Otoritas keamanan Ukraina telah menutup beberapa bursa kripto yang beroperasi secara ilegal di luar ibu kota.
Bursa ilegal tersebut dikabarkan telah mengantongi omset jutaan dolar per bulan dan mengirim uang melalui dompet digital yang dilarang di negara tersebut.
Ukraina Menutup Bursa Ilegal
Layanan Keamanan Ukraina (SBU) telah menutup akses jaringan bursa kripto ilegal yang beroperasi di luar ibu kota Kyiv.
Bursa ilegal ini diketahui mengizinkan pembayaran dan penarikan anonim.
Berdasarkan laporan resmi pemerintah, bursa tersebut telah memproses hingga 30 juta hryvnia Ukraina (sekitar Rp14 milyar) per bulan pada tahun ini.
Diketahui, layanan mereka sebagian besar digunakan oleh individu pribadi yang sering menerima dana ke dompet digital yang dilarang beroperasi di Ukraina, seperti Yandex.Money, Qiwi dan Webmoney. Ketiganya adalah penyedia layanan pembayaran yang berbasis di Rusia.
“Jaringan telah beroperasi sejak awal 2021. Selama waktu ini, [telah] “melayani” lebih dari 1.000 klien,” ujar juru bicara SBU, dilansir dari News Bitcoin, Jumat (13/8/2021).
Otoritas keamanan ini juga mengklaim bahwa keuntungan mereka telah digunakan untuk membiayai provokasi dan unjuk rasa di malam Hari Kemerdekaan Ukraina pada 24 Agustus mendatang.
Penutupan ini diawali dengan lima penggerebekan yang telah dilakukan pada alamat di distrik Pechersky, Shevchenkivsky, dan Solomyansky di Kyiv.
Hasilnya, agen SBU telah menyita komputer dan perangkat keras server, ponsel dan terminal seluler yang mencegah geolokasi, dokumen entitas fiktif yang terdaftar di Ukraina dan uang tunai asing yang setara dengan 1 juta hryvnia (sekitar Rp531 juta).
Investigasi Terus Berjalan
Investigasi hingga kini terus menetapkan setiap aksi ilegal yang terkait dengan aktivitas jaringan dan orang-orang yang terlibat, termasuk dokumen, dana, serta peralatan dan dugaan pencucian uang.
SBU diketahui telah menargetkan kegiatan ilegal yang terkait dengan kripto di sepanjang tahun ini. Otoritas juga telah membuat beberapa kesalahan selama tindakan keras tersebut.
Bukan April lalu, otoritas telah mengungkap kelompok yang diduga terlibat dalam legalisasi dana gelap dan transfer ilegal mereka.
CEO Hackcontrol, Nikita Knysh, mengatakan bahwa kasus itu tentang bursa kripto offline yang dimiliki oleh mitranya dalam bisnis yang berbeda, dan menyebut tuduhan tidak berdasar atas penipuan dan pencucian uang. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.