Pencurian Kripto di Jepang Naik Tiga Kali Lipat

Kepolisian Jepang melaporkan pencurian kripto meningkat tiga kali lipat dalam enam bulan pertama tahun ini, di mana kripto senilai 60 milyar yen (US$540 juta) dicuri dari bursa kripto selain akun pribadi, seperti dilansir Crypto Globe, Kamis (20/09).

Menurut laporan Asahi Shimbun, pencurian kripto terbesar di Jepang tahun ini adalah peretasan bursa kripto Coincheck, di mana token NEM senilai 58 milyar yen (atau sekitar Rp7,6 trilyun) hilang. Seperti dilaporkan Crypto Globe, bursa tersebut belakangan dijual ke Monex senilai US$34 juta.

Asahi Shimbun juga melaporkan telah terjadi 158 insiden pencurian kripto di enam bulan pertama tahun ini, tiga kali lipat dibanding periode yang sama pada 2017 lalu. Dalam 149 kasus, nilai pencurian lebih dari 662 juta yen (US$ 5,8 juta). 2,5 milyar yen lainnya (US$22juta) tidak melibatkan bursa, melainkan dicuri dari akun pribadi.

Laporan tersebut menyatakan lebih dari 60 persen kasus atau 102 insiden, melibatkan individu yang menggunakan identitas serta kata sandi yang sama untuk akun surel mereka dan layanan internet lainnya, seperti belanja daring dan transaksi kripto.

Secara khusus, Kepolisian Jepang mengklaim peretasan Coincheck memicu kewaspadaan konsumen, sehingga jumlah insiden menurun secara drastis setelah kasus tersebut. Hanya terjadi 38 kasus pencurian kripto antara April dan Juni. Sebelumnya, antara Januari dan Maret terjadi ada 120 kasus.

Badan Layanan Keuangan Jepang (Financial Services Agency atau FSA) telah meningkatkan usahanya untuk mengawasi bursa kripto yang beroperasi di negara tersebut. Usaha ini tampaknya punya andil besar dalam menurunkan jumlah kasus yang terjadi.

Laporan Asahi Shimbun lebih lanjut menekankan bahwa kripto yang paling diincar adalah Bitcoin, di mana senilai total 860 juta yen (US$7,6 juta) dicuri dalam 96 kasus. Setelah BTC, kripto yang paling dicari adalah XRP, di mana lebih dari 1,52 milyar yen (US$13,5 juta) dicuri dalam 42 kasus. NEM adalah yang berikutnya, di mana terjadi 36 kasus dengan total kerugian sebesar 58 milyar yen (US$515 juta) dicuri setelah insiden Coincheck. Ada 14 kasus pencurian kripto Ethereum dengan kerugian mencapai 61 juta yen (sekitar Rp8milyar).

Laporan tersebut keluar menyusul berita bursa kripto Zaif di Jepang yang menjadi korban peretasan, di mana kripto senilai 6,7 milyar yen (US$59,7 juta) dicuri. Sebagian besar dananya dicuri dari rekening para pengguna.

Pada Maret, FSA menerbitkan perintah pembenahan bisnis terhadap Zaif Tech Bureau, agar meningkatkan langkah-langkah keamanannya. Awal tahun ini, badan pengawas tersebut membentuk divisi baru untuk mengawasi kripto, serta berencana meningkatkan jumlah anggota tim pengawas kriptonya. Kepolisian Jepang berkata sistem deteksi komputer yang menyala 24 jam merekam peningkatan upaya peretasan pada jaringan-jaringan uang kripto sejak Agustus 2017. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait