Pasar Bitcoin baru-baru ini menyaksikan perjalanan naik-turun harga yang intens, meninggalkan para investor dan penggemar kripto untuk mencoba memahami penentu arah dari BTC.
Harga BTC melonjak menjadi US$28.184 yang mengesankan, didorong oleh kemenangan hukum Grayscale atas Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Namun, kegembiraan ini hanya berlangsung singkat, karena BTC segera melepaskan keuntungannya setelah SEC memutuskan untuk menunda keputusan mengenai tujuh aplikasi spot Bitcoin ETF.
Pasca peristiwa ini, harga BTC mengalami penurunan, merosot ke posisi terendah hampir dua minggu sebesar US$25.307 pada awal September.
Meskipun kini sedikit mengalami pemulihan, BTC tetap turun sekitar 1 persen secara harian, memicu spekulasi tentang nasibnya di bulan September yang secara historis cenderung bearish.
Selama enam tahun terakhir, Bitcoin secara konsisten mengalami kenaikan negatif selama bulan September.
Penentu Arah BTC
Analisis pasar yang dilakukan oleh ahli kripto Ali mengindikasikan risiko potensial bagi BTC, dengan kemungkinan kripto ini dapat turun menjadi sekitar US$23.340 karena support yang terbatas di bawah level US$25,400.
Sebaliknya, IntoTheBlock memberikan pandangan positif, mengidentifikasi tonggak berikutnya untuk BTC sebesar US$30.000.
Pandangan optimis ini didasarkan pada akumulasi 6,2 juta alamat yang mengakuisisi lebih dari 2,6 juta BTC sebagai persiapan menuju target US$30.000.
Perusahaan analisis on-chain Santiment memperkenalkan faktor penting yang mungkin jadi penentu arah masa depan BTC.
🐳 Whales are being particularly indecisive on #stablecoin accumulation. A tried and true method for predicting where #crypto heads next is analyzing big wallets to see the ratio of stablecoins they hold. A rise in their buying power would signal a bounce. https://t.co/oeRHFW9b9h pic.twitter.com/itvDgsK6a4
— Santiment (@santimentfeed) September 2, 2023
Menurut Santiment, pasokan stablecoin yang dipegang oleh whale dapat signifikan memengaruhi arah pergerakan BTC, baik menuju US$30.000 atau US$23.000. Perilaku pemegang besar aset ini memainkan peran penting dalam meramalkan tren pasar.
Peningkatan daya beli mereka bisa menjadi tanda bounce pasar yang akan datang. Hal ini sejalan dengan data on-chain yang ada, yang mengindikasikan bahwa kenaikan harga BTC baru-baru ini mungkin telah dipengaruhi oleh partisipan dompet tebal ini.
Data terbaru dari IntoTheBlock mengungkap bahwa alamat-alamat yang memegang 0,1 persen atau lebih dari total pasokan BTC telah menambahkan sekitar US$1,5 milyar dalam kepemilikan BTC dalam dua minggu terakhir.
Meski begitu, BTC tetap terjebak dalam kisaran harga antara US$24.800 dan US$31.000. Penembusan yang berkelanjutan di bawah ambang batas US$25.400, seperti yang disebutkan sebelumnya, bisa menjadi tanda awal potensi penurunan menuju level US$23.340.
Salah satu perkembangan signifikan yang telah memicu diskusi dalam ruang kripto adalah pengajuan ETF berbasis Bitcoin oleh BlackRock.
Live Bitcoin News melaporkan, BlackRock telah menanamkan harapan bahwa langkah ini bisa membuka era baru bagi kripto. Penting untuk dicatat bahwa para analis pasar optimis terhadap tanggapan SEC karena sejarah reputasi baik BlackRock.
Penasihat di Van Eck dan Tether, Gabor Gurbacs, nyampaikan pandangannya mengenai sikap hati-hati SEC terhadap Bitcoin ETF, dengan menekankan bahwa spot BTC ETF memberikan hubungan kepemilikan langsung terhadap aset yang mendasarinya.
Dia menekankan potensi untuk memperluas basis investor, meningkatkan likuiditas dan meningkatkan stabilitas pasar, jika disetujui. [st]