Pakar telematika yang menjadi Ketua Dewan Juri Top IT dan TOP TELCO 2018, Laode M. Kamaluddin menyarankan penggunaan blockchain untuk meningkatkan keamanan siber di Indonesia.
“Serangan terhadap keamanan sistem teknologi informasi harus diwaspadai. Kegiatan operasional kita jangan sampai terganggu atau bahkan berhenti, hanya karena sistem keamanan teknologi informasi kita masih lemah,” ujar Laode dalam keterangannya kepada BlockchainMedia, Sabtu 8 Desember 2018.
Blockchain dirancang agar aman (secure by design) dan merupakan contoh sistem komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance (BFT) yang tinggi sebagai smart contacts. Konsensus terdesentralisasi dapat dicapai dengan blockchain, yang membuat teknologi ini sesuai untuk merekam peristiwa, catatan medis, catatan transaksi keuangan digital, dan aktivitas pengelolaan record lainnya.
Laode mencontohkan blockchain dapat diterapkan di bidang manajemen identitas, pemrosesan transaksi keuangan, dokumentasi barang bukti, pelacakan (tracking system), hingga aplikasi sistem kepemerintahan, seperti pemungutan suara (voting) yang membutuhkan sistem keamanan tinggi.
Blockchain difungsikan sebagai “buku besar” publik secara digital untuk semua transaksi yang terjadi dalam jaringan. Blockchain dikelola oleh sebuah jaringan secara kolektif dengan mengikuti protokol tertentu untuk komunikasi antar node dan mengonfirmasi blok-blok dari pengguna.
TOP IT dan TOP TELCO 2018 berlangsung di Golden Ballroom, The Sultan Hotel Jakarta, Kamis, 6 Desember 2018. Acara ini dihadiri oleh 500 peserta. Sejumlah walikota, bupati, para CEO serta IT Manager hadir dalam kegiatan ini untuk menerima penghargaan tersebut.
TOP IT & TELCO 2018 ini diselenggarakan oleh majalah It Works bekerjasama dengan beberapa asosiasi di bidang teknologi-informasi, telekomunikasi dan konsultan TI Independen. Tema yang diangkat adalah “Great IT for Great Business & Government”. Dengan membangun Solusi IT & TELCO yang hebat, maka kita akan dapat membangun bisnis dan pemerintahan yang hebat pula, terutama dalam mengadapi era digital yang bersifat disruptif ini. [jul]