IKLAN

Pasar Bearish: Selisih Derivatif Bitcoin Catat Rekor Baru

Pasar kripto tengah menghadapi tekanan signifikan dengan salah satu indikator paling mencolok datang dari Binance. Selisih derivatif Bitcoin (BTC) di platform tersebut mencapai level terendah sepanjang masa, yaitu -US$62,4 pada 24 Januari 2025. 

Bitcoin spot-perpetual gap yang besar mencerminkan sentimen bearish yang sangat kuat di kalangan pedagang derivatif dan memberikan gambaran menarik tentang dinamika pasar saat ini.

Bitcoin Spot-Perpetual Gap Capai Rekor Baru

Selisih derivatif Bitcoin mencerminkan sentimen pasar terhadap harga aset di masa depan. Perbedaan positif menunjukkan optimisme trader perpetual terhadap kenaikan harga Bitcoin, sementara selisih negatif mengindikasikan sentimen bearish.

Saat ini, selisih negatif mencerminkan dominasi pandangan pesimis di pasar derivatif. Hal ini sering dikaitkan dengan ketidakpastian pasar atau kurangnya katalis positif untuk mendorong harga naik.

Menurut data terbaru dari platform CryptoQuant, sejak 21 Januari 2025, Bitcoin spot-perpetual gap melonjak hampir dua kali lipat, dari -US$29 menjadi -US$59,9 pada 26 Januari, dengan puncaknya di -US$62,4 pada 24 Januari.

BACA JUGA  Hash Rate Bitcoin Cetak ATH Baru
Bitcoin Spot-Perpetual Gap - CryptoQuant
Bitcoin Spot-Perpetual Gap – CryptoQuant

Perubahan ini dipengaruhi oleh tekanan makroekonomi global, terutama data inflasi AS yang memperburuk sentimen, serta kebijakan The Fed pada 2025 yang hanya diperkirakan menurunkan suku bunga dua kali, yang menambah kekhawatiran pasar.

Kebijakan moneter yang ketat ini membatasi aliran likuiditas ke aset berisiko, seperti BTC. Akibatnya, tekanan jual semakin besar, mencerminkan kondisi bear market yang dominan di kalangan investor.

Namun, menariknya, sejarah menunjukkan bahwa selisih derivatif Bitcoin yang negatif seperti ini sering kali menjadi sinyal oversold, yang pada akhirnya berpotensi memicu pemulihan harga. Dalam siklus sebelumnya, kondisi serupa menandai titik balik menuju pasar bullish. 

Siklus Bitcoin Halving dan Profit Taking

Selain mengacu pada indikator Bitcoin spot-perpetual gap, kondisi pasar kripto yang saat ini sedang tertekan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola historis terkait Bitcoin halving.

Berdasarkan laporan sebelumnya, pasar mulai memasuki fase profit taking pasca-halving yang sering kali menyebabkan tekanan jual yang besar. Banyak investor memanfaatkan kenaikan harga BTC setelah halving untuk mengunci keuntungan, yang berimbas pada penurunan harga.

5 Penyebab Pasar Kripto Rontok, Profit Taking Bitcoin Sudah Dimulai

Kombinasi antara tekanan jual pada pasar derivatif Bitcoin karena terdampak oleh halving dan kebijakan moneter ketat The Fed menciptakan badai sempurna bagi pasar kripto, memperburuk kondisi pasar yang sebelumnya sudah tertekan.

BACA JUGA  Harga Bitcoin dan Ether Melonjak, Juga Biaya Transaksinya

Namun, ini bukan akhir cerita. Pola historis tersebut juga telah menunjukkan bahwa tampaknya pasar akan memasuki fase konsolidasi setelah melewati puncak tekanan jual dan mungkin akan memulai fase bullish lainnya. 

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa fase ini memberikan peluang strategis bagi investor untuk memulai kembali akumulasi aset dengan pendekatan Dollar-Cost Averaging (DCA). 

Indikator menunjukkan bahwa waktu optimal untuk akumulasi berikutnya adalah 125 minggu setelah Bitcoin halving, yaitu pada 30 Oktober 2026. Dengan demikian, investor yang mampu memanfaatkan pola ini dapat menavigasi pasar dengan lebih efektif.

Apa Selanjutnya untuk Bitcoin?

Pasar bearish saat ini memang menghadirkan tantangan besar, tetapi juga peluang bagi mereka yang memahami siklus dan pola historis BTC, serta mampu mengidentifikasi momen yang tepat untuk bertindak.

Memahami Bullish dan Bearish dalam Pasar Kripto dan Cara Menghadapinya

Dengan indikator Bitcoin spot-perpetual gap yang mencatat rekor negatif, meski mencerminkan tekanan jual yang tinggi, hal ini bisa menjadi tanda bahwa pasar telah mendekati titik jenuh jual, memberikan peluang untuk pembalikan harga di masa mendatang.

BACA JUGA  Tiongkok Sita Bitcoin Senilai Rp46 Triliun

Sementara itu, tekanan pada pasar derivatif Bitcoin akibat profit taking pasca-halving dan kebijakan moneter ketat dari The Fed mungkin terus menekan harga dalam jangka pendek, namun hal ini dapat membuka peluang akumulasi bagi investor jangka panjang.

Namun, sejarah pasar Bitcoin mengajarkan bahwa masa-masa seperti ini sering kali menjadi momen strategis untuk merencanakan langkah selanjutnya, yang bisa memberikan keuntungan signifikan saat pasar kripto mulai pulih. [dp]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait