IKLAN
Banner IUX

Pasar Crypto Mandi Darah, Masih Ada Harapan Bangkit?

Banner IUX

Pasar crypto kembali mengalami tekanan berat setelah keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga bulan ini tidak membawa efek positif seperti yang diharapkan investor.

Alih-alih memicu reli, langkah itu justru dianggap sebagai sinyal pelemahan ekonomi AS sehingga meningkatkan sikap hati-hati pelaku pasar.

Investor Beralih ke Safe Haven, Emas Ikut Meroket

Pada saat penulisan, berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin (BTC) tercatat di kisaran US$109.531 atau sekitar Rp1,80 miliar (kurs Rp16.500 per dolar AS), turun lebih dari 6.49 persen dalam sepekan terakhir.

Ethereum (ETH) terpuruk ke US$3.990, terkoreksi 11 persen dibanding pekan sebelumnya. XRP melemah 6 persen ke US$2,89, sedangkan Solana (SOL) anjlok lebih dari 15 persen ke US$203. BNB pun turun ke level US$988.

Tekanan jual ini dipicu oleh likuidasi besar-besaran di pasar derivatif, minimnya arus masuk ke Bitcoin spot ETF, serta penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi yang mendorong investor beralih ke aset safe haven.

Harga emas bahkan mendekati US$3.800 per troy ons. Data terbaru menunjukkan, sejak awal Agustus, nilai BTC ETF hanya tumbuh 2 persen, sementara ETF berbasis ETH justru melonjak 33 persen, melampaui kenaikan harga ETH yang naik 13 persen dalam periode sama.

BACA JUGA:  Alphaton Capital Gelontorkan Rp1,65 Triliun, Altcoin TON Siap Meledak

Pasar Crypto Masih Berpeluang Pulih Meski Tekanan Berat

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut pola pelemahan pasca-pemangkasan suku bunga sebagai fenomena umum.

“Pasar biasanya cenderung lesu lebih dulu sebelum menemukan titik stabil, lalu memasuki fase pertumbuhan baru beberapa bulan kemudian,” ujarnya.

Ia menilai Bitcoin masih berada dalam fase konsolidasi dengan support kuat di US$111.000.

“Tekanan jual memang besar, tapi data on-chain menunjukkan cadangan BTC di bursa turun ke level terendah tahun ini, yaitu 2,4 juta BTC. Ini artinya, kepercayaan pemegang jangka panjang masih terjaga,” jelas Fyqieh.

Menurutnya, potensi pemulihan tetap terbuka jika BTC mampu menembus level psikologis US$114.000.

“Jika support utama gagal bertahan, BTC bisa kembali ke bawah US$110.000, dan itu berpotensi menyeret altcoin lebih dalam. Namun, bila berhasil menembus US$118.000, peluang menuju US$125.000 akan terbuka lebar,” tambahnya.

BACA JUGA:  4 Alasan Crypto Tumbang

Meski pasar tengah dibayangi volatilitas dan volume perdagangan rendah, prospek jangka menengah dinilai masih cerah. Bahkan, target optimistis hingga US$140.000 sebelum akhir tahun masih dianggap realistis.

“Risiko koreksi lebih dalam tetap ada, bisa saja ke US$108.000, tapi ruang kenaikan jangka panjang Bitcoin belum tertutup,” kata Fyqieh.

Ke depan, pergerakan BTC diperkirakan tetap menjadi penentu arah altcoin utama seperti Ethereum, Solana dan XRP, sementara faktor makroekonomi global dan minat institusional dipastikan masih menjadi katalis kunci bagi pasar kripto. [st]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait