Seorang pakar asal Tiongkok melihat bahwa dominasi dolar AS bakal terancam oleh kehadiran dan adopsi dari mata uang bersama BRICS.
Aliansi BRICS, yang beranggotakan Rusia, Brasil, India, Tiongkok dan Afrika Selatan ini sebelumnya telah mengumumkan akan menghadirkan mata uang bersama, menjadi alternatif mata uang AS di perdagangan global dan mengurangi dominasinya.
Dominasi Dolar AS Bakal Terancam
Berdasarkan laporan Bitcoin News, Menteri Hubungan Internasional Afrika Selatan Naledi Pandor telah memperingatkan agar BRICS tidak mempercepat pengembangan mata uang bersamanya.
Namun, seorang pakar di Pusat Penelitian Keuangan Internasional di Akademi Ilmu Sosial Shanghai, Zhou Yu, memiliki pandangan berbeda dengan Pandor, melihat adanya kelayakan dari mata uang bersama BRICS.
“Terlepas dari kesulitan yang menakutkan yang dihadapi upaya semacam itu, tidak sepenuhnya mustahil bagi negara-negara ini untuk memiliki unit mata uang seperti itu,” ujar Yu.
Alih-alih mencari alternatif, Yu menyoroti langkah BRICS yang memfokuskan diri untuk merancang mata uang bersama, khusus digunakan untuk penyelesaian perdagangan internasional.
Menurut Yu, karena merancang mata uang baru dan bersama, tingkat kesulitan untuk mewujudkannya jadi berkurang dan meningkatkan kemungkinannya untuk diadopsi, daripada sekadar mencari mata uang alternatif dari fiat.
“Upaya untuk menyelesaikan perdagangan dalam mata uang lokal telah menjadi fokus dalam beberapa bulan terakhir. Misalnya, Sherpa BRICS Afrika Selatan berpendapat bahwa negara-negara anggota perlu memperkuat kerja sama ekonomi,” tambahnya.
Lanjut dikatakan, mata uang bersama bukanlah dihadirkan untuk berkompetisi dengan fiat, sehingga ini harus segera diluncurkan agar dapat digunakan sedini mungkin.
Aksi dedolarisasi dari beberapa negara ternama terus menjadi sorotan, di mana ini telah memicu kekhawatiran jangka panjang untuk mengikis dominasi dolar AS.
Yu pun menilai, percepatan pada pertumbuhan penyelesaian dengan fiat lokal adalah langkah yang penting dan nyata guna mengurangi dominasi dolar AS dalam penyelesaian perdagangan.
Aliansi BRICS tentu tidak sendiri karena saat ini sudah ada beberapa negara yang tertarik untuk mengikuti tren dedolarisasi, seperti Iran, Arab Saudi, Prancis dan lain-lain. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.