Hari ini di acara BlockJakarta 2019, Edi Prio Pambudi, Asisten Deputi Menteri Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko) melemparkan wacana soal “Pulau Blockchain” di Pulau Batam untuk mengakomodir secara khusus perkembangan teknologi blockchain di Indonesia.
Kata Edi, Kemenko bisa saja menyediakan “pulau khusus” bagi para blockchain enthusiast dan blockchain developer, yang bisa memberikan solusi bagi bangsa Indonesia.
“Indonesia mempunyai belasan ribu pulau. Saya rasa tidak masalah jika diberikan satu khusus untuk pengembangan ekosistem blockchain. Pulau itu misalnya bisa jadi adalah Pulau Batam yang menawarkan konsep Special Economic Zones (SEZ),” kata Edi di hadapan para peserta BlockJakarta 2019.
Edi menambahkan melalui wawancara melalui WhatsApp hari ini, Kamis (02/05), menyebutkan sebagai model bisnis baru yang berkembang pesat, blockchain memerlukan struktur ekonomi baru. Ini dimaksudkan supaya penerapan blockchain tidak berbenturan dengan struktur yang sudah ada. Sebaliknya, ini akan berdampak pada munculnya disruption cost.
“Pulau Blockchain dalam hal ini bisa menjadi tempat komunitas untuk berkembang. Kebetulan ada yang dipromosikan sebagai digital hub, yaitu Pulau Batam. Di Batam juga sudah terdapat data center. Infrastruktur juga sudah bagus, tinggal masalah pengembangan saja,” katanya.
Edi pun menilai anak bangsa Indonesia memiliki potensi mengembangkan teknologi blockchain yang tepat guna.
“Ya, ada potensi besar, sebab blockchain sendiri kan memampukan perubahan besar terhadap model bisnis yang lebih bermutu dan lebih cepat. Fungsi blockchain tak hanya untuk teknologi keuangan. Bisa diterapkan untuk logistik, kesehatan dan birokrasi. Hanya saja, yang dibutuhkan di sini adalah komunitas untuk menampung mereka, para pegiat blockchain. Jika mereka berhasil membuat fungsi-fungsi blockchain yang baik, maka investor akan datang. Nah, peran pemerintah di sini bisa saja dengan memberi keringanan pajak (superdeduction tax) bagi perusahaan yang melakukan penelitian dan pelatihan,” tambahnya.
BlockJakarta merupakan konferensi untuk mendidik dan menjajaki peluang serta tantangan dalam penerapan teknologi blockchain, khususnya di Indonesia. Konferensi ini dikelola oleh Black Arrow Conferences bekerjasama dengan Indodax dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Acara serupa, BlockBali, telah digelar sebelumnya di Bali pada Oktober 2018.
BlockJakarta dihadiri berbagai ribuan pelaku industri blockchain dan kripto Indonesia dan mancanegara, terutama oleh peritel komoditi kripto dan juga proyek-proyek kripto lokal seperti Tokenomy, Triv dan Playgame. PLMP Fintech, MyCreditChain dan BlueShare turut serta mendukung acara ini. [ed/vins]