Pemerintah Amerika Serikat (AS) melelang Bitcoin (BTC) senilai US$300 ribu atau setara dengan Rp4,2 milyar.
Administrasi Layanan Umum (GSA) AS, saat ini menggelar lelang daring Bitcoin sebanyak 4,92 BTC, senilai sekitar US$300.000 dengan harga Bitcoin saat ini.
Lelang dibagi menjadi lima lot, dengan penawaran akan ditutup pada pukul 17.00 CT pada 28 Oktober 2021, dilansir dari Decrypt, Rabu (27/10/2021).
Lot terkecil yang tersedia adalah 0,44 BTC, bernilai hanya di bawah US$26.000, sedangkan lot terbesar 1,5 BTC bernilai sekitar US$88.400 dengan harga saat ini.
Tawaran tertinggi berada di sedikit rabat harga Bitcoin, dengan semua tawaran yang menang saat ini berjumlah US$283.630.
Pemerintah Amerika Serikat Lelang Bitcoin Bukan Kali Pertama
Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS melelang Bitcoin, di mana GSA memiliki otoritas untuk melelang Bitcoin pada Maret dan April 2021 lalu.
Pada lelang yang lalu, satu lot 0,75 BTC dibeli seharga US$53.104, premi 21 persen dari harga Bitcoin saat itu.
Pada yang terakhir, 11 lot senilai 9,45 BTC dijual seharga US$487.000, dengan diskon yang signifikan.
Dengan harga Bitcoin saat itu, pembeli akan mendapatkan US$520.000 di pasar terbuka (spot market).
Pemerintah AS juga telah melakukan beberapa penjualan Bitcoin berskala besar di masa silam, pada Februari 2020.
Kala itu AS ia menjual 4.000 BTC (saat itu bernilai US$37 juta) yang telah pupus dalam kasus pidana, perdata dan administrasi federal.
Lelang paling menonjol adalah pada tahun 2014, ketika 30.000 BTC (saat itu bernilai US$19 juta) disita dalam kasus Silk Road dan disiapkan untuk dijual oleh US Marshals. Sebagian dari BTC itu dibeli oleh Tim Draper, pengusaha papan atas di AS.
Bitcoin Menuju US$100 Ribu per BTC
Bitcoin berhasil mencetak rekor tertinggi baru beberapa waktu lalu, hampir mencapai US$70 ribu per BTC. Berdasarkan model Stock-to-Flow, harga kripto nomor wahid itu bisa mencapai US$100 ribu paling cepat akhir tahun ini atau awal Februari 2021.
Capaian sangat psikologis itu juga dimatangkan lagi oleh Analis Senior di Bloomberg Intelligence, yakni Mike McGlone. Bagi McGlone emas kian rapuh dihantam keunggulan kripto ini.
Selepas itu harga puncak pasca Halving akan tiba yang berpotensi mengulang koreksi besar seperti Desember 2017.
Di bulan itu, Chicago Mercantile Exchange (CME) untuk kali pertama menjual produk derivatif, yakni Kontrak Berjangka Bitcoin. CME adalah pasar terbesar derivatif di dunia.
Produk itu menjadi patokan dasar Reksadana Bitcoin Berjangka yang diperdagangkan perdana pada 19 Oktober 2021 oleh ProShares, yakni BITO.
Itu tergolong episode bersejarah Bitcoin, mengingat pasar ETF di AS adalah yang terbesar di dunia. Di belakang AS ada Eropa dan Asia Pasifik. [ps]