Pasar Kripto Lesu, Burn Rate Shiba Inu Melejit 300 Persen

Ketenaran Shiba Inu (SHIB) tidak pudar kendati bear market terus menghukum pasar aset kripto tanpa ampun. Hampir semua aset kripto mengalami pukulan besar menyusul terkuaknya skandal bursa kripto FTX yang menyebabkan kapitalisasi pasar kripto merosot.

Di tengah pasar kripto yang terpuruk, aset kripto terbesar seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) pun mengalami pelemahan nilai. Kendati demikian, satu bagian dari pasar kripto mulai pulih perlahan-lahan, yakni SHIB.

Burn Rate Shiba Inu Melejit 

Menurut situs pelacakan data whale WhaleStats, Shiba Inu memperoleh 5 ribu investor baru dalam kurun waktu dua hari. Selain itu, volume perdagangan SHIB meroket 92 persen dalam 24 jam terakhir.

Meski SHIB menurun 7 persen dalam 24 jam terakhir, burn rate Shiba Inu atau laju pemusnahan token SHIB telah meroket melebihi 300 persen.

BACA JUGA  Bonk dan Shiba Inu Kian Tenggelam, Retik Finance Siap Jadi Penyelamat Investor

Watcher Guru melaporkan, SHIB diperdagangkan pada harga US$0,000008349 dan turun 7 persen dalam waktu sehari terakhir. Dalam periode yang sama, burn rate SHIB mengalami peningkatan.

Menurut situs Shib Burn, laju pemusnahan token SHIB berada pada angka 307,12 persen. Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan burn rate Shiba Inu sebesar 121 persen dua hari lalu.

Dalam kurun waktu tersebut, 38.213.848 SHIB dikirim ke alamat dompet mati, yakni alamat dompet kripto yang tidak diketahui private key-nya sehingga tidak ada yang dapat memulihkan dana yang dikirim ke dompet tersebut.

Mayoritas burning Shiba Inu disebabkan oleh dua transaksi besar yang masing-masing mentransfer 26,7 juta dan 11 juta SHIB ke alamat dompet mati.

Bukan hanya SHIB yang menikmati lonjakan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir. Aset kripto memecoin DOGE, pesaing utama SHIB, turut mengalami peningkatan volume perdagangan 72 persen dalam kurun waktu yang sama.

BACA JUGA  Mampukah Big Eyes Coin, Dogecoin dan Shiba Inu Menjadi Memecoin yang Bersinar Tahun Ini?

Pasar aset kripto terpontang-panting menghadapi beragam peristiwa naas. Ketika pasar kripto tampak mulai menguat, terjadi bencana baru yang menyebabkan pasar kripto kembali jatuh.

Selain kondisi ekonomi makro global yang terpuruk akibat kebijakan pengetatan moneter oleh Federal Reserve, krisis FTX turut menyeret sejumlah investor besar kripto menyatakan bangkrut sehingga investor ritel pun mengamankan dana dengan cara menjual aset. [ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait