lengkap tentang industri ini. Dan konsumen juga terlindungi,” ujarnya.
Selama Januari 2019, dua bursa kripto asal Korea Selatan resmi beroperasi di Indonesia, yaitu Upbit dan Gopax. Sebelumnya, tahun 2018, Coinone yang juga berasal dari Korea Selatan sudah lebih dulu beroperasi. [jul]