Pasar Kripto Harap-harap Cemas, The Fed Diproyeksikan Akan Naikkan Suku Bunga Acuan Sebesar 75 Basis Poin

Pasar kripto yang sedang dirundung mendung sedang harap-harap cemas, karena The Fed diproyeksikan akan menaikkan suku bunga lebih agresif lagi, yakni sebesar 75 basis poin pada Rabu esok.

Kenaikan cukup agresif itu diproyeksikan oleh Goldman Sachs pada Selasa (14/6/2022), pasalnya inflasi di AS ternyata jauh lebih tinggi daripada yang dibayangkan. Tak tanggung-tanggung, inflasi year-on-year per Mei 2022 itu mencapai 8,6 persen. Itu adalah tertinggi selama 41 tahun terakhir pada periode yang sama.

Bahkan Goldman Sachs memperingatkan bahwa kebijakan agresif seperti itu dan berikutnya hingga akhir tahun ini, bisa membawa Amerika Serikat menuju resesi lagi.

“Proyeksi kenaikan suku bunga dan berdampak pada penurunan di pasar keuangan, menyiratkan adanya peluang munculnya resesi. Kami memproyeksikan kenaikan sebesar 75 basis poin pada Juni dan Juli, diikuti kenaikan 50 basis poin pada September dan kenaikan 25 basis poin pada November dan Desember,” ujar Hatzius dari Goldman Sachs, dilansir dari Business Insider.

Sumber lain, pada Selasa pagi, di laman FedWatch CME Group, trader memproyeksikan ada peluang 100 persen ada kenaikan sebesar 75 basis poin di pertemuan The Fed pada Rabu (15/6/2022). Itu lebih tinggi daripada prakiraan pekan lalu hanya sebesar 50 basis poin.

“Ada banyak hal yang bergantung pada pembaruan kebijakan The Fed besok,” ujar Russ Mould, Direktur Investasi di AJ Bell. Investor tampak semakin takut bank sentral akan menjadi lebih agresif dengan laju suku bunga untuk mencoba dan mengekang inflasi, mengingat angka biaya hidup bulan Mei lebih tinggi dari yang diharapkan” dilansir dari Forbes.

Kendati masih berupa proyeksi, pandangan spekulatif itu mampu menggerakkan aksi jual ekstrem di pasar saham dan pasar kripto.

Pasar kripto misalnya mengalami kejatuhan nilai di bawah US$1 triliun pada Selasa. Bitcoin, sebagai kripto nomor wahid bahkan jatuh ke US$20.855.

Harga Bitcoin melemah selama sepekan terakhir.

Harga itu setara dengan kejatuhan tahun 2020, 2018 dan 2015 berdasarkan indikator Moving Average (MA) 200 pada grafik mingguan.

Sedangkan pasar saham di AS, berdasarkan data S&P500, sempat melemah 8,47 persen dalam 5 hari terakhir, dari 4.100 menjadi 3.750.

Investor dan trader pasar kripto secara khusus tampaknya harus berhenti berharap kenaikan tinggi dalam waktu cepat. Pasalnya, pasar kripto saat ini jauh berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya.

Naik turunnya suku bunga acuan di AS yang diselaraskan dengan terjadinya resesi. Resesi terakhir adalah pada Maret 2020 dampak pandemi COVID-19 yang berdampak positif pada kenaikan pasar kripto, sebelum adanya kebijakan pengetatan kuantitatif The Fed.

Saat ini, untuk kali pertama pasar kripto berada di situasi makro ekonomi di mana The Fed mengatasi inflasi tinggi lewat pengetatan kuantitatif yang berdampak pada penguatan dolar secara signifikan (nilai DXY sudah di atas 105). Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, bahkan ketika Bitcoin dirancang pada tahun 2008 dan diluncurkan pada tahun 2009. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait