Bisnis tambang Bitcoin menarik minat Peter Thiel, mantan bos besar Paypal sejak dahulu kala. Hal itu dia buktikan pada Oktober 2019 lalu, dengan cara menyuntikkan dana ke perusahaan Layer1 sebesar US$50 juta. Pada 19 Februari 2020 tambang itu beroperasi perdana. Bagaimana penampakannya?
Kendati masih baru, Layer1 di Texas, AS itu berambisi mengalahkan dominasi Tiongkok di bisnis itu. Maklumlah, Tiongkok sejak lama hingga saat ini mendominasi hingga 65 persen tambang Bitcoin. Sekitar 50 persen di antaranya terkonsentrasi di Sichuan.
Berdasarkan data dari Cambridge Bitcoin Mining Map, saat ini Amerika Serikat (AS) berada di peringkat kedua. Besarnya jauh sangat kecil, yakni hanya 7,24 persen. AS dikejar oleh Rusia di peringkat ketiga dengan dominasi sekitar 6,9 persen.
Menurut Alexander Liegl, Pendiri dan CEO Layer1 ambisi itu bisa dicapai dengan alat tambang Bitcoin yang berbeda dibandingkan pesaing seperti buatan Bitmain atau Canaan dari Tiongkok.
Liegl mengklaim alat tambang Bitcoin-nya jauh lebih cepat dan efisien daripada alat tambang yang ada saat ini.
Juga sama disebut ASIC Miner, alat itu memungkinkan dilakukan overclock, sehingga mampu meningkatkan hash rate-nya. Panas yang muncul terdampak overclock itu diatasi dengan menempatkan cairan berminyak khusus ke dalamnya.
Tak banyak penampakan alat tambang Bitcoin yang dimaksud Liegl itu. Namun, di akun resmi media sosialnya, ada sejumlah gambar dan video yang sangat menarik. Simaklah!
https://www.instagram.com/p/CAR69OrDTVT/
https://www.instagram.com/p/B9ZtCJYnQQ4/
https://www.instagram.com/p/B8t2zAWnJMz/
Layer1 memang sengaja memilih beroperasi di Texas, karena di negara bagian itu peraturan soal listrik relatif lebih bebas, karena tidak ada dominasi pemerintah. Tarif listrik juga terhitung murah, yang disediakan oleh perusahaan listrik retail swasta. [red]