Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan memastikan bahwa pihaknya siap mendirikan penambangan Bitcoin.
Hal itu disampaikan oleh Zia Ullah Bangash, Penasihat Teknologi Informasi provinsi itu kepada media, dilansir dari media siber lokal Bolnews, belum lama ini.
Dilansir dari Decrypt, Bangash mengatakan RUU legislatif yang mendukung industri itu telah disahkan di DPRD Provinsi. Kelak entitas perusahaan juga bisa menerbitkan aset kripto mereka sendiri dan dijamin oleh hukum.
Melalui Twitter, Bangash menegaskan itu lagi. Dia mengatakan, pihaknya menyambut baik penambangan Bitcoin sebagai bagian dari mempromosikan industri teknologi.
I appreciate @ZakaWaqar and his team who are working on it and promoting tech industry as well. WZ and his team have considerable experience with regard to #cryptocurrency and #cryptomining. In the future, the help of Waqar Zaka will be sought in this regard. #DigitalPakistan https://t.co/k6FX0fJz60
— Zia Ullah Bangash (@ZiaBangashPTI) January 11, 2021
Pengguna Twitter lain merespons pernyataan itu, mempertanyakan apakah pasokan listrik Pakistan cukup untuk penambangan itu di tengah krisis energi Pakistan.
It is consuming electricity equivalent to the entire power consumption of Pakistan. Can a country already crippling with energy crises afford such projects? pic.twitter.com/WViU8QR4Yz
— Hamza Rasheed (@hamzaafridi00) January 11, 2021
Respons ini sangat masuk akal, karena konsumsi listrik penambangan Bitcoin tidaklah kecil dan terus bertambah, seiring meningkatnya permintaan.
Konsumsi Listrik Tambang Bitcoin Lampaui Belanda, Dekati Uni Emirat Arab
Tahun lalu, pejabat dari Majelis Provinsi, yang dipimpin oleh Bangash, juga memberikan resolusi kepada pemerintah pusat Pakistan yang menyerukan legalisasi penambangan dan kepemilikan Bitcoin di seluruh negeri.
“Kami meminta pemerintah pusat untuk mempertimbangkan dengan hati-hati proposal kami untuk melegalkan penambangan aset kripto,” sebut dokumen proposal itu.
Pemerintah Venezuela juga melakukan hal serupa melalui militernya. Pada awal Desember 2020 lalu, di media sosial tampak sejumlah video dan foto menunjukkan tentara Venezuela merakit alat tambang Bitcoin dan jenis aset kripto lainnya.
Menurut Jenderal Lenin Herrera, langkah itu untuk menambah penghasilan anggotanya, akibat kesulitan ekonomi. Maklumlah, negara pimpinan Nicolas Maduro itu mengalami hiperinflasi. [red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.