Di tengah badai crypto winter, penambang Bitcoin terbesar dari sisi daya komputasi telah bangkrut, dengan hutang milyaran dolar AS.
Pasar kripto yang lesu telah membawa gelombang jual hebat pada aset kripto utama, termasuk Bitcoin (BTC). Harganya telah merosot lebih dari 70 persen dari puncak ATH-nya.
Sejak itu, penambang Bitcoin mulai kesulitan untuk melanjutkan bisnis, bahkan berakhir bangkrut, karena BTC yang dihasilkan tak mampu menutup biaya operasional. Selain itu, tingginya harga energi menjadi salah satu faktor utama dari kebangkrutan perusahaan.
Penambang Bitcoin Besar Telah Bangkrut
Berdasarkan laporan Coindesk, perusahaan penambang Bitcoin Core Scientific telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di Pengadilan Kebangkrutan Distrik Selatan Texas AS pada hari Rabu (21/12/2022).
Selain itu, perusahaan tersebut juga telah membuat kesepakatan dengan beberapa pemberi pinjaman untuk merestrukturisasi utangnya.
Dalam pengajuan tersebut, prakiraan utang yang dimiliki Core Scientific adalah antara US$1 milyar sampai US$10 milyar, dengan sekitar 1.000 sampai 5.000 kreditur.
Terungkap, aset perusahaan adalah antara US$1 milyar sampai US$10 milyar, di mana tercatat aset perusahaan mencapai US$1,4 milyar pada akhir kuartal ketiga 2022. Ini memiliki kewajiban sebesar US$1,3 milyar.
Digadang, status bangkrut yang kini disandang oleh salah satu penambang Bitcoin terbesar tersebut akan membawa gelombang baru di pasar kripto.
Sekadar informasi, Core Scientific menyumbang sekitar 10 persen daya komputasi pada jaringan Bitcoin.
Perusahaan ini telah menjalankan 243.000 rig penambangan di fasilitasnya pada akhir Oktober. Itu telah terbagi antara 14,4 exahash per detik (EH/s) hashrate penambangan mandiri Bitcoin, dan 10 EH/s mesin yang di-hosting untuk perusahaan lain.
Sebelum mengajukan kebangkrutannya, perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan beberapa debitur. Sehingga, proses kebangkrutan telah ditata dengan baik agar tidak menimbulkan gejolak di lingkup perusahaan.
Selain itu, Core Scientific juga mengharapkan dukungan dari beberapa pemegang surat utang konversi dalam bentuk dua fasilitas debtor-in-possession (DIP) senilai US$75 juta.
Perusahaan juga diketahui memegang uang fiat dengan nilai US$544 juta yang dapat dikonversi per akhir kuartal ketiga tahun ini.
“Dukungan ini akan membantu kami melewati proses kebangkrutan, yang ingin dilakukan dengan cepat,” ujar Juru Bicara perusahaan.
Perusahaan penambang Bitcoin tersebut kali pertama mengisyaratkan potensi bangkrut pada akhir Oktober kemarin. Juga, mereka mengungkapkan untuk tidak akan membayar sebagian dari cicilan pinjamannya.
Sejak itu, saham perusahaan yang listing di Nasdaq ambruk lebih dari 80 persen karena investor mengantisipasi kebangkrutan yang kini telah terealisasi.
Seminggu lalu, bank investasi B.Riley mengusulkan rencana pembiayaan Core sekitar US$72 juta, dan sudah terealisasikan sekitar US$42 juta.
Pihak bank mengatakan bahwa, sisa dana akan diberikan setelah harga Bitcoin (BTC) mencapai US$18.500.
Di sisi lain, Core Scientific tengah berupaya membuat kesepakatan lain dengan grup yang mewakili setengah dari total pemegang uang kertas konversi untuk dana sekitar US$56 juta dalam fasilitas DIP.
“Dana ini, bersama dengan uang tunai yang dihasilkan dari operasi, diantisipasi untuk menyediakan pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan restrukturisasi yang direncanakan, memfasilitasi munculnya dari Bab 11 (perlindungan kebangkrutan), serta menutupi biaya dan pengeluaran penasihat hukum dan keuangan,” ujar pihak Core Scientific.
Crypto Winter Menjadi Penyebab Utama
Sebelum Core Scientific, perusahaan kripto Compute North juga telah mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada akhir September lalu.
Selain itu, Iris Energy juga terpaksa mengakhiri 72 persen daya komputasinya yang terkait dengan lebih dari US$100 juta pinjaman yang gagal bayar.
Crypto winter telah menelan banyak bisnis, besar ataupun kecil, menghancurkan mereka yang tidak mampu bertahan di kondisi pasar yang mengerikan.
Diketahui, Core Scientific juga terpapar dampak dari bangkrutnya Celsius Network, yang merupakan klien terbesar perusahaan. BlockFi yang bangkrut juga turut memberi dampak pada perusahaan ini.
Bahkan, beberapa bulan setelah mengajukan kebangkrutan, Celsius sempat menggugat Core Scientific dengan tuduhan melanggar persyaratan tinggal otomatis.
Tahun 2022 tidak lama lagi akan berakhir, namun crypto winter masih belum menunjukkan tanda akan mereda.
Kemungkinan, akan ada banyak perusahaan lagi yang bangkrut, selain perusahaan penambang kripto Bitcoin, jika bearish pasar kripto tak kunjung usai. Mari kita saksikan. [st]