Malaysia kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem keuangan digital. Dalam gelaran Sasana Symposium 2025 (SS2025) yang berlangsung pada 17–18 Juni, Perdana Menteri YAB Dato’ Seri Anwar Ibrahim secara resmi meluncurkan Digital Asset Innovation Hub.
Pusat Inovasi Aset Digital Perkuat Visi Malaysia
Lewat pusat inovasi aset digital ini, para pelaku industri diberi ruang lebih luas untuk menguji coba ide-ide baru mereka dalam lingkungan yang lebih aman, terkontrol, dan juga mendukung perkembangan teknologi finansial secara berkelanjutan.
Mereka juga memiliki kesempatan untuk memberikan masukan langsung kepada regulator terkait kebijakan, guna membantu menyempurnakan kerangka pengawasan, keamanan, dan tata kelola aset digital di Malaysia agar lebih adaptif terhadap inovasi.
“Reformasi struktural bukanlah sesuatu yang bisa ditangani oleh satu pihak saja. Ini membutuhkan pendekatan dari seluruh elemen. Reformasi dan kebijakan bukan sekadar ide di atas kertas—mereka dapat membawa perubahan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Malaysia,” ujar Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM), Dato’ Seri Abdul Rasheed Ghaffour.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh dari seluruh elemen bangsa dalam membangun ketahanan ekonomi jangka panjang, termasuk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi finansial yang terus berkembang pesat.
Simposium SS2025 Angkat Berbagai Isu Ekonomi
Dengan mengusung tema “Structural Reforms: Building a Resilient Malaysia”, SS2025 menghadirkan 23 sesi panel, diskusi, dan lokakarya yang membahas isu-isu strategis, mulai dari inflasi dan biaya hidup, hingga perlindungan sosial, pembiayaan iklim, dan sektor kesehatan.
Selain meresmikan Digital Asset Innovation Hub, salah satu sorotan utama dari SS2025 adalah penguatan kebijakan digital Malaysia melalui strategi yang berkelanjutan dan terstruktur. Inisiatif ini menjadi bagian penting dalam agenda transformasi negara yang semakin terarah dan ambisius.
Peluncuran pusat inovasi tersebut juga melengkapi langkah sebelumnya, yakni diperkenalkannya Malaysia Blockchain Infrastructure (MBI) pada April lalu. Dengan kehadiran infrastruktur blockchain, Malaysia menegaskan komitmennya dalam membangun fondasi teknologi keuangan yang modern dan mampu menopang pertumbuhan sektor digital di masa depan.
Malaysia Sudah Punya Infrastruktur Blockchain Nasional, Indonesia Kapan?
Selaras dengan perannya sebagai Ketua ASEAN 2025, simposium ini juga menghadirkan ASEAN Tunnel, sebuah pameran imersif yang menyoroti tonggak-tonggak penting dalam perjalanan ekonomi dan keuangan kawasan.
Lewat inisiatif seperti Local Currency Transaction Framework dan sistem pembayaran instan lintas batas, Malaysia terus mendorong integrasi ekonomi regional dan memperkuat konektivitas keuangan antarnegara ASEAN.
Melalui serangkaian langkah yang diambil, pemerintah Malaysia tidak hanya memperkuat posisinya di panggung fintech dan mata uang digital, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. [dp]