Para pemegang saham Microsoft baru-baru ini memutuskan untuk menolak proposal yang mengusulkan agar perusahaan menambahkan Bitcoin (BTC) ke dalam neraca keuangannya. Keputusan ini diambil melalui pemungutan suara (voting) yang dilakukan pada pertemuan pemegang saham.
Proposal tersebut diajukan oleh National Center for Public Policy Research (NCPPR) yang berupaya mendorong Microsoft untuk mulai mempertimbangkan diversifikasi asetnya dengan memasukkan Bitcoin.
Namun, mayoritas pemegang saham memilih untuk mengikuti rekomendasi dewan direksi perusahaan untuk menolak langkah tersebut.
NCPPR juga sebelumnya mengusulkan hal serupa kepada Amazon, agar perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos itu membeli Bitcoin untuk melindungi nilai saham perusahaan. Mereka meminta agar usulan itu dapat diputuskan melalui RUPS pada tahun 2025.
Amazon Didorong untuk Investasi Bitcoin dalam RUPS 2025, Sinyal Baik?
Proposal yang Menuai PerdebatanÂ
Proposal tersebut diajukan dengan tujuan agar Microsoft menggunakan Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan untuk melindungi nilai asetnya dari inflasi dan diversifikasi portofolio.
Dalam dokumen proposal, pengusul menyebutkan bahwa Bitcoin dapat menjadi alternatif investasi yang kuat di tengah ketidakstabilan ekonomi global. Ide ini didasarkan pada langkah serupa yang diambil oleh beberapa perusahaan besar lainnya yang telah mengadopsi Bitcoin.
Namun, Dewan Direksi Microsoft memberikan tanggapan yang tegas. Mereka menekankan bahwa tim Treasuri dan Layanan Investasi Global Microsoft secara rutin mengevaluasi berbagai jenis aset, termasuk Bitcoin, untuk memastikan stabilitas dan prediktabilitas finansial perusahaan.
“Tim Layanan Perbendaharaan dan Investasi Global Microsoft mengevaluasi berbagai aset yang dapat diinvestasikan untuk mendanai operasi Microsoft yang sedang berlangsung, termasuk aset yang diharapkan dapat memberikan diversifikasi dan perlindungan inflasi, serta mengurangi risiko kerugian ekonomi yang signifikan akibat kenaikan suku bunga,” tulis perusahaan tersebut dalam pernyataan kuasanya, dilansir dari Fox Business.
Mereka menilai bahwa Bitcoin, meskipun popular di kalangan pelaku pasar kripto, namun itu bukanlaj pilihan yang tepat untuk neraca keuangan Microsoft yang bergantung pada likuiditas tinggi dan keamanan investasi.
Penolakan yang Didasarkan pada Stabilitas
Keputusan untuk menolak proposal ini berakar pada pandangan bahwa Bitcoin dianggap terlalu volatil untuk kebutuhan keuangan Microsoft.
Dewan Direksi juga mencatat bahwa risiko yang terkait dengan Bitcoin, seperti fluktuasi harga yang tajam, dapat memengaruhi kestabilan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, mereka memprioritaskan investasi pada aset yang lebih stabil dan memiliki risiko yang lebih terukur.
“Evaluasi sebelumnya telah memasukkan Bitcoin dan aset kripto lainnya di antara opsi yang dipertimbangkan, dan Microsoft terus memantau tren dan perkembangan terkait aset kripto untuk menginformasikan pengambilan keputusan di masa mendatang,” tambah Dewan Direksi Microsoft.
Selain itu, dewan direksi juga menegaskan bahwa strategi investasi Microsoft harus tetap berfokus pada mendukung operasional perusahaan, memastikan likuiditas dan menjaga nilai pemegang saham. Dengan mempertimbangkan hal ini, mereka merekomendasikan kepada para pemegang saham untuk menolak proposal tersebut.
Pendukung Bitcoin Tetap Mendorong Adopsi
Meskipun demikian, para pendukung Bitcoin tidak menyerah begitu saja. Salah satu pendukung Bitcoin yang dikenal luas dan juga CEO dari MicroStrategy, Michael Saylor, sebelumnya mencoba meyakinkan Microsoft untuk mengadopsi Bitcoin dalam strategi keuangan mereka.
MicroStrategy sendiri telah menginvestasikan sejumlah besar dana ke dalam Bitcoin dan mengklaim bahwa langkah tersebut memberikan keuntungan signifikan bagi perusahaannya.
Namun, upaya ini tidak cukup untuk mengubah pandangan mayoritas pemegang saham Microsoft. Mereka tetap memegang teguh pandangan bahwa Bitcoin tidak sejalan dengan kebutuhan dan strategi keuangan perusahaan pada saat ini.
Microsoft Semakin Dalam di Blockchain dan Kripto Lewat Investasi di ConsenSys
Keputusan Microsoft untuk menolak Bitcoin sebagai bagian dari neraca keuangannya mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati terhadap adopsi aset digital.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin dan aset kripto lainnya telah menarik perhatian banyak perusahaan besar. Namun, adopsi ini juga sering kali disertai dengan risiko yang signifikan, termasuk volatilitas harga dan ketidakpastian regulasi.
Dengan memilih untuk tidak memasukkan Bitcoin ke dalam portofolionya, Microsoft menunjukkan bahwa mereka lebih memilih stabilitas finansial dibandingkan dengan potensi keuntungan jangka pendek yang mungkin ditawarkan oleh Bitcoin.
Langkah ini juga memberikan sinyal kepada pasar bahwa perusahaan besar tetap mempertimbangkan risiko dengan sangat serius dalam setiap keputusan investasi mereka. [st]