Pasar Kripto Semakin Lesu, Ini Jawaban Bos Rekeningku.com

Lesunya pasar kripto sejak November 2021 dikarenakan terus menguatnya dolar AS, dampak dari kebijakan pengetatan kuantitatif dan naiknya suku bunga oleh Bank Sentral AS. Apa jawaban Bos Rekeningku.com?

Kebijakan itu guna memerangi inflasi di dalam negeri, pasca pandemi ditambah naiknya harga minyak mentah, karena invasi Rusia ke Ukaina.

Kebijakan itu pada dasarnya menarik dolar AS dari pasar, sehingga jauh lebih langka daripada sebelumnya.

Penguatan dolar AS itu sangat nyata, tercermin dari nilai indeks dolar, DXY, yang sudah mencapai lebih dari 100. Sedangkan pasar kripto luruh di US$1,7 triliun, ketika harga Bitcoin masuk ke wilayah di bawah US$38 ribu beberapa waktu lalu.

Namun, demikian sejumlah pengamat dan praktis melihat langkah The Fed yang relatif terlalu agresif malah akan jadi bumerang terhadap buruknya ekonomi dan memaksa mereka menggelontorkan banyak dolar lagi. Ini akan menjadi angin segar bagi kripto.

Resesi akan Menguntungkan Pasar Kripto 

Jika kita melihat ke belakang, relasi antara dolar AS dan kripto utama Bitcoin, telah tampak erat yang membuat kinerjanya saling berlawanan arah, di mana ketika dolar AS jatuh, Bitcoin bergerak naik. Vice versa.

Contoh relasi paling nyata dari keduanya adalah, saat indeks dolar AS jatuh sangat kuat dari Desember 2016 hingga Februari 2018. Itu adalah waktu di mana Bitcoin mengalami kenaikan fantastis, yang membawanya mencetak ATH di US$20.000.

Dan pada Februari 2018 itu, indeks dolar AS memantul kuat dari level support-nya dan pulih. Itu juga adalah waktu saat BTC terperosok dari ATH-nya, rontok bersama dengan pasar kripto keseluruhan.

Kebijakan bank sentral AS, the Fed, telah memberi dampak besar pada Bitcoin dan pasar kripto, begitu pula dengan pasokan mata uang tersebut.

Kelahiran Bitcoin sendiri adalah bentuk “perlawanan” dari dolar AS, yang terus menerus dicetak dan diedarkan guna menyelamatkan ekonomi pasca resesi di tahun 2008.

Itulah salah satu alasan kuat mengapa Bitcoin hadir dengan pasokan yang terbatas, tidak seperti dolar AS yang dicetak sesuka hati untuk “memanipulasi” angka ekonomi.

“Melihat upaya the Fed saat ini, mereka sebenarnya sudah tidak sanggup mengendalikan inflasi. AS kian tersudut dan resesi pun sudah banyak diproyeksikan oleh para ahli. Begitu dolar AS runtuh, itulah saatnya Bitcoin dan pasar kripto bangkit,” ujar Robby, Direktur  Rekeningku.com, Minggu (1/5/2022).

Robby, Direktur Rekeningku.com. Foto: ITS.ac.id.

Pandangan Ekonom

Para pakar ekonomi dari Bank of America (BofA) pun telah melihat potensi resesi pada AS, ketika bank sentral memilih untuk terus mengurangi aset dan terus memompa suku bunga.

Alih-alih dinilai mampu menekan inflasi, ekonom di BofA justru melihat ini dapat menjadi pemicu resesi.

Memang, setiap upaya agresif ini, pada akhirnya akan menjadi gelembung pecah dan runtuh. Dan pakar di BofA melihat ini akan bagus untuk aset kripto.

Bukan tanpa sebab, itu karena Bitcoin punya kemampuan lebih dari fiat, seperti kemampuan transaksi lintas batas, biaya transaksi yang lebih rendah dan transaksinya lebih cepat.

“Bitcoin adalah aset yang independen, layaknya emas, sehingga ketika orang-orang melihat dolar AS jatuh, ini secara alami akan dilirik,” ungkap Robby.

Melihat pergerakan indeks dolar AS saat ini, itu telah melampaui high di 2 Januari 2017 (103,7) dan di 20 Maret 2020 (102,9). High yang akan dihadapi saat ini adalah di 29 Desember 2016, di kisaran 103,25 yang bertindak sebagai resistance.

Jika memang dolar AS akan rontok, kemungkinan ini akan membentuk false breakout dari resistance. Membentuk pola teknikal Tripple Top, yang menjadi dasar bearish.

Memang, saat ini the Fed masih sangat agresif dalam memompa dolar AS, mengakibatkan terpukulnya mata uang berisiko seperti euro, poundsterling dan juga mata uang safe haven seperti yen Jepang.

“Pasar kripto yang secara fundamental masih terlihat baik saja dan bagus, juga tertekan oleh dominasi dolar AS di mata investor. Sehingga, koreksi pun belum terlihat akan berakhir,” imbuh Robby.

Ada beberapa versi proyeksi dari kejatuhan AS, beberapa melihat akan terjadi di akhir tahun 2023.

Entah kebetulan yang unik atau tidak, tahun berikutnya, di 2024, halving Bitcoin pun akan datang. Ini adalah sentimen kuat untuk kebangkitan pasar kripto.

Saat dolar AS jatuh di waktu tersebut, ini adalah momentum kuat yang dapat dilihat sebagai aksi jangka panjang, jika menilik pergerakan di masa lalu. Mari kita saksikan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait