Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio mengumumkan akan membuat sebuah biro kredit nasional berteknologi blockchain. Hal itu ia sampaikan pada sesi ke-73 Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Kamis (27/09), seperti dilansir Cointelegraph.
Julius berharap proyek tersebut dapat secara radikal mengubah belantika keuangan di Sierra Leone agar lebih inklusif. Proyek itu merupakan kerjasama antara Kiva, lembaga non-profit yang mengembangkan teknologi peminjaman modal lintas batas, dan Dana Pengembangan Kapital PBB (UN Capital Development Fund atau UNCDF) serta Program Pengembangan PBB (UN Development Programme atau UNDP).
“Pemerintah Sierra Leone telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan UNDP, UNCDF dan Kiva demi memperkuat proses Identifikasi Digital Nasional dan Biro Referensi Kredit. Sierra Leone akan memantapkan Biro Referensi Kredit dan mengubah cakupan keuangan menjadi lebih inklusif,” jelas Julius.
Proyek yang mengusung Kiva Protocol ini, dirancang untuk membangun sistem identifikasi digital nasional yang aman bagi warga Sierra Leone. Sistem baru ini dibuat untuk menyelesaikan dua hambatan utama yang dialami warga ketika mencoba mengakses layanan keuangan, yakni kurangnya identifikasi formal serta riwayat keuangan yang dapat diverifikasi. Kiva Protocol akan merekam beragam jenis transaksi keuangan untuk membantu orang-orang mengakses layanan keuangan yang dibutuhkan, termasuk pinjaman untuk bisnis, pendidikan, atau kesehatan.
Secara global, ada sekitar 1,7 juta orang dewasa yang tidak memiliki rekening bank dan tidak bisa mengakses layanan keuangan dari perbankan untuk memperbaiki kondisi kehidupan dan masa depan mereka. Data yang dikumpukkan PBB dan Sierra Leone menjelaskan, saat ini orang-orang yang tidak mempunyai rekening bank tidak bisa memanfaatkan transaksi keuangan dari sektor ekonomi informal, seperti riwayat kredit dengan pemilik toko lokal, untuk membangun riwayat kredit mereka.
Xavier Michon, Wakil Sekretaris Eksekutif UNCDF, mengatakan sistem baru tersebut dapat menjadi model bagi negara berkembang dan negara maju di masa depan, dan akan menjadi salah satu biro kredit paling canggih dan aman.
Sebelum proyek ini, Kiva mengklaim telah memfasilitasi peminjaman modal lebih dari US$1,2 milyar kepada peminjam di lebih 80 negara, dan kini sedang menggarap sistem berbasis blockchain untuk merekam transaksi-transaksi ini.
Selama ini, PBB telah menjajaki berbagai faedah blockchain, terutama untuk bidang kemanusiaan, dimulai dari penggunaan blockchain Ethereum untuk mentransfer kupon uang kripto ke pengungsi di Syria. Awal bulan ini, Cointelegraph melaporkan Celsius Network, platform pinjaman berbasis blockchain, akan mengelola Dana Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di dalam Inisiatif Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. [ed]