Pasar Kripto Berdarah! Total Likuidasi Tembus US$19 Miliar

Banner IUX

Pekan ini, pasar kripto diguncang gelombang likuidasi terbesar dalam sejarah. Nilainya mencapai US$19 miliar—melampaui crash besar yang terjadi saat pandemi Covid maupun keruntuhan FTX. Apa yang sebenarnya memicu kejatuhan masif ini?

Perang Dagang AS dan Tiongkok Kembali Memanas

Perang dagang AS dan Tiongkok kembali memanas setelah Donald Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif tambahan. Langkah ini menjadi babak baru dalam ketegangan perdagangan kedua negara yang sempat mereda dalam beberapa bulan terakhir.

Melalui unggahan di platform Truth Social pada Jumat (10/10/2025), Presiden AS tersebut menegaskan bahwa kebijakan tersebut akan diberlakukan di luar tarif 30 persen yang sudah ada, dan mulai diterapkan pada November mendatang.

“Amerika Serikat akan memberlakukan tarif sebesar 100 persen terhadap Tiongkok, di atas tarif apa pun yang saat ini sudah mereka bayarkan. Selain itu, pada 1 November, kami juga akan memberlakukan pembatasan ekspor terhadap semua perangkat lunak penting,” tulis Trump.

Pernyataan tersebut langsung mengguncang pasar. Kekhawatiran akan kembalinya perang dagang memicu aksi jual besar di Wall Street. Indeks Dow Jones anjlok 878 poin atau 1,9 persen, sementara S&P 500 turun 2,7 persen dan Nasdaq jatuh hingga 3,5 persen.

Dampaknya juga terasa di pasar kripto. Investor bersikap hati-hati di tengah meningkatnya ketidakpastian. Sentimen negatif ini membuat Bitcoin dan altcoin melemah, menandakan bahwa gejolak geopolitik kembali menjadi faktor penekan bagi aset digital.

BACA JUGA:  Dua Tahun Panas, Gemini dan SEC Akhirnya Capai Kesepakatan

Likuidasi Pasar Kripto Terburuk Sejak Covid dan FTX

Menurut data pada platform CoinMarketCap, harga BTC sempat jatuh ke titik terendah 24 jam di kisaran US$101.516 sebelum akhirnya pulih ke sekitar US$110.563. Meski begitu, harga Bitcoin tetap mencatat penurunan sekitar 7,03 persen dalam sehari.

Sementara itu, Ethereum (ETH) juga mengalami tekanan serupa. Aset kripto terbesar kedua ini sempat terpuruk hingga US$3.400, dan kini diperdagangkan di kisaran US$3.722, mencatat penurunan lebih dari 9 persen dalam 24 jam terakhir.

Likuidasi besar-besaran juga tercermin di data Coinglass, yang mencatat total likuidasi dalam 24 jam terakhir mencapai US$19,13 miliar. Dari jumlah tersebut, posisi long mendominasi dengan nilai sekitar US$16,84 miliar.

Platform perdagangan perpetual Hyperliquid menjadi penyumbang likuidasi terbesar, dengan total mencapai lebih dari US$10,31 miliar — di antaranya sekitar US$9,32 miliar berasal dari posisi long.

Likuidasi Pasar Kripto - Coinglass
Likuidasi Pasar Kripto – Coinglass

Di sisi lain, Binance juga melaporkan lonjakan aktivitas perdagangan yang menyebabkan beban sistem meningkat dan keterlambatan tampilan data bagi pengguna. Meski demikian, pihak bursa memastikan bahwa masalah sedang ditangani dan dana pengguna tetap aman.

Jatuhnya Pasar Kripto Kali Ini Bukan Seperti Sebelumnya

Meski perang dagang berperan besar, Simon Dedic, Founder dan Managing Partner di Moonrock Capital menilai kejatuhan pasar kripto kali ini berbeda. Dalam tweet yang diunggah pada Sabtu (11/10/2025) ia menilai bahwa peristiwa ini terasa tidak sedramatis saat Covid-19 atau kejatuhan FTX.

BACA JUGA:  Bull Run Kripto Belum Tamat, Ledakan AI Jadi Pemicu Berikutnya

“Meskipun banyak koin tampak benar-benar hancur di grafik, bagi saya peristiwa kali ini tidak terasa sedramatis beberapa black swan event besar yang pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Dedic, tidak ada alasan fundamental yang kuat untuk menjelaskan kejatuhan ekstrem hingga 99 persen pada sejumlah aset. Ia menduga ada gangguan teknis besar di balik layar, mungkin terkait Binance atau salah satu market maker utama.

“Saya sudah lama mengkritik Binance, tapi infrastruktur mereka selalu paling tangguh. Fakta bahwa harga sempat anjlok ekstrem dan platform berhenti berfungsi 10–20 menit terasa janggal,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa harga di platform DEX tercatat 25 persen lebih tinggi dibandingkan harga Binance pada saat crash, mengindikasikan adanya liquidation cascade dari satu titik kegagalan sistem. Namun, Dedic menilai hal ini bukan tanda akhir dari pasar kripto.

“Saya yakin ini bukan masalah fundamental. Justru jika benar ini murni kesalahan teknis, maka secara rasional — ini bisa jadi peluang besar jangka panjang,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Peter Brandt Ungkap Skenario Breakout Harga Bitcoin hingga US$185.000

Mirip Pola Kejatuhan Tahun 2021

Namun tidak semua analis berbagi optimisme yang sama. Analis kripto ternama Ali Martinez menilai bahwa peristiwa ini menyerupai flash crash besar yang menandai perubahan struktur dan siklus pasar. 

Dalam unggahan terbarunya di X, ia membandingkan kejadian ambruknya pasar kripto dengan crash yang terjadi pada Desember 2021, sesaat setelah BTC mencapai puncak di US$69.200. Kala itu, penurunan harian sebesar 24 persen menjadi sinyal awal dari bear market yang panjang.

Candle harian Bitcoin kemarin turun 17 persen, dengan pola yang sangat mirip — pasar berada di titik tinggi lokal, posisi long berlebihan, dan likuidasi beruntun yang berujung anjloknya harga,” jelasnya.

Pola Berulang Kejatuhan yang Terjadi pada 2021 - Ali Martinez
Pola Berulang Kejatuhan yang Terjadi pada 2021 – Ali Martinez

Menurut Martinez, rebound yang terjadi saat ini bisa menjadi peluang beli Bitcoin dalam jangka pendek, namun tetap perlu diiringi kewaspadaan.

“Peristiwa besar seperti ini sering kali menandai pergeseran struktur pasar, bukan sekadar koreksi sementara. Jika Anda masih memegang posisi long, manajemen risiko ketat adalah keharusan,” tegasnya.

Meski gejolak kali ini memunculkan ketakutan di pasar, arah selanjutnya masih bergantung pada seberapa cepat stabilitas dapat dipulihkan. Bagi sebagian investor, momen ini bisa menjadi sinyal kehati-hatian; bagi yang lain, justru menjadi peluang untuk masuk. [dp]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait