Kajian oleh CoinMetrics menunjukkan bahwa address yang menyimpan sejumlah kecil Bitcoin telah meningkat sejak 12 Maret 2020, ketika harga Bitcoin jatuh keras. Ketika pemain kecil itu membeli, investor besar justru menjual Bitcoin.
“Sejumlah address yang menyimpan antara antara 0,000000001 persen dan 0,00000001 persen dari total pasokan Bitcoin telah meningkat sekitar 6 persen selama 90 hari terakhir, Demikian pula, jumlah address yang menyimpan antara seratus juta (1/100 juta) dan sepersepuluh juta (1/10 juta) dari total pasokan meningkat sekitar 4 persen,” sebut CoinMetrics.
Peningkatan itu berpangkal ketika Bitcoin anjlok ke level terendah tahunan berkisar US$3.800 pada 12-13 Maret lalu.
Dengan jumlah pemain kecil meningkat dan wallet baru mulai online, ini bisa menandakan adopsi semakin meningkat, karena pengguna baru mulai menyimpan Bitcoin dalam jumlah yang relatif kecil.
Sebaliknya, tren ini tidak menjamin bahwa setiap wallet baru adalah pengguna baru, sebab satu pengguna dapat menyebarkan saldo Bitcoin mereka di antara beberapa address.
Data lain yang menegaskan itu datang dari Crypto Bitwise. Mereka mengatakan ketika harga Bitcoin ambruk, satu hari setelahnya ada dana baru senilai US$5 miliar masuk ke Bitcoin.
Pendiri CoinMetrics, Nic Carter mengatakan, bahwa pola itu adalah kebalikan dari beberapa investor institusional yang memasuki Bitcoin setelah 2017. Sementara si pemain kecil menggunakan peluang itu untuk menambah saldo Bitcoin, sedangkan pemain besar, keluar mencari dolar sungguhan, termasuk stablecoin bernilai dolar AS seperti USDT.
Luruhnya nilai Bitcoin pada 12-13 Maret 2020 lalu, menyebabkan lebih dari US$1 miliar terlikuidasi di bursa aset kripto berjangka, Bitmex. Senilai 75.000 Bitcoin pun keluar dari bursa itu. [Decrypt/red]