Pasar saham dan Bitcoin ambrol dan berdarah-darah (crash market). Sebagai trader profesional, situasi itu adalah “lazim”, sembari memahami beberapa hal berikut ini.
Tommy Yu dari JSXPro pagi mengatakan, bagi Anda pemegang saham yang bagus, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir.
“Menurunnya harga saham adalah peluang untuk akumulasi. Yang paling baik, tentu saja cashout dulu. Itu pun kalau belum terlambat. Kalau memang sudah telat, ya ditunggu saja sampai harga cukup bagus untuk menjual,” katanya melalui WhatsApp.
Menurutnya, crash market akan terus berulang. Dia mencontohkan pada tahun 1998, 2008 dan tahun 2020 ini dan selanjutnya.
Dalam situasi itu, dia menyarankan agar jangan panik berlebihan. Tetap tenang dan bersikap rasional.
“Perumpamaan sederhanya adalah ibarat komputer yang sedang ‘hang‘. Anda harus me-reboot-nya. Atau lebih sederhana lagi, ibarat bus Metro Mini yang sedang membawa penumpang yang sangat banyak. Ketika bus tak kuat menanjak, maka supir harus menurunkan beberapa penumpang agar lebih enteng,” jelasnya.
Hal lainnya, pasar akan “rebound“. Maksudnya, pasar tidak mungkin “nyungsep” jatuh hingga ke dasar jurangnya. Suatu saat pasti akan menjumpai “support” dan balik arah menaik.
Dalam situasi pasar merah begini, semestinya dilihat sebagai “kesempatan emas”. Kalau misalnya Anda telat menjual, tentu saja kerugian yang harus Anda terima. Tetapi, di sisi lain, bagi investor yang cerdas, ini adalah saat yang paling baik dan dinanti-nanti untuk masuk ke pasar, membeli saham-saham yang bagus.
“Saham-saham yang bagus ini, ketika kelak rebound, dia akan pulih dengan cepat dan memberikan profit yang sangat cantik,” tegasnya. [red]