Pasar Obligasi Ambruk, Kiyosaki Pilih Bitcoin untuk Bertahan

Jatuhnya pasar obligasi global telah memicu peringatan serius dari investor terkenal, Robert Kiyosaki.

Dalam tweet terbarunya, penulis buku Rich Dad, Poor Dad ini mengungkapkan bahwa ekonomi dunia saat ini sepenuhnya bergantung pada utang. Sebagai instrumen utang, obligasi menjadi dasar dari banyak sistem keuangan global.

Menurut Kiyosaki, kehancuran pasar obligasi ini adalah tanda dari masalah ekonomi yang jauh lebih mendalam dan bisa memicu krisis besar di masa mendatang.

Lebih dari sekadar pasar saham yang terpantau secara kasat mata, Kiyosaki juga menyoroti bahwa krisis perbankan yang tersembunyi jauh lebih berbahaya.

Pasar Obligasi: Fondasi Ekonomi yang Rapuh

Kiyosaki menjelaskan bahwa obligasi pada dasarnya adalah utang, dan dunia saat ini mengapung di atas tumpukan utang tersebut. Sistem ini terus berjalan selama masih ada kepercayaan terhadap obligasi dan kemampuan negara-negara untuk melunasinya.

Namun, dengan pasar obligasi yang mulai runtuh, Kiyosaki percaya bahwa kepercayaan ini mulai tergerus, dan dunia mungkin sedang menuju krisis ekonomi yang lebih dalam.

“Apakah Anda menyadari bahwa ekonomi dunia didasarkan pada utang? Obligasi adalah utang, dan seluruh dunia mengapung di atasnya. Kehancuran ini menandakan masalah ekonomi yang lebih mendalam,” ungkap Kiyosaki.

Bahaya yang Tersembunyi: Krisis Perbankan

Selain pasar obligasi, Kiyosaki juga menyoroti bahwa krisis perbankan yang tersembunyi sebenarnya jauh lebih berbahaya daripada crash yang terjadi di pasar saham.

Menurutnya, sementara kejatuhan pasar saham dapat dilihat secara langsung oleh publik, krisis perbankan seringkali tidak terdeteksi sampai sudah terlambat.

Perbankan adalah jantung dari sistem keuangan global, dan ketika institusi besar mengalami masalah, efeknya dapat menyebar ke seluruh ekonomi. Hal ini menimbulkan risiko besar bagi stabilitas ekonomi global.

Investasi Bitcoin 

Sebagai langkah untuk melindungi kekayaannya, Kiyosaki menyatakan bahwa ia terus berinvestasi dalam aset fisik seperti emas, perak dan Bitcoin.

Ketiga aset ini dianggap sebagai uang nyata oleh Kiyosaki, berbeda dengan uang fiat yang menurutnya adalah uang palsu yang rentan terhadap inflasi dan manipulasi oleh pemerintah.

Dengan investasi di aset yang memiliki nilai intrinsik, Kiyosaki percaya dirinya lebih aman dari dampak negatif krisis ekonomi global yang ia prediksi.

“Saya berinvestasi dalam aset fisik seperti emas, perak dan Bitcoin. Saya adalah penggemar keras emas dan perak, uang nyata, bukan uang palsu,” tambahnya.

Apa yang Kiyosaki sampaikan ini juga menjadi refleksi terhadap kebijakan moneter global yang semakin bergantung pada pencetakan uang untuk menutupi defisit anggaran negara-negara besar.

Dengan semakin banyaknya utang, ancaman inflasi yang tidak terkendali, serta meningkatnya ketidakpercayaan terhadap instrumen keuangan konvensional, banyak investor besar seperti Kiyosaki yang mulai memindahkan kekayaannya ke dalam bentuk aset yang lebih aman. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait