Pada 29 Juli 2019 lalu Global Blockchain Investment Summit (GBIS), yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN), bersama Global Blockchain Investment Alliance, Hong Kong Blockchain Association dan Blockchain Innovation and Education Centre (BCEE), diselenggarakan di Jakarta.
OLEH: Tim IPSE
Pertemuan blockchain lintas negara selama dua hari itu memaparkan banyak hal tentang transformasi ekonomi digital Indonesia, di mana blockchain dianggap sebagai teknologi yang amat menjanjikan dalam konsep distributed commerce dan distributed search. Dalam skema seperti ini, perdagangan daring (online) harus memberikan keadilan bagi konsumen, bukan sebaliknya. Dalam satu ekologi yang utuh dan lebih berdaya guna secara bisnis, distributed commerce harus mampu memadukan tiga hal, yakni distributed storage, distributed search dan distributed e-commerce. Konsumen dalam hal ini harus mendapatkan imbalan (reward) atas data yang dimilikinya.
Perkembangan ekonomi digital sangat tergantung pada nilai potensial data. Ketika teknologi 5G nanti tiba, era ledakan informasi yang lebih masif akan datang. Jumlah data akan semakin banyak dan semakin bernilai. Dalam situasi seperti ini, tantangan terbesar adalah soal sistem penyimpanan data dan sistem pencarian terhadap data tersebut. Sistem pencarian yang terpusat (sentralistik) saat ini sangat bergantung pada program yang secara otomatis menelusuri data di Internet. Namun, dalam beberapa hal, keandalan hasil pencarian tidak dapat dijamin.
Selain itu, cara seperti itu, seperti yang Anda ketahui sendiri, justru mengancam privasi pengguna dan mengarah pada bentuk penyalahgunaan data lainnya. Penyimpanan data secara terpusat dan mengumpulkan data ke dalam sistem komputer server terpadu sejatinya membentuk sistem monopoli data. Pada akhirnya itu justru mengabaikan hak atas data dan melanggar privasi. Dalam hal ini keamanan dan efisiensi tak terjamin.
Kelemahan sistem itu dapat diatasi dengan sistem Inter Planetary Search Engine (IPSE), mesin pencari berbasis Inter Planetary File System (IPFS). IPSE dan IPFS bersifat desentralistik, sehingga data didistribusikan di setiap simpul (node) jaringan. Dengan kata lain, data disimpan tidak terpusat di satu komputer server, di mana dalam dalam sistem sentralistik, dikuasai oleh satu entitas.
Dalam acara tersebut, Sliver Xie Pendiri IPSE, mengatakan IPSE akan dihadapkan pada masalah yang ada saat ini dan dijadikan sebuah solusi pelengkap. Pertama, masalah sumber data, IPSE akan menggunakan model insentif (reward/imbalan) untuk memungkinkan pengguna berbagi data dan menyewakan penggunaan data ke IPSE. Kedua, cara menyimpan data. Di sini peran IPSE memungkinkan data didistribusikan, dan disimpan, pengguna dapat mengenkripsi data mereka sendiri, sehingga kepemilikan data lebih aman.
Menurut kami, masa kini dan masa depan adalah era distribusi data yang diperkuat oleh teknologi blockchain. Data yang jumlahnya besar dan bernilai tinggi tidak boleh dikuasai oleh satu entitas, tapi dikembalikan kepada si empunya data, yakni pengguna, dengan memberikan reward (imbalan) yang setara. [*]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.