Pendiri BitMEX Ungkap Analisis Harga Bitcoin yang Bikin Penasaran!

Pasar kripto menyambut tahun 2025 dengan penuh semangat, ditandai dengan lonjakan harga Bitcoin yang kembali melampaui US$100 ribu

Momentum ini didorong oleh kondisi likuiditas dolar yang menguntungkan. Optimisme semakin menguat berkat ekspektasi tinggi terhadap kebijakan pro-kripto dari pemerintahan baru Amerika Serikat.

Namun, apa yang sebenarnya menjadi motor penggerak utama di balik kenaikan harga BTC ini? Dan bagaimana arah pasar di masa mendatang? Arthur Hayes, pendiri BitMEX, memberikan analisis tajam yang cukup menarik perhatian.

Likuiditas Dolar: Faktor Utama Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin

Dalam blognya, Arthur Hayes menyoroti penurunan Reverse Repo Facility (RRP) dan penggunaan Treasury General Account (TGA) oleh Departemen Keuangan AS sebagai faktor utama yang mendorong lonjakan pasar aset kripto dan kenaikan harga BTC.

Ia mencatat bahwa pada Desember 2024, The Fed menurunkan suku bunga RRP untuk mendorong dana keluar dari fasilitas tersebut dan beralih ke opsi dengan imbal hasil yang lebih tinggi.

“Saya memperkirakan nilainya akan mendekati nol pada suatu waktu di Q1, karena Money Market Funds (MMF) memaksimalkan hasil mereka dengan menarik dana dan membeli Treasury bills (T-bill) yang memberikan imbal hasil lebih tinggi,” jelasnya.

Langkah ini menghasilkan injeksi likuiditas sebesar US$237 miliar pada awal 2025, meskipun kebijakan Quantitative Tightening (QT) masih berlanjut. 

Hayes memperkirakan bahwa kombinasi kebijakan RRP dan TGA akan menambah likuiditas bersih sebesar US$57 miliar pada Q1 pertama 2025. Faktor ini menjadi pendorong utama kenaikan harga Bitcoin dan altcoin lainnya, dan sejalan dengan pola yang terlihat sejak penurunan besar RRP pada Q3 2022.

Relasi RRP dan Bitcoin - Arthur Hayes
Relasi RRP dan Bitcoin – Arthur Hayes

Ekspektasi terhadap Kebijakan Pro-Kripto Trump

Menurut Hayes, kebijakan pro-kripto Donald Trump menjadi salah satu harapan besar bagi industri kripto dan kenaikan harga Bitcoin. Namun, ia mengingatkan bahwa ekspektasi tinggi terhadap lonjakan harga BTC dapat menjadi bumerang jika implementasi kebijakan tersebut tidak sesuai rencana.

“Pertanyaan yang ingin saya jawab, setidaknya untuk Q1 2025, adalah apakah dorongan likuiditas dolar yang positif dapat meredam kekecewaan terhadap kecepatan implementasi dan dampak dari kebijakan Trump yang konon pro-kripto dan pro-bisnis,” jelasnya. 

Artinya, jika kebijakan AS yang pro-kripto tidak segera terwujud dengan dampak yang nyata, hal ini bisa mengecewakan pasar dan berpotensi menekan harga BTC kembali ke level yang lebih rendah.

Donald Trump Kian Fokus pada Bitcoin: Babak Baru dalam Kebijakan AS

Pendiri Bitmex tersebut juga menyoroti resiko besar yang muncul dari perdebatan tentang kenaikan batas utang AS. Jika debt ceiling tidak dinaikkan, maka TGA akan terkuras habis, yang berpotensi menciptakan tekanan likuiditas pada Q2. 

“Jika para politisi ragu untuk menaikkan debt ceiling, Departemen Keuangan akan menghabiskan saldo akun umum (TGA), menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem dan menciptakan momentum positif untuk kripto,” ungkapnya, 

Selain itu, Hayes juga mencatat bahwa jatuh tempo pembayaran pajak pada April 2025 dapat mengurangi likuiditas dolar secara signifikan, mengulangi pola yang terjadi pada tahun sebelumnya dan mungkin kembali memberikan momentum positif bagi harga Bitcoin. 

Bagaimana Investor Harus Bersikap?

Hayes, dengan pendekatan beraninya, menyarankan investor memanfaatkan momentum positif di awal tahun. Hal ini tercermin dalam grafik yang menunjukkan hubungan antara FFR upper bound (hijau), Bitcoin (magenta), S&P 500 Index (kuning), dan RRP (putih, terbalik).

Grafik Hubungan Upper Bound, RRP, Bitcoin, S&P 500 - Arthur Hayes
Grafik Hubungan Upper Bound, RRP, Bitcoin, S&P 500 – Arthur Hayes

Harga Bitcoin dan saham mencapai titik terendah pada September 2022, lalu melonjak setelah penurunan RRP menyuntikkan lebih dari US$2 triliun likuiditas dolar ke pasar global. Namun, dirinya juga menekankan pentingnya fleksibilitas untuk menghadapi risiko di Q2.

Tidak hanya itu saja, ia juga menekankan pentingnya memahami dinamika pasar global, termasuk kebijakan moneter di Jepang dan China.

Hayes mencatat bahwa potensi langkah devaluasi dolar oleh administrasi Trump dapat mengubah arah pasar secara drastis dan mungkin berpengaruh pada pergerakan harga BTC.

Pendiri BitMEX ini menyimpulkan bahwa awal tahun 2025 memberikan peluang besar bagi para trader dan investor kripto, tetapi tetap penuh tantangan. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait