Pasar Kripto Siap Meledak, Tapi Kenapa Harga Malah Turun?

Pasar kripto tengah bersiap menghadapi potensi ledakan likuiditas yang bisa mengubah permainan. Menurut analis dan influencer kripto Lark Davis, berbagai indikator makroekonomi saat ini menunjukkan bahwa pasar keuangan, terutama kripto, berada di ambang fase bullish besar-besaran.

Di tengah kondisi pasar yang tampak melemah, Lark justru menyoroti bahwa penurunan harga saat ini bisa menjadi pertanda awal dari pergerakan besar.

“Setiap beberapa tahun, kita mengalami breakout likuiditas yang sangat besar. Dan saat itu terjadi, uang dalam jumlah luar biasa masuk ke aset-aset berisiko,” ujar Davis.

Potensi Adu Strategi Kripto antara AS dan Tiongkok

Salah satu sorotan menarik datang dari potensi “perlombaan senjata” strategis antara AS dan Tiongkok terkait cadangan Bitcoin. Tiongkok dikabarkan menyimpan hingga 200.000 BTC hasil sitaan, sementara itu ada pertemuan tertutup di Beijing yang membahas langkah-langkah strategis terkait kripto.

Di sisi lain, AS juga mulai mempertimbangkan Bitcoin sebagai cadangan strategis. Persaingan ini bisa mendorong adopsi besar-besaran secara global.

“Tiongkok tentu punya kemampuan untuk terus mengakumulasi tanpa banyak sorotan,” ujar Davis, menekankan bahwa strategi diam-diam Tiongkok justru berpotensi lebih agresif di balik layar.

Grafik Likuiditas Global Picu Antisipasi

Davis juga membahas grafik dari Jamie Coutts, analis utama Real Vision, yang menunjukkan pola ascending triangle pada indeks likuiditas global. Menurutnya, pola tersebut hampir mencapai titik breakout yang biasanya memicu lonjakan besar di pasar.

Davis menyebutnya sebagai “bullish liquidity super regime” yang hanya muncul setiap beberapa tahun dan cenderung berlangsung selama satu hingga dua tahun.

Lebih lanjut lagi, ia mengaitkan momen ini dengan periode “resesi bergulir” di bawah pemerintahan AS saat ini, yang menurutnya ditopang oleh belanja pemerintah besar-besaran.

Kombinasi antara pelonggaran suku bunga, pelemahan indeks dolar AS, dan meningkatnya likuiditas dianggap sebagai sinyal kuat bahwa pasar bersiap untuk bergerak naik.

Koreksi Pendek di Pasar Kripto Bisa Jadi Peluang

Meski menyuarakan optimisme jangka panjang, Davis tidak menutup mata terhadap potensi koreksi jangka pendek. Ia menyoroti distribusi Bitcoin dari dompet para whale menengah yang memegang 100–1.000 BTC.

Data terbaru menunjukkan bahwa mereka mulai melakukan penjualan sejak 13 Mei dengan lebih dari 40.000 BTC dilepas ke pasar.

“Sinyal ini biasanya bukan aksi panik. Mereka menjual saat kuat, bukan saat takut,” jelasnya.

Hal tersebut juga diperkuat dengan turunnya minat pencarian Bitcoin di Google ke level terendah dalam enam bulan terakhir, mengindikasikan bahwa minat investor ritel masih belum sepenuhnya kembali.

Namun demikian, Davis mengingatkan bahwa penurunan sesaat justru bisa menjadi momen ideal untuk akumulasi, terutama di sektor memecoin yang volatil tapi sangat menguntungkan dalam siklus bullish.

Memecoin dan Risiko Koreksi

Davis memberikan analisis tambahan tentang beberapa memecoin seperti DogwithHat (WIF), PEPE dan PENGU, yang menurutnya telah mengalami reli besar dan kini rawan koreksi tajam.

“Kalau RSI sudah kelewat tinggi, biasanya disusul koreksi 30 sampai 60 persen. Itu pola umum,” ujar Davis.

Ia menekankan pentingnya strategi keluar yang realistis, sambil mengingatkan bahwa banyak investor gagal mengambil untung karena terlalu fokus pada target angka tertentu seperti US$1 juta, tanpa mempertimbangkan kemungkinan retracement besar.

“Kalau sinyal pasar sudah terlampau panas tapi kamu tetap nggak mau jual karena nunggu satu angka aja, bisa-bisa malah nyangkut sampai siklus berikutnya,” ujarnya mengingatkan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait