Pada pertengahan bulan Februari, pasar crypto tampak kembali menghijau, namun pakar masih melihat potensi penurunan pada harga Bitcoin (BTC).
Pada saat penulisan, harga BTC dengan cepat telah melesat hampir mencapai 10 persen, melampaui level psikologis utama US$24.000.
Tetapi, pakar menilai itu bukan berarti telah menghilangkan potensi kejatuhan harga pada kripto utama.
Bitcoin Masih Berpotensi Ambruk
Berdasarkan laporan Market Watch, di tengah kenaikan pasar crypto yang berlawanan dengan pasar saham, pakar menilai itu masih dalam tekanan karena perkembangan regulasi yang terlihat tidak baik untuk industri kripto.
Pakar dari broker Oanda Craig Erlam menyoroti pengawasan yang tengah ketat dilakukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS terhadap perusahaan-perusahaan terkait kripto.
Itu telah kian intens dalam seminggu terakhir, menciptakan sentimen yang tidak sedap di industri kripto, membuat investor lebih berhati-hati.
“Kami terus melihat ketahanan kripto yang sangat menggembirakan meskipun tajuk peraturan tidak terlalu bagus… Bitcoin menikmati rebound yang layak pada hari Selasa meskipun sentimen pasar yang lebih luas menjadi lebih menantang karena laporan inflasi AS,” ujar Erlam.
Setelah pembacaan data inflasi yang baru, muncul beberapa ekspektasi pasar bahwa, The Fed kemungkinan akan beralih ke kebijakan moneter yang lebih adem, tidak agresif lagi.
Aksi pasar crypto kemarin menyiratkan bahwa, korelasi pasar crypto dan saham mulai renggang.
“Tapi itu belum tentu merupakan hal yang baik, terutama karena sentimen investor terhadap kripto terus terlihat tertekan dengan tanda-tanda perlambatan setelah reli 40 persen yang dimulai pada tahun 2023,” ujar Erlam.
Di sisi lain, tim penelitian dari Firma Riset Kripto Arcane yang dipimpin oleh Bendik Schei melihat bahwa ada tanda-tanda Bitcoin akan kembali ke mode tidur.
“Volume Bitcoin selain Binance tetap dangkal, dan kami mencatat berkurangnya partisipasi institusional di pasar, karena minat terbuka CME telah turun 11 persen lagi minggu ini,”ujar Schei.
Minat terbuka CME yang turun menandakan bahwa, investor institusi masih masuk ke pasar kripto dalam porsi yang minim. Sehingga, daya dorong di pasar crypto kemungkinan belum kuat.
Secara teknikal, mampu tidaknya harga BTC untuk bertahan di atas level US$24.000 kemungkinan akan menjadi jawaban potensi tren selanjutnya. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.