Pasar Bitcoin Bergantung di Support US$95–103 Ribu

Contoh BELOW MAIN IMAGE BANNER

Bitcoin terkoreksi usai cetak rekor tertinggi, dipicu profit taking investor jangka panjang. Pasar kini bergantung di support US$95–103 ribu. Lantas, mampu mendaki di resistance berapa?

Bitcoin mencetak rekor harga tertinggi baru sepanjang masa di level US$111,8 ribu pada awal Juni 2025, sebelum terkoreksi ke kisaran US$103,2 ribu, dipicu oleh aksi ambil untung dari investor jangka panjang. Tekanan jual dari kelompok pemegang aset lama ini menguji kekuatan momentum pasar dan membuka risiko koreksi lebih lanjut di tengah minimnya katalis penggerak harga ke atas.

Menurut laporan mingguan The Week On-chain dari Glassnode, Kamis (5/6/2025), lonjakan harga Bitcoin yang menembus rekor tersebut tampaknya dipicu oleh pembelian langsung (spot-driven), dengan zona akumulasi besar terlihat pada level US$81–85 ribu, US$93–96 ribu, dan US$102–104 ribu. Zona-zona ini kini beralih fungsi menjadi potensi level support jangka pendek.

“Gelombang ambil untung kelima dalam siklus ini sedang berlangsung, dengan keuntungan terealisasi harian mencapai US$1,47 miliar. Sebagian besar aksi jual berasal dari pemegang jangka panjang, bukan dari spekulan jangka pendek,” ungkap laporan tersebut.

aksi ambil untung bitcoin
Aksi ambil untung Bitcoin oleh pemegang jangka panjang.

Data menunjukkan bahwa kelompok investor yang telah memegang Bitcoin lebih dari 12 bulan menjadi kontributor utama dalam realisasi keuntungan kali ini, mencerminkan pola rotasi modal yang lebih matang. Hal ini selaras dengan grafik Cumulative Volume Delta (CBD), yang menunjukkan bahwa zona akumulasi historis telah berubah menjadi zona distribusi.

“Pemegang dari kisaran harga US$25–31 ribu dan US$60–73 ribu, yang telah menyimpan asetnya selama fase volatilitas panjang, kini mulai melepas kepemilikannya dan menciptakan tekanan pasokan di pasar,” tulis tim analis CryptoVizArt dalam laporan tersebut.

Bidik Resistance US$114 Ribu

Dari sisi teknikal, support level utama yang terpantau saat ini berada di US$103,7 ribu dan US$95,6 ribu berdasarkan distribusi kuantil dari suplai yang telah terpakai (Spent Supply Distribution), yang menandai titik masuk awal investor sebelumnya. Sementara itu, sisi resistance diperkirakan berada di US$114,8 ribu.

Model on-chain lainnya, yakni Short-Term Holder (STH) Cost Basis, menunjukkan rata-rata harga beli pemegang jangka pendek berada di level US$97,1 ribu, dengan deviasi positif satu standar di US$114,8 ribu dan deviasi negatif satu standar di US$83,2 ribu. Batas-batas statistik ini dipandang sebagai penentu arah pergerakan harga selanjutnya.

“Jika tekanan jual berlanjut dan tidak ada dorongan baru yang signifikan, maka potensi koreksi jangka pendek akan semakin tinggi,” ujar laporan tersebut.

Fenomena pengambilan untung dalam siklus saat ini juga terlihat lebih terkendali dibandingkan siklus sebelumnya. Analisis terhadap 90 hari rata-rata bergerak dari keuntungan yang terealisasi—yang telah disesuaikan dengan kapitalisasi pasar—menunjukkan bahwa tekanan jual, meskipun signifikan, berlangsung dalam pola yang lebih stabil dan terukur.

Pada puncaknya, rata-rata keuntungan harian yang direalisasikan oleh pemegang jangka panjang mencapai sekitar US$1 miliar, tiga kali lipat lebih tinggi dari pemegang jangka pendek yang hanya mencatatkan US$320 juta. Hal ini menandai pergeseran dominasi aktivitas jual ke tangan investor berpengalaman.

“Investor jangka panjang kini menjadi penggerak utama rotasi modal, menunjukkan kedewasaan pasar dan pergeseran dari euforia jangka pendek menuju strategi yang lebih terstruktur,” demikian kesimpulan dari laporan tersebut.

Dengan sebagian besar suplai Bitcoin berpindah tangan dalam enam bulan terakhir dan dua kali menembus rekor tertinggi, arah pasar kini sangat bergantung pada kekuatan dukungan di zona US$95–103 ribu dan kesiapan permintaan baru untuk menyerap tekanan jual yang sedang berlangsung. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait