Milyarder Chamath Palihapitiya mengaku kagum mendapati platform kripto yang telah bangkrut FTX bisa sukses menipu jutaan umat. Tak pelak banyak pihak yang ‘menanggung’ derita kerugian, namun sang pendiri Sam Bankman-Fried ‘menang’ banyak, sembari mempersiapkan pengacara baru.
Dalam sebuah wawancara baru di Podcast All-In belum lama ini, Palihapitiya mengatakan strategi Bankman-Fried membangun narasi tentang ‘altruisme efektif’ telah membuai banyak media dan publik. Tidak terkecuali kalangan politisi yang menerima bantuan untuk kampanye politis
“Dan apa yang terjadi adalah, FTX mengambil dana pelanggan dan semua uang ini, kemudian dia (SBF) bisa menghasilkan puluhan juta dolar dari sumbangan politik,” tutur CEO Social Capital itu.
Seperti bos platform Binance Changpeng Zhao, Palihapitiya juga menuding Bankman-Fried telah merancang satu penipuan yang canggih, namun disayangkan bahwa tidak banyak tekanan dari wartawan atau regulator terhadap Bankman-Fried.
“Tekanan terhadap Bankman-Fried untuk mengatakan hal yang sebenarnya, masih kurang,” ujarnya.
Selain itu, Chamath juga ragu akan ada pihak yang coba memberi jaminan kepada Bankman-Fried.
“Alasannya adalah karena, untuk melakukannya, itu seperti memakan ekor Anda sendiri,” katanya.
Seperti diberitakan, Zhao menyoroti beberapa narasi salah yang banyak beredar, sebagai buah dari aksi penipuan SBF.
Menurut Zhao, SBF tengah gencar memoles citranya sebagai pahlawan, sekaligus menjadi manipulator ulung dengan narasi yang telah dipermak melalui media dan opini publik.
“Tidak, FTX membunuh dirinya sendiri (dan penggunanya) karena mereka mencuri dana pengguna senilai milyaran dolar AS,” ujar Zhao dalam cuitan Twitter, yang menepis narasi bahwa FTX hancur karena pihak ketiga.
Miliarder plontos itu juga membantah tudingan bahwa Binance hendak mematikan rivalnya dalam industri kripto, oleh sebab itu pihaknya tidak pernah berniat untuk menyingkirkan FTX dari arena persaingan.
Sam Bankman-Fried FTX Sewa Kuasa Hukum yang Baru
Teranyar dikabarkan, Sam Bankman-Fried telah menyewa Mark Cohen sebagai kuasa hukumnya yang baru.
Sebagaimana dikutip Reuters dari juru bicaranya, SBF telah memutus jasa pengacara dari Paul, Weiss, Rifkind, Wharton & Garrison pada bulan November lalu, dan kemudian dilaporkan membawa David Mills dan Gregory Joseph.
Bankman-Fried telah mempersiapkan tim pengacara ketika regulator mulai menyelidiki skandal keruntuhan FTX. Salah satu otoritas yang turut dalam investigasi tersebut adalah Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat atau SEC.
Bagi Cohen, komisi tersebut bukan ‘lawan’ yang asing dalam perselisihan hukum. Di mana, pada tahun 2014, firma hukum Cohen and Gresser memenangkan kasus insider trading versus SEC.
Bankman-Fried hanya memberi komentar singkat selama wawancara Twitter Spaces pada hari Selasa (6/12/2022), kepada The Block.
“Saya akan meminta nasihat dari penasihat dan orang-orang yang mampu memahami situasi dan konteksnya. Saya tidak bisa berkomentar lebih dari itu,” ucap Sam..
Sementara firma hukum Cohen sendiri tidak berkenan menanggapi permintaan komentar.
Sebelumnya, kebangkrutan FTX dilaporkan membuat sedikitnya US$1 miliar atau setara Rp15,6 triliun dana investor menguap. Lebih lanjut , FTX diklaim punya utang sebesar US$3,1 miliar atau setara Rp48,63 (asumsi kurs Rp15.688 per dolar AS) kepada 50 kreditur terbesarnya.
Proses penyelidikan atas kasus FTX masih terus berjalan. Sejak keruntuhannya, sejumlah besar korban skandal telah melontarkan komentar pedas, dan mendesak agar SBF dijatuhi hukuman berat atas tindak penipuan.
Jika terbukti melakukan tindak penipuan, maka SBF berpotensi mendekam di balik jeruji besi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah Bankman-Fried menipu pelanggan FTX untuk percaya bahwa uang yang mereka investasikan tersedia di bursa kripto tersebut.
Menurut pengacara dan mantan jaksa federal Renato Mariotti, Bankman-Fried harus waspada dengan ancaman penjara imbas kasus kebangkrutan bursa kripto miliknya tersebut.
“Sepertinya ada kasus penipuan di sini. Jika saya mewakili Bankman-Fried, saya akan memberitahu dia bahwa harus sangat peduli dengan ancaman hukuman penjara. Itu harus menjadi perhatian utama baginya,” kata Mariotti kepada CNBC, Senin (5/12/2022).
Menurutnya, jaksa harus membuktikan bahwa Bankman-Fried atau rekannya telah melakukan penipuan dan tindak kriminal. Namun, saat ini Bankman-Fried tampak tidak peduli dengan potensi hukuman yang bakal menjeratnya.
Terkini, bos dan pemilik Twitter Elon Musk mendesak agar Sam Bankman-Fried harus dipenjara imbas kebangkrutan bursa kripto tersebut dan diduga melarikan uang pengguna hingga Rp48,36 triliun.
Elon Musk: Sam Bankman-Fried ‘Setor’ US$1 Milyar ke Demokrat, Bukan US$40 Juta
Melansir dari VOI, Senator AS Elizabeth Warren dan Sheldon Whitehouse. Keduanya meminta Jaksa Agung Merrick Garland dan Asisten Jaksa Agung Kenneth Polite Jr. supaya DOJ (Department of Justice) menjatuhkan hukuman kepada Sam Bankman-Fried serta jaringan koleganya di FTX
“Mengingat komitmen Departemen untuk meminta pertanggungjawaban pribadi para pelaku kejahatan white-collar, kami mengharapkan DOJ untuk menyelidiki tindakan yang menyebabkan runtuhnya FTX dengan pengawasan penuh,” ujar Warren.
Patut diketahui bahwa white-collar crime adalah istilah untuk pelaku tindak kecurangan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki jabatan atau kewenangan tinggi, baik di sektor pemerintahan maupun swasta. [ab]