Stablecoin semakin menarik perhatian institusi keuangan karena menawarkan mekanisme transaksi yang lebih mudah dan efisien. Salah satu entitas besar yang serius mengadopsi teknologi ini adalah PayPal dengan stablecoin besutannya, PYUSD.
PayPal Dorong Adopsi PYUSD
Dilansir dari laporan Bloomberg pada 26 Februari 2025, PayPal tampaknya semakin serius dengan memperluas adopsi stablecoin besutannya, PYUSD, dengan rencana ambisius untuk mengintegrasikannya ke dalam lebih banyak produk dan layanan mereka pada tahun 2025.
Langkah ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi lebih dari 20 juta merchant kecil dan menengah dalam melakukan transaksi dengan pelanggan menggunakan mata uang kripto mereka.
Menurut Michelle Gill, Manajer Umum PayPal untuk layanan keuangan dan bisnis kecil, PYUSD akan menjadi opsi pembayaran dalam produk pembayaran tagihan yang akan datang.
Tidak hanya itu saja, dirinya juga mengungkapkan bahwa para merchant dapat mengundang vendor mereka untuk bergabung dalam teknologi blockchain PayPal guna melakukan transaksi lintas negara.
“Banyak pembayaran yang kami harapkan akan bersifat lintas batas karena merchant di AS ingin membayar vendor dan pemasok di luar negeri,” kata Gill dalam wawancara dengan Bloomberg.
Langkah ini memungkinkan pembayaran tanpa konversi fiat, mengurangi friksi, serta mempercepat transaksi menggunakan jaringan PYUSD. Stablecoin ini dirancang untuk memiliki nilai tetap terhadap dolar AS, sehingga memberikan stabilitas dalam penggunaan sehari-hari.
Hyperwallet dan Integrasi PYUSD
Selain itu, PayPal juga akan menambahkan PYUSD sebagai opsi pembayaran global melalui Hyperwallet, sebuah bisnis yang memungkinkan pembayaran massal ke kontraktor, freelancer, dan penjual di seluruh dunia.
Hyperwallet sendiri telah diakuisisi oleh mereka pada tahun 2018 dengan nilai lebih dari US$400 juta. Rencananya, fitur pembayaran menggunakan stablecoin akan tersedia pada Q1 2025.
Tak hanya itu, PayPal berencana untuk memungkinkan merchant menyelesaikan transaksi checkout PayPal menggunakan mata uang kripto, termasuk PYUSD, pada akhir 2025.
Langkah ini tentunya semakin mempertegas posisi PayPal sebagai salah satu pemimpin dalam inovasi pembayaran digital yang berbasis blockchain.
“Kami sudah berbicara tentang blockchain selama satu dekade, tetapi konsep ini baru benar-benar nyata ketika Anda bisa mulai membelanjakannya,” ujar CEO PayPal, Alex Chriss.
Adopsi Masif Stablecoin di Dunia Perbankan
Tak hanya PayPal, institusi keuangan tradisional juga mulai melirik teknologi stablecoin. Bank of America (BofA), bank terbesar kedua di AS, dikabarkan tengah menyiapkan mata uang kripto berbasis dolar AS.
Stablecoin Besutan Bank of America? Ini Bisa Jadi Gebrakan Baru!
Jika benar-benar diluncurkan, stablecoin besutan BofA akan memiliki keunggulan dibandingkan stablecoin seperti USDT atau USDC karena didukung oleh regulasi ketat dan saldo rekening nasabah.
Namun, langkah ini juga menghadapi tantangan besar dari sisi regulasi, karena Ketua The Fed, Jerome Powell, telah menegaskan bahwa mata uang kripto yang digunakan secara luas harus tunduk pada aturan perbankan yang ketat.
Melihat tren ini, Matt Hougan, CIO Bitwise, menyatakan bahwa stablecoin seperti PYUSD diprediksi akan mendominasi pasar transaksi internasional, yang nilainya diperkirakan mencapai triliunan dolar.
“Stablecoin akan mendominasi pasar transaksi ritel B2B lintas batas senilai US$44 triliun dalam lima tahun ke depan,” jelasnya di X.
Dengan semakin banyaknya perusahaan besar seperti PayPal dan BofA yang mengadopsi teknologi ini, masa depan pembayaran digital berbasis blockchain tampaknya semakin menjanjikan. [dp]