Pertumbuhan blockchain yang pesat dan peluang spekulasi di dalamnya, telah “menggaet” investor dan perusahaan yang melihat potensi disrupsi blockchain. Bahkan, sebagian pihak sekadar “ikut-ikutan” karena tidak ingin tertinggal tren yang sedang panas ini. Salah satu cara perusahaan terjun ke industri blockchain adalah dengan mendapatkan paten.
Dalam beberapa tahun terakhir, beragam perusahaan telah melahap paten terkait blockchain. Tetapi, sebagian besar perusahaan tersebut mengaku, tidak berniat menggunakan paten itu di masa depan. Paten hanya diajukan untuk mengamankan posisi dan tidak kehilangan peluang di tren blockchain.
Menurut hukum Kantor Merek Dagang dan Paten Amerika Serikat, paten memberikan hak eksklusif selama 20 tahun bagi penemuan yang dijelaskan dalam klaim paten. Carly Klein, mahasiswa Loyola Law School di Los Angeles, mengatakan, paten blockchain mirip dengan paten peranti lunak, sebab keduanya berdasarkan kinerja serangkaian langkah yang terkonsep sebagai algoritma.
Klein menjelaskan, inovasi blockchain harus termasuk sebagai proses yang baru dan berguna atau memperbarui proses yang sudah ada agar bisa diajukan sebagai paten.
JD Houvener, seorang pengacara paten menjelaskan, metodologi blockchain hanya bisa diajukan sebagai paten jika klaim penemu mencakup metode untuk memecahkan masalah atau menaikkan efisiensi suatu proses. Sebagai contohnya, jika inovasi blockchain termasuk fungsionalitas yang menambahkan batas-batas tertentu kepada transaksi kripto, maka bisa dipatenkan, tetapi transaksi tersebut sendiri tidak bisa dipatenkan.
Mengingat persyaratan yang ketat tersebut, sebuah paten blockchain harus memiliki langkah inovatif yang memecahkan masalah. Inovasi di dunia blockchain seringkali menitikberatkan pada metodologi yang membuat proses lebih mudah, efisien dan hemat.
Sektor teknologi memang menjadi lahan basah bagi penemu yang bisa menawarkan inovasi mutakhir. Maka tidak heran pengajuan paten terkait kripto meningkat sebanyak 16 persen atau total 602 paten selama tahun 2017, sedangkan paten terkait blockchain meningkat sebanyak 300 persen.
Angka yang tinggi tersebut menunjukkan ada perusahaan-perusahaan besar yang berinvestasi di masa depan kripto dan blockchain. Paten merupakan investasi jangka panjang, sehingga menjadi pertanda yang baik bagi “penemu” blockchain yang ingin mengambil resiko dan memelopori jalannya.
Beberapa perusahaan global yang mengajukan paten terkait kripto termasuk Mastercard, PayPal dan Amazon. Mastercard memperoleh paten untuk sistem manajemen cadangan fraksional mata uang kripto. Metode ini mencakup penyimpanan aset dalam bentuk fiat dan kripto dalam satu rekening.
PayPal mengajukan paten untuk teknologi yang bisa mempercepat pembayaran kripto menggunakan dompet sekunder. PayPal mengincar pembayaran kripto antara penjual dan pembeli pada platform ritel atau e-commerce. Penggunaan dompet sekunder memungkinkan kunci unik pembeli dan penjual ditransfer secara privat.
Amazon memperoleh dua paten terkait blockchain. Pertama, Amazon menciptakan teknologi delegasi tanda tangan (signature delegation) yang meliputi tanda tangan kriptografis dalam skema data berbasis Merkle-Tree. Struktur data besutan Amazon ini memungkinkan pengguna memeriksa apakah data telah diutak-atik untuk memastikan datanya tidak palsu.
Kedua, Amazon menciptakan perpanjangan jaringan dalam sistem penyimpanan data yang meliputi penggunaan sharding dalam sebuah pangkalan data. Teknologi ini berguna untuk menciptakan struktur sistem yang menjamin efisiensi.
Alibaba, perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma kini sudah mengantongi 90 paten teknologi blockchain. Alibaba menempati peringkat pertama dunia di antara perusahaan dan organisasi yang lain, berdasarkan riset iPR Daily, 4 September 2018. Jikalau dengan hitungan “matematika polos” terhitung sejak ditemukannya teknologi blockchain oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008, maka Alibaba mematenkan karyanya satu setiap tahun.
Kendati telah banyak paten yang diajukan perusahaan besar sebagai inovasi untuk membuat blockchain lebih efisien, aman dan berguna, belum diketahui apakah inovasi-inovasi tersebut akan diadopsi secara masal dalam kehidupan sehari-hari. [cryptoglobe.com/ed]