Untuk pertama kalinya, setelah teknologi blockchain membahana, PayPal akhirnya memutuskan berinvestasi di teknologi itu dengan menggelontorkan dana ke satu perusahaan rintisan, Cambridge Blockchain. Perusahaan itu fokus pada penerapan blockchain pada sektor kendali identitas personal tanpa peran pihak ketiga seperti Facebook. Ini serupa dengan menggunakan Bitcoin tanpa bank.
Sebagian bagian dari investasi itu, dengan platform Cambridge Blockchain, pengguna PayPal kelak bisa mencegah informasi pribadinya digunakan atau dibagi kepada pihak lain. Ini serupa dengan klaim Mark Zuckerberg sebelumnya, ketika pengguna melakukan login di Facebook, informasinya tidak bisa dilihat apalagi “dijual” oleh pihak luar. Singkat kata, ada privasi yang dijunjung.
Memang bukan kali ini PayPal mencoba mendekati teknologi blockchain. Sebelumnya pada Maret 2018, perusahaan milik Elon Musk itu, telah mengajukan proposal paten blockchain. Di atas kertas, paten itu memungkinkan mempercepat transaksi kripto dan digunakan pada sistem penggajian karyawan.
“Kami berinvestasi di Cambridge Blockchain, karena penerapa teknologi blockchain untuk identitas digital punya manfaat bagi perusahaan keuangan seperti PayPal,” kata juru bicara PayPal kepada Forbes, Rabu (03/04).
Sebelum mendapat kucuran dana dari PayPal, Cambridge Blockchain sebelumnya mendapatkan dana dari perusahaan lain, di antaranya Omidyar Network dan Foxconn’s HCM Capital. [Forbes.com/vins]